Kebiasaan Makanan Analisis Data

3.5.3 Kebiasaan Makanan

Analisis kebiasaan makanan menggunakan metode Indeks Bagian Terbesar atau Index of Preponderance IP yang merupakan gabungan dari metode frekuensi kejadian dan metode volumetrik. Persentase frekuensi kejadian suatu jenis makanan dihitung berdasarkan jumlah kejadian ditemukannya suatu jenis organisme makanan pada lambung ikan. Rumus Index of Preponderance oleh Natarajan dan Jhingran dalam Effendie 1992 yaitu: dimana : IP = Index of Preponderance Indeks Bagian Terbesar Vi = Persentase volume satu macam makanan Oi = Persentase frekuensi kejadian satu macam makanan = Jumlah Vi x Oi dari semua macam makanan Berdasarkan nilai IP, Nikolsky 1963 membedakan makanan ikan ada tiga golongan, yaitu: makanan utama, jika nilai IP 40, makanan pelengkap, jika nilai IP 4-40 , dan makanan tambahan, jika nilai IP 4 . 3.5.4 Analisis korelasi r antar faktor fisik-kimia lingkungan dengan jenis makanan yang ditemukan dalam lambung Ikan Batak Tor soro Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara jenis makanan yang dimakan ikan batak Tor soro dengan faktor fisik-kimia lingkungan di Sungai Asahan. Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS ver.16.00 Santoso, 2008. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hubungan Panjang dan Berat Ikan Batak Tor soro Jumlah ikan batak Tor soro tertangkap sebanyak 65 ekor dari kelima stasiun penelitian dengan kisaran panjang 42-160 mm dan kisaran berat 1- 44,3 g. Analisis pola pertumbuhan ikan batak Tor soro menggunakan pendekatan parameter panjang dan berat. Berat dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang, dimana hubungan antara keduanya hampir mengikuti hukum kubik yaitu bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya Effendie, 1997. Hubungan panjang dan berat ikan batak Tor soro disajikan pada Tabel 4.1. berikut: Tabel 4.1 Hubungan Panjang dan Berat Ikan Batak Tor soro No Stasiun n ekor a b Pola Pertumbuhan 1 Sungai Ponot 12 9,5235 x 10 -6 3,0479 Alometrik positif 2 Sungai Baturangin 12 1,0894 x 10 -5 2,9960 Alometrik negatif 3 Sungai Tangga 22 1,0444 x 10 -4 2,3943 Alometrik negatif 4 Sungai Parhitean 10 4,8183 x 10 -5 2,6812 Alometrik negatif 5 Sungai Hula-huli 9 3,0775 x 10 -5 2,7367 Alometrik negatif Berdasarkan hasil hubungan panjang dan berat ikan batak Tor soro diperoleh nilai b Tabel 4.1, nilai b adalah indikator pertumbuhan yang menggambarkan kecenderungan pertambahan panjang dan berat ikan. Nilai b berkisar antara 2,3943-3,0479. Nilai b tertinggi diperoleh pada stasiun Sungai Universitas Sumatera Utara