Analisis Hubungan Panjang dan Berat Faktor Kondisi

3.5 Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui hubungan panjang dan berat, faktor kondisi dan isi lambung ikan batak Tor soro terhadap faktor fisik kimia di Perairan Sungai Asahan, Sumatera Utara.

3.5.1 Analisis Hubungan Panjang dan Berat

Menurut Wahyuningsih dan Barus 2006 pengukuran panjang ikan dilakukan dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan, panjang total TL diukur mulai dari bagian terdepan moncongbibir premaxillae hingga ujung ekor Caudal fin. Analisis panjang dan berat ikan bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan di alam. Untuk mempermudah dalam pengolahan data dalam mencari hubungan panjang dan berat digunakan Microsoft Excel 2007. Untuk mencari hubungan antar panjang total ikan dengan beratnya digunakan persamaan sebagai berikut : W = a L b atau : dimana : Log W = Log a + b Log L Effendie, 1992 W = berat ikan dalam g L = panjang total ikan dalam mm a dan b = konstanta Arti Nilai b adalah: Bila b=3 berarti pertumbuhan bersifat isometrik atau baik, karena antara pertumbuhan berat dan panjang sebanding atau kondisi ikan ideal. Bila b lebih besar atau lebih kecil dari 3 berarti pertumbuhan ikan bersifat alometrik atau kurang baik karena pertumbuhan berat dan panjang tidak sebanding, artinya kondisi ikan kurang baik. Alometrik ini dibagi menjadi 2 golongan yaitu: bila b 3 berarti pertumbuhan panjang lebih cepat dibanding pertumbuhan berat sehingga ikan tampak kurus atau tidak normal karena terlihat terlalu panjang alometrik negatif dan bila b 3 berarti pertumbuhan berat lebih Universitas Sumatera Utara cepat dibanding pertumbuhan panjang sehingga ikan tampak tidak normal karena terlalu gemuk alometrik positif.

3.5.2 Faktor Kondisi

Faktor kondisi K dihitung berdasarkan pada panjang dan berat ikan sampel. Apabila pertumbuhan ikan isometrik b=3, maka faktor kondisi menggunakan rumus Effendie, 1997 : Keterangan : K = Faktor kondisi W = Berat rata-rata ikan dalam satu stasiun g L = Panjang rata-rata ikan dalam satu stasiun mm Ikan yang mempunyai pertumbuhan bersifat alometrik apabila b lebih besar atau lebih kecil dari 3, maka persamaan yang digunakan adalah : Keterangan : K = Faktor kondisi W = Berat rata-rata ikan dalam satu stasiun g L = Panjang rata-rata ikan dalam satu stasiun mm a dan b = Konstanta Apabila nilai K berkisar antara 2-4, maka tubuh ikan tergolong agak pipih dan nilai K 2 menyatakan tubuh ikan tergolong kurang pipih. Variasi nilai K bergantung kepada makanan, umur, jenis kelamin, dan kematangan gonad. Semakin besar nilai K maka dapat dikatakan faktor kondisinya baik Effendie, 1997. Universitas Sumatera Utara

3.5.3 Kebiasaan Makanan