pH DO Dissolved Oxygen Nilai DO Dissolved Oxygen atau oksigen terlarut dari kelima stasiun

ketinggian dari permukaan air, letak geografis dan musiman Tarumingkeng, 2001.

4.4.5 pH

Nilai pH dari kelima stasiun penelitian berkisar antara 6,2-6,6. Nilai pH tertinggi terdapat pada stasiun 5 Sungai Hula-huli yakni 6,6. Nilai pH terendah terdapat pada stasiun 1 Sungai Ponot yakni 6,2. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumya berkisar antara 7-8,5 Kristanto, 2002. Menurut Wahyuningsih dan Dedi 2003, Ikan air tawar masih dapat menolerir pH air sebesar 4,0-10,0. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi Barus, 2004. Nilai pH yang didapat dari kelima stasiun tersebut masih dapat mendukung kehidupan ikan karena masih sesuai dengan baku mutu air kelas III berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001, bahwa kisaran pH normal perairan yang dapat menopang kehidupan organisme perairan adalah 6,5-8,5.

4.4.6 DO Dissolved Oxygen Nilai DO Dissolved Oxygen atau oksigen terlarut dari kelima stasiun

penelitian berkisar antara 7,1-8,2 mgl. Nilai oksigen terlarut tertinggi terdapat pada stasiun 1 Sungai Ponot yakni 8,2 mgl. Nilai oksigen terlarut terendah terdapat pada stasiun 4 Sungai Parhitean yakni 7,1 mgl. Stasiun 4 Sungai Parhitean merupakan kawasan pemukiman penduduk sehingga banyak terdapat aktifitas masyarakat yang dapat mempengaruhi keberadaan nilai oksigen terlarut. Kandungan oksigen terlarut dalam air merupakan salah satu komponen utama yang menentukan kualitas suatu perairan, karena oksigen diperlukan bagi respirasi hewan akuatik, selain itu adanya oksigen dapat menentukan proses penguraian baik secara biologis maupun kimiawi. Idealnya kandungan oksigen terlarut berada di atas 5 mgl tetapi dengan terjadinya proses penguraian bahan-bahan organik secara aerob, maka kandungan oksigen terlarut di dalam air menjadi turun dan jika Universitas Sumatera Utara penurunan mencapai 2 mgl merupakan ancaman bagi kehidupan organisme akuatik terutama ikan Pescod, 1973. Perubahan kandungan oksigen terlarut di lingkungan sangat berpengaruh terhadap hewan air. Tiap-tiap spesies biota akuatik mempunyai kisaran toleransi yang berbeda-beda terhadap konsentrasi oksigen terlarut di suatu perairan Jubaedah, 2006. Kadar oksigen terlarut dalam perairan alami bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian dan musiman bergantung pada pencampuran, dan pergerakan massa air, respirasi dan limbah yang masuk kedalam suatu perairan Effendi, 1997. Nilai oksigen terlarut pada kelima stasiun tersebut masih mendukung kehidupan ikan sesuai dengan baku mutu air kelas III berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001.

4.4.7 BOD