Pengujian Kuat Tekan Beton Pengujian Balok Beton Bertulang

3.5.2 Pengujian Kuat Tekan Beton

Benda uji yag akan diuji dikeluarkan dari bak perendaman 24 jam sebelum pengujian, setelah direndam selama umur beton dalam penelitian ini adalah 28 hari, diuji sebanyak 3 buah benda uji untuk tiap variasi campuran. Pengujian kekuatan tekan beton dilakukan menggunakan mesin kompres berkapasitas 200 ton, terhadap masing – masing benda uji silinder beton sesuai dengan umur rencana benda uji tersebut. Prosedur Pengujian Kuat Tekan Beton a. Keluarkan benda uji dari tempat perawatan, jemur selama 24 jam apabila dari perawatan dengan perendaman b. Timbang berat benda uji sebelum dilakukan pengujian c. Masukkan benda uji ke mesin kompres dan hidupkan mesin sampai jarum pada dial pembacaannya tidak bertambah lagi benda uji sudah runtuh d. Catat kuat tekan benda uji tersebut Analisa Data Kekuatan tekan benda uji beton dihitung dengan rumus : A P b = σ Dengan : b σ = kekuatan tekan beton dari tiap – tiap benda uji kgcm 2 P = beban tekan kg Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008 USU e-Repository © 2008 A = luas permukaan benda uji cm 2

3.5.3 Pengujian Balok Beton Bertulang

Pengujian balok beton bertulang dilaksanakan setelah balok uji berumur 28 hari. Gambar 3.3 Pengujian Balok Beton Bertulang 3.5.4.1Pengujian Kuat Lentur dan Lenturan Balok Beton Bertulang Pengujian kuat lentur balok beton bertulang dilakukan dengan menggunakan alat Jack Hydraullik yang berkapasitas 25 ton. Balok uji ditempatkan pada perletakan. Balok uji diberi beban terpusat P yang merupakan titik pembebanan menbagi balok dengan jarak yang sama masing – masing 100 m. Untuk mengukur lenturan balok ditempatkan 3 buah Dial Indikator, dengan jarak masing - masing 60 cm seperti pada gambar . Sebelum dibebani, jarum – jarum penunjuk pada Dial Indikator ini harus pada posisi angka nol. Beban P pada tahap awal diberi sebesar 1,0 ton dan selanjutnya ditambah secara bertahap sebesar 0,5 ton. Besarnya beban P yang diberikan dapat dibaca pada Manometer Jack. Untuk setiap tahap pembebanan dibaca dan dicatat lenturan yang terjadi pada ketiga Dial Indikator. Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008 USU e-Repository © 2008 Selama pembebanan berlangsung, diperhatikan dan dicatat saat mulainya retak pertama retak kasat mata retak yang dapat dilihat dengan mata, pola retakan beton yang terjadi dan beban maksimum saat terjadinya kegagalan kapasitas daya dukung dari balok uji. Gambar 3.4 Penempatan Pin Strain Meter, Dial Indikator dan Beban 3.5.4.2Pengujian Regangan Balok Beton Bertulang Pengukuran regangan balok uji dilakukan bersamaan dengan pengukuran lenturan yang terjadi. Untuk setiap balok uji, pengukuran regangan dilakukan pada 3 tempat dengan membaca regangan dari 3 pasang pointer yang telah ditentukan sebelumnya. Sketsa posisi pengukuran regangan dan letak ke 3 pasang pointer pembacaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008 USU e-Repository © 2008 Gambar 3.5 Posisi Pin Strain Meter 3.5.4.3Pengukuran Lebar Retak Pengukuran lebar retak dilakukan dengan menggunakan alat Microscope Crack, dan panjang retaknya diukur dengan pendekatan benang. Retak yang diamati berada dalam 72 segmen yang telah dibagi seperti tampak pada gambar. Gambar 3.6 Segmen Pengamatan Posisi Retak Rahmi Karolina : Analisa Dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen - Kurvator Pada Balok Beton Bertulang, 2008 USU e-Repository © 2008

3.6 Perhitungan momen dan kurvatur pada balok beton tanpa confinement