4.4.3 Arus Air
Nilai kecepatan arus air dari kelima stasiun penelitian berkisar antara 0,5– 0,9 ms, dengan kecepatan arus tertinggi terdapat pada stasiun 5 Sungai Hula-
huli yaitu dengan kecepatan 0,9 ms dan terendah pada stasiun 1 Sungai Ponot dan stasiun 4 Sungai Parhitean dengan kecepatan 0,5 ms. Besarnya kecepatan
arus pada stasiun 5 Sungai Hula-huli disebabkan oleh posisi sungai yang terjal sehingga aliran sungai yang relatif lurus. Rendahnya arus pada stasiun 1 Sungai
Ponot dan stasiun 4 Sungai Parhitean karena pada stasiun ini banyak ditemukan bebatuan yang besar sehingga membuat pergerakan arus air melambat.
Menurut Barus 2004, sangat sulit untuk membuat suatu batasan mengenai kecepatan arus karena di suatu ekosistem air sangat berfluktuasi dari periode ke
periode tergantung dari fluktuasi debit dan aliran air serta kondisi substrat yang ada. Pada musim penghujan misalnya akan meningkatkan debit air dan sekaligus
mempengaruhi kecepatan arus. Adanya berbagai substrat pada dasar perairan akan menyebabkan kecepatan arus bervariasi. Pada alur sungai yang lurus arus tercepat
berada pada bagian tengah sungai. Hal ini sesuai dengan hukum fisika mengenai gesekan friction yang menyatakan bahwa daerah yang terbebas dari gesekan
akan mempunyai arus yang lebih cepat. Pada alur sungai yang membelok meander kecepatan arus paling tinggi pada bagian pinggir sungai, sesuai dengan
hukum fisika tentang putaran massa sentrifugal.
4.4.4 Intensitas Cahaya
Nilai intensitas cahaya dari kelima stasiun penelitian berkisar antara 1055-1490 Candela. Intensitas cahaya yang tertinggi terdapat di stasiun 1 Sungai Ponot
yaitu 1490 Candela. Intensitas cahaya yang terendah di stasiun 2 Sungai Baturangin yaitu 1055 Candela. Rendahnya intensitas cahaya ini karena
banyaknya vegetasi di pinggiran sungai tersebut. Menurut Barus 2004, vegetasi dapat mempengaruhi intensitas cahaya, karena tumbuh-tumbuhan tersebut
mempunyai kemampuan untuk mengabsorbsi cahaya matahari. Intensitas cahaya matahari yang mencapai permukaan perairan sangat dipengaruhi oleh awan,
Universitas Sumatera Utara
ketinggian dari permukaan air, letak geografis dan musiman Tarumingkeng, 2001.
4.4.5 pH