Agregat Air Bahan Penyusun Beton

3.2.1.3 Reaksi hydrasi semen portland:

Pada reaksi hydrasi C 3 A akan bereaksi paling cepat dan menghasilkan 3CaO.Al 2 O 3 .3H 2 O. Senyawa ini membentuk gel yang bersifat cepat kaku. Tetapi 3CaO.Al 2 O 3 .3H 2 O akan bereaksi dengan gypsum dan membentuk ettringite yang akan menyelimuti permukaan 3CaO.Al 2 O 3 .3H 2 O, sehingga reaksi dari 3CaO.Al 2 O 3 akan dihalangi. Namun demikian lapisan ettringite tersebut, karena suatu fenomena osmosis, akan pecah dan reaksi C 3 A akan terjadi lagi, tetapi akan segera pula terbentuk lapisan ettringite baru. Proses ini akhirnya menghasilkan waktu pengikatan. Makin banyak ettringite yang terbentuk, walau pengikatan akan makin panjang. Mekanisme proses pengikatan dan pengerasan diperlihatkan pada gambar 3.2 Pada awal mula reaksi hydrasi tersebut akan menghasilkan pengendapan CaOH 2 . Ettringite dan C-S-H akan membentuk coating pada 3CaO.Al 2 O 3 , hal ini akan mengakibatkan reaksi hydrasi akan tertahan, periode ini disebut “ Inducktion periode” atau “resting periode” atau “Dorman periode”. Ini terjadi pada 1 – 2 jam dan selama itu pasta masih dalam keadaan plastis dan workable.

3.2.2 Agregat

Agregat adalah butiran mineral alam yang bersifat sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton dan menempati sebanyak 70 -75 dari isi total beton.Oleh karena itu agregat berpengaruh besar terhadap perilaku dan ketahanan durability dari beton keras hardened concrete. Berdasarkan ukuran butiran, agregat dapat dibagi menjadi dua, Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008 USU e-Repository © 2008 yaitu : a. Agregat halus pasir 0,15mm φ 5mm. b. Agregat kasar kerikil φ 5 mm.

3.2.3 Agregat Halus

Agregat halus ialah pasir alam yang merupakan hasil disintegrasi secara alami dari batu. Selain itu agregat halus dikualifikasikan sebagai butiran yang terletak diantara 0.15 mm dan 5 mm.

3.2.3.1 Persyaratan Umum Agregat Halus

Agregat halus yang digunakan sebagai bahan campuran beton harus memenuhi persyaratan – persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I.- 2, antara lain adalah : 1 Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan – batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat – alat pemecah batu. 2 Agregat halus terdiri dari butir – butir yang tajam dan keras. Butir – butir agregat halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh – pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. 3 Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 ditentukan terhadap berat kering. Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian – bagian yang dapat melalui ayakan dengan diameter no. 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 , maka agregat halus dicuci. Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008 USU e-Repository © 2008 4 Agregat halus tidak boleh mengandung bahan – bahan organis terlalu banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abram’s Harder dengan larutan NaOH. Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan warna ini juga dapat dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang 95 dari kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci dalam larutan 3 NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air, di umur yang sama. 5 Agregat halus harus terdiri dari butir – butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan akan memenuhi syarat – syarat yang ditentukan. 6 Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk – petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan – bahan yang diakui. Tabel 3.4 Susunan Besar Butiran Agregat Halus Ukuran Lubang Ayakan mm Lolos Kumulatif 9.50 4.75 2.36 1.18 0.60 0.30 0.15 100 95-100 80-100 50-85 25-60 10-30 2-10 Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008 USU e-Repository © 2008

3.2.3.2 Pemeriksaan Agregat Halus

Pemeriksaan yang dilakukan terhadap agregat halus meliputi : 1. Analisa ayakan pasir, ASTM C 136-95a 2. Pencucian pasir lewat ayakan no.200 pemeriksaan kadar lumpur, ASTM C 117-95 3. Pemeriksaan kandungan organic colorimetric test, ASTM C 40-92 4. Pemeriksaan kadar liat clay lump pasir, ASTM C 142-78 1990 5. Pemeriksaan berat isi pasir, ASTM C 29C 29 M-91a 6. Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi pasir, ASTM C 128-93

3.2.4 Agregat Kasar

Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu – batuan atau berupa batu pecah split yang diperoleh dari pecahan batu agregat kasar yang sering digunakan dalam praktek di lapangan mempunyai ukuran butiran antara 5 mm dan 40 mm.

3.2.4.1 Persyaratan Umum Agregat Kasar

Agregat halus yang digunakan sebagai bahan campuran beton harus memenuhi syarat – syarat Peraturan Beton Bertulang 1971 N.I.-2, antara lain adalah : 1 Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan – batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu. Pada umumnya yang dimaksudkan dengan agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm. Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008 USU e-Repository © 2008 2 Agregat kasar harus terdiri dari butir – butir yang keras dan tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung butir – butir pipih hanya dapat dipakai apabila jumlah butir – butir pipih tersebut tidak melampaui 20 dari berat seluruhnya. Butir – butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh – pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. 3 Agregat kasar tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 1 ditentukan dengan berat kering. Yang diartikan dengan Lumpur adalah bagian – bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar Lumpur melalui 1 maka agregat kasar harus dicuci. 4 Agregat kasar tidak boleh mengandung zat – zat yang dapat merusak beton, seperti zat – zat yang reaktif alkali. 5 Kekerasan dari butir – butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan beban penguji 20 ton dan memenuhi syarat – syarat yang ditentukan atau dengan mesin pengaus Los Angeles, dengan mana tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50. 6 Agregat kasar terdiri dari butir – butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan harus memenuhi syarat –syarat yang ditentukan. 7 Besar butir maksimal tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal pelat atau Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008 USU e-Repository © 2008 tigaperempat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas tulangan. Tabel 3.5 Susunan Besar Butiran Agregat Kasar Ukuran Lubang Ayakan mm Lolos Kumulatif 38.10 19.10 9.52 4.76 95 - 100 35 - 70 10 - 30 0 - 5

3.2.4.2 Pemeriksaan Agregat Kasar

Pemeriksaan yang dilakukan pada agregat kasar meliputi : 1. Analisa ayakan kerikil, ASTM C 136-95a 2. Pemeriksaan berat isi kerikil, ASTM C 29 C 29 M-91 a 3. Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi kerikil, ASTM C 127 – 88 1993

3.2.5 Air

Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang paling penting namun harganya paling murah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta untuk menjadi bahan pelumas antara butir – butir agregat agar dapat dengan mudah dikerjakan dan dipadatkan, selain dari jumlah air, kualitas air juga harus dipertahankan. Dalam pemakaian air untuk beton, sebaiknya air memenuhi syarat sebagai berikut : Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008 USU e-Repository © 2008 1 Air tidak boleh mengandung Lumpur benda melayang lainnya lebih dari 2 gram liter. 2 Air tidak mengandung garam – garam yang dapat merusak beton asam, zat organik dan sebagainya lebih dari 15 gram liter. 3 Air tidak mengandung khlorida CI lebih dari 0,5 gram liter. 4 Air tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram liter. Di samping digunakan sebagai bahan dasar penyusun beton, air juga digunakan untuk merawat beton tetapi air yang digunakan tidak menimbulkan terjadinya endapan atau noda yang menyebabkan perubahan warna pada permukaan beton. Air yang digunakan pada penelitian ini adalah jaringan air PDAM Tirtanadi di Laboratorium Beton Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Secara visual, air tersebut jernih dan tidak mengandung bahan – bahan kotoran, sehingga baik dipergunakan sebagai bahan campuran beton. Tabel 3.6 Batas – batas izin air untuk campuran beton Jenis Batas yang diizinkan PH Bahan padat Bahan terlarut Bahan Organik Minyak Sulfat SO 3 Chlor CI 4,5 – 8,5 2000 ppm 2000 ppm 2000 ppm 2 dari berat semen 10000 ppm 10000 ppm Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008 USU e-Repository © 2008

3.3 Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam peneliitian ini semuanya tersedia di Laboratorium Beton, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Peralatan yang digunakan selama penelitian adalah sebagai berikut : 1. Satu set ayakan. Ayakan ini digunakan untuk pengujian gradasi dengan ukuran lubang ayakan sebagai berikut : 44,4 mm ; 38,1 mm; 19,0 mm ; 9,50 mm ; 4,75 mm ; 2,36 mm ; 1,18 mm ; 0,60 mm ; 0,30 mm ; 0,15 mm dan pan. 2. Penggetar ayakan. Alat ini digunakan untuk menggetarkan susunan ayakan yang berisi agregat agar terpisah sesuai dengan ukuran butirnya dengan memakai tenaga listrik. 3. Timbangan kecil. Timbangan ini digunakan pada waktu pengujian agregat dan mempunyai kemampuan maksimal 5 kg. 4. Timbangan besar. Alat ini mempunyai kemampuan maksimal 30 kg. Alat ini digunakan untuk menimbang pasir, batu pecah, semen dan benda uji. 5. Volumetric flash. Alat ini untuk pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat pasir yang mempunyai kapasitas 500 cc. 6. Gelas ukur. Alat ini digunakan untuk mengukur volume air pada waktu pemeriksaan kandungan lumpur, pemeriksaan bahan organik, dan untuk mengukur volume air pada waktu pembuatan benda uji. Gelas ukur ini mempunyai kapasitas 1000cc. Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008 USU e-Repository © 2008