organisme akuatik umumnya berkisar antara 7-8,5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup
organisme karena akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat yang bersifat toksik Barus, 1996.
Nilai pH air dapat mempengaruhi jenis dan susunan zat dalam lingkungan perairan dan mempengaruhi ketersediaan unsur hara serta toksinitas dari unsur
renik Barus, 2004. pH merupakan suatu ekspresi dari konsentarsi ion hidrogen H
+
di dalam air. Biasanya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentasi ion H, pH sangat penting sebagai parameter kualitas air, karena pH mengontrol tipe
dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Ikan dan organisme akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai
pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan organisme air Rifai et al., 1983.
2.3.2.2 DO Dissolved Oxygen
Dissolved Oxygen DO merupakan banyaknya oksigen terlarut dalam suatu perairan. Kelarutan oksigen merupakan salah satu faktor terpenting dalam setiap
sistem perairan yang diperlukan organisme untuk melakukan respirasi. Sumber utama oksigen terlarut berasal dari atmosfir dan proses fotosintesis dan dari
tumbuhan air lainnya. Oksigen dari udara diserap dengan difusi langsung permukaan air oleh angin dan arus Michael, 1994. Kelarutan maksimum oksigen
di dalam air terdapat pada suhu 0°C, yaitu sebesar 14,16 mgl O
2
Menurut Odum 1994 bahwa kadar oksigen akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada
lapisan permukaan air, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis.
Bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar DO, karena proses . Konsentrasi
oksigen ini akan menurun sejalan dengan meningkatnya temperatur air dan sebaliknya temperatur yang semakin rendah akan meningkatkan konsentrasi
oksigen terlarut Barus, 2004.
Universitas Sumatera Utara
fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik.
2.3.2.3 BOD
5
BOD
Biochemical Oxygen Demand
5
kebutuhan oksigen biologis adalah kebutuhan oksigen yang dibutuhkan dalam lingkungan air, pengukuran BOD
5
didasarkan kepada kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organik, artinya hanya
terhadap senyawa yang terdapat yang mudah diuraikan secara biologis seperti senyawa yang dihasilkan dalam rumah tangga, untuk produk-produk kimiawi
seperti senyawa minyak dan buangan kimia lainnya akan sangat sulit atau bahkan tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme. Proses penguraian senyawa organik
biasanya diukur selama 5 hari BOD
5
, karena diketahui dari hasil jumlah senyawa organik yang diuraikan sudah mencapai ± 70 . Nilai BOD
5
dapat dinyatakan sebagai jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme aerobik
dalam proses penguraian senyawa organik yang diukur pada temperatur 20
Penguraian bahan buangan organik melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme di dalam air lingkungan adalah proses alamiah yang mudah
terjadi apabila air lingkungan mengandung oksigen yang cukup. Semakin tinggi nilai BOD
C Barus, 2004.
5
suatu badan perairan maka semakin buruk kondisi perairan tersebut. Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa organik semakin
banyak, sehingga menurunkan nilai oksigen yang terlarut. Dengan demikian kondisi air menjadi miskin oksigen sehingga plankton dan organisme air lainnya
tidak dapat berkembang dengan baik sebab BOD
5
yang tinggi mengindikasikan banyak limbah yang terdapat dalam air tersebut Wardhana, 1995.
2.3.2.4 Nitrat NO