BOD Nitrat NO Hasil Pengukuran Faktor Fisik-Kimia Perairan Sungai Asahan

penurunan mencapai 2 mgl merupakan ancaman bagi kehidupan organisme akuatik terutama ikan Pescod, 1973. Perubahan kandungan oksigen terlarut di lingkungan sangat berpengaruh terhadap hewan air. Tiap-tiap spesies biota akuatik mempunyai kisaran toleransi yang berbeda-beda terhadap konsentrasi oksigen terlarut di suatu perairan Jubaedah, 2006. Kadar oksigen terlarut dalam perairan alami bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian dan musiman bergantung pada pencampuran, dan pergerakan massa air, respirasi dan limbah yang masuk kedalam suatu perairan Effendi, 1997. Nilai oksigen terlarut pada kelima stasiun tersebut masih mendukung kehidupan ikan sesuai dengan baku mutu air kelas III berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001.

4.4.7 BOD

5 Nilai BOD Biochemical Oxygen Demand 5 dari kelima stasiun penelitian berkisar antara 3,1-4,6 mgl, nilai BOD 5 tertinggi terdapat pada stasiun 1 Sungai Ponot yakni 4,6 mgl, tingginya nilai BOD 5 pada stasiun 1 Sungai Ponot disebabkan oleh karena daerah ini merupakan daerah objek wisata air terjun Ponot, sehingga mengakibatkan banyaknya pencemaran senyawa organik dan anorganik yang ke dalam badan perairan tersebut. Sedangkan nilai BOD 5 terendah terdapat pada stasiun 4 Sungai Parhitean yaitu 3,1 mgl. Apabila konsumsi oksigen antara 10-20 mgl O 2 BOD menunjukkan bahwa telah terjadi pencemaran oleh senyawa organik yang tinggi sehingga membutuhkan banyak oksigen untuk menguraikannya Brower et al., 1990. 5 merupakan gambaran kadar bahan organik, yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi karbondioksida dan air. BOD 5 hanya menggambarkan bahan organik yang dapat diuraikan secara biologis. Bahan organik ini dapat berupa lemak, protein, glukosa dan sebagainya. Bahan organik dapat berasal dari pembusukan tumbuhan dan hewan yang mati atau hasil buangan limbah domestik dan industri. Nilai BOD 5 merupakan parameter indikator pencemaran bahan organik, dimana semakin Universitas Sumatera Utara tinggi angka nilai BOD 5 semakin tinggi tingkat pencemaran oleh bahan organik Barus, 2004. Nilai BOD 5

4.4.8 Nitrat NO

kelima stasiun penelitian masih mendukung kehidupan ikan sesuai dengan baku mutu air kelas III berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001. 3 Nilai nitrat dari kelima stasiun penelitian berkisar antara 0,1-0,2 mgl, tertinggi terdapat pada stasiun 2 Sungai Baturangin dan stasiun 3 Sungai Tangga yakni 0,2 mgl. Nilai nitrat terendah terdapat pada stasiun 1 Sungai Ponot, stasiun 4 Sungai Parhitean dan stasiun 5 Sungai Hula-huli yakni 0,1 mgl. Nitrat merupakan salah satu nutrisi penting bagi kehidupan plankton, secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap ikan, dimana plankton merupakan bahan makanan untuk ikan. Menurut Barus 2004, nitrat merupakan produk akhir dari proses penguraian protein dan nitrit. Nitrat merupakan zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan termasuk algae dan fitoplankton untuk dapat tumbuh dan berkembang, sementara nitrit merupakan senyawa toksik yang dapat mematikan organisme air. Nilai Nitrat NO 3

4.4.9 Posfat PO