Peningkatan  PDRB  juga  berarti  pertumbuhan  ekonomi  disebabkan meningkatnya  kinerja  sektor  riil.  Dengan  meningkatnya  aktivitas  sektor  riil,  maka
akan  merangsang  dunia  usaha  untuk  terus  mengembangkan  usahanya  terutama  pada sektor-sektor  yang  memiliki  PDRB  yang  tumbuh  dengan  prospek  yang  baik  yang
pada akhirnya meningkatkan jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan.
b. Jumlah Kantor Bank
Nilai  koefisien  variabel  jumlah  kantor  bank  di  Sumatera  Utara  dari  hasil estimasi  diketahui  sebesar  0,902251.  Hal  tersebut  berarti  jika  jumlah  kantor  bank
bertambah 1, maka akan meningkatkan jumlah kredit yang disalurkan di Sumatera Utara  sebesar  0.902551,  ceteris  paribus  pada  tingkat  kepercayaan  99.  Hal
tersebut membuktikan bahwa hipotesis terdapat pengaruh positif antara jumlah kantor bank terhadap jumlah kredit di Sumatera Utara dapat diterima.
Hasil  yang  diperoleh  dalam  penelitian  ini  sesuai  dengan  penelitian  Abdullah dan Suseno 2004 yang menyatakan bahwa salah satu penyebab terhambatnya fungsi
intermediasi  perbankan  adalah  keterbatasan  kewenangan  memutuskan  pemberian kredit  yang  ada  di  kantor  cabang.  Oleh  karena  itu,  untuk  meningkatkan  penyaluran
kredit  perbankan  di  daerah,  agar  desentralisasi  perbankan  dalam  bentuk  perubahan sistem dari branch banking system ke unit banking system.
Peningkatan  jaringan  kantor  bank,  akan  meningkatkan  jumlah  kredit  yang disalurkan  kepada  masyarakat.  Semakin  banyak  jumlah  kantor  bank,  maka  akan
memudahkan  masyarakat  untuk  mengakses  dan  berhubungan  dengan  perbankan. Dengan demikian maka akan meningkatkan jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun
Universitas Sumatera Utara
sehingga  meningkatkan  kemampuan  bank  untuk  menyalurkan  kredit,  di  samping kemudahan  untuk  mengajukan  permohonan  kredit  di  bank.  Namun  perbankan  tetap
memperhatikan  risiko  pasar  yang  mungkin  terjadi  seperti  prospek  usaha  debitur  dan kondisi perekonomian.
c. Tingkat Bunga Deposit Sumatera Utara
Nilai koefisien variabel tingkat bunga deposit perbankan bertanda negatif, dan sesuai dengan yang diharapkan dan sesuai dengan teori. Dari hasil estimasi diperoleh
nilai  koefisien  tingkat  bunga  deposit  sebesar  -0,607314.  Hal  tersebut  berarti  setiap peningkatan  suku  bunga  deposit  sebesar  1,  maka  akan  menurunkan  jumlah  kredit
yang disalurkan di Sumatera Utara sebesar 0,607314. Dengan  demikian  hipotesis  penelitian  yang  menyatakan  bahwa  terdapat
pengaruh  negatif  tingkat  bunga  deposit  terhadap  jumlah  kredit  di  Sumatera  Utara, ceteris paribus dapat diterima.
Tingkat  suku  bunga  deposit  merupakan  faktor  penentu  dari  cost  of  fund perbankan.  Apabila  cost  of  fund  perbankan  tinggi,  maka  perbankan  akan  cenderung
lebih berhati-hati dalam penyaluran kredit, karena berbiaya tinggi dan pada akhirnya mempengaruhi jumlah kredit yang akan disalurkan perbankan kepada masyarakat.
Hasil  penelitian  tersebut  sesuai  dengan  pernyataan  Manurung  dan  Manurung 2009  yang  menjelaskan  model  keseimbangan  bank  di  Indonesia  didasarkan  pada
perilaku  kredit  dan  deposit  perbankan.  Model  kredit  perbankan  ditentukan  oleh tingkat bunga deposit, tingkat bunga kredit dan pendapatan domestik bruto. Respons
Universitas Sumatera Utara
kredit  perbankan  terhadap  tingkat  bunga  deposit,  tingkat  bunga  kredit,  dan  produk domestik bruto sesuai dengan ekspektasi teori.
Menurut  Pohan  2008,  menyatakan  apabila  perbankan  ingin  meningkatkan simpanan  masyarakat,  ceteris  paribus,  suku  bunga  akan  dinaikkan  sedemikian
sehingga  minat  menabung  akan  lebih  besar.  Sementara  itu  disisi  penyaluran  dana, interaksi  tersebut  akan  berpengaruh  pada  perkembangan  kredit  perbankan  kepada
masyarakat.
Menurut  Manurung  dan  Manurung  2009,  penawaran  kredit  oleh  perbankan akan  bergantung  kepada  tingkat Nett  Interest  Margin  perbankan  yaitu  tingkat  bunga
kredit r
L
dikurangi tingkat bunga deposit r
D
, semakin tinggi tingkat bunga deposit akan  menyebabkan  tingginya  tingkat  bunga  kredit  dan  menyebabkan  penawaran
kredit akan menurun, karena bank  akan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit untuk mencegah terjadinya non performing loan.
Menurut  Agung,  Dkk  2001,  kebijakan  moneter  mempengaruhi  permintaan aggregat  secara  langsung  melalui  tersedianya  kredit  perbankan.  Kebijakan  moneter
yang  kontraktif,  sebagai  contoh,  akan  menurunkan  suplai  kredit  perbankan  karena menurunnya  cadangan  bank  dan  biaya  dana  yang  menjadi  mahal.  Dengan  asumsi
bahwa mayoritas pendanaan investasi perusahaan berasal dari kredit perbankan yaitu kredit  perbankan  tidak  bersubstitusi  sempurna  dengan  bentuk  pendanaan  lainnya,
misalnya commercial paper, corporate bonds, dll. Bank dalam menjalankan fungsinya sebagai intermediator, akan menghimpun
dana  dari  masyarakat  untuk  disalurkan  dalam  bentuk  kredit.  Penawaran  suku  bunga
Universitas Sumatera Utara
untuk  menghimpun  dana  dari  masyarakat  akan  mempengaruhi  nett  interest  margin bank  dan  pada  akhirnya  mempengaruhi  laba  bank.  Suku  bunga  deposit  ini  akan
sangat mempengaruhi kegiatan bank tersebut. Ketatnya likuiditas akan meningkatkan suku  bunga  deposit.  Suku  bunga  deposit  juga  dipengaruhi  oleh  kebijakan  bank
sentral.  Apabila  suku  bunga  yang  ditawarkan  bank  sentral  terlalu  tinggi,  maka  akan menyebabkan  perbankan  cenderung  menaikkan  suku  bunga  depositnya  dan
mengalihkan  investasinya  kepada  instrumen  yang  menawarkan  return  lebih  tinggi, sehingga mengurangi jumlah kredit yang disalurkan.
d. Tingkat Bunga Kredit Sumatera Utara