54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Berdasarkan  pada  hasil  penelitian  yang  telah  diperoleh  dapat  disimpulkan bahwa:
a. Hasil  karakterisasi  simplisia  buah  rimbang  yang  diperoleh
memenuhisyarat  yang  tertera  pada  MMI  Materia  Medika  Indonesia jilid IV tahun 1995.
b. Ekstrak buah rimbang dapat diformulasikan ke dalam sediaan krim yang
homogen  dengan  tipe  emulsi  minyak  dalam  air,  pH  5,4-5,7,  tidak menimbulkan iritasi kulit dan stabil dalam penyimpanan selama 90 hari
dalam suhu kamar. c.
Hasil  analisa  statistik  krim  ekstrak  buah  rimbang  dengan  blanko memiliki  perbedaan  yang  signifik
an  p  ≤  0,05,  dimana  krim  ekstrak buah  rimbang  mampu  memberikan  efek  sebagai
anti-aging
dengan kadar air kulit  yang meningkat, kulit semakin halus, pori semakin kecil
dan noda, keriput, serta kedalaman keriput berkurang. Efektivitas paling baik  sebagai
anti-aging
adalah  krim  EEBR  10  yang  mampu meningkatkan  kadar  air  dari  27,67  menjadi  33,33;  mengurangi
kekasaran  kulit  dari  34,33  menjadi  27,67;  mengecilkan  pori-pori  dari 33,00  menjadi  24,33;  mengurangi  noda  dari  26,00  menjadi  20,00;
mengurangi  keriput  dari  19,67  menjadi  12,00;  dan  mengurangi kedalaman keriput dari 32,33 menjadi 27,00.
Universitas Sumatera Utara
55
5.2  Saran
Diharapkan  kepada  peneliti  selanjutnya  agar  dapat  memformulasikan ekstrak buah rimbang sebagai
anti-aging
dalam bentuk sediaan oral seperti tablet, kapsul atau yang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
56
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, D.A., Bajpei, S.P., Patil, A.A., Bavaskar, R.S., 2010.
Solanum torvum Sw.-A Phytopharmacological Review
. Der Pharmacia Lettre 24: 403-407.
Andarwulan,  N.,  Batari,  R.,  Sandrasari,  D.A.,  Bolling,  B.,  Wijaya,  H.  2010. Flavonoid  Content  and  Antioxidant  Activity  of  Vegetables  from
Indonesia. Bogor:
Journal of Food
Chemistry 121: 1231-1235.
Andarwulan,  N.  dan  Faradilla,  R.H.F.  2012.  Senyawa  Fenolik  pada  Beberapa Sayuran  Indigenous  dari  Indonesia.  Bogor:
South  East  Asian  Food  and Agricultural  Science  and  Technology  SEAFAST  Center
,  Institut Pertanian Bogor.
Anief, M. 1997.
Formulasi Obat Topikal Dengan Dasar Penyakit Kulit
. Cetakan Pertama, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halaman: 1-7.
Anief,  M.  2000.
Ilmu  Meracik  Obat  teori  dan  Praktik
.  Cetakan  Pertama. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halaman: 107-109.
Ansel,  H.C.  1989.
Pengantar  Bentuk  Sediaan  Farmasi
.  F.  Ibrahim,  Edisi  ke-4, Jakarta: UI Press. Halaman: 156-158, 513.
Apriady,  R.A.  2010.  Identifikasi  Senyawa  Asam  Fenolat  pada  Sayuran
Indigenous
Indonesia.
Skripsi
.  Bogor:  Fakultas  Teknologi  Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Ardhie,  M.A.  2011.  Radikal  Bebas  dan  Peran  Antioksidan  dalam  Mencegah Penuaan.
MEDICINUS.
241: 5-9.
Aramo.  2012.
Skin  and  Hair  Diagnosis  System
.  Sungnam:  Aram  Huvis  Korea Ltd. Halaman 1-10.
Balsam,  M.S.  1972.
Cosmetics:  Science  and  Technology
.  Volume  II.  Edisi Kedua. New York: John Willey and Sons Inc. Halaman: 179.
Barel, A.O., Paye, M., Howard, I.M. 2009.
Handbook of Cosmetic Science and Technology
. Edisi Ketiga. New York: Informa Healthcare. Halaman: 473, 514, 774-775.
Depkes, RI. 1966. Formularium Indonesia. Jakarta: Depkes RI. Halaman: 245. Depkes, RI. 1978.
Materia Medika Indonesia
. Jilid II. Jakarta: Depkes RI. Halaman: 11 3-121, 150-156.
Depkes, RI. 1986.
Sediaan Galenik
. Jakarta: Depkes RI. Halaman: 6-7.
Universitas Sumatera Utara
57 Depkes,  RI.  1995.
Materia  Medika  Indonesia
.  Edisi  Keempat.  Jakarta:  Depkes RI. Halaman: 323-325.
Depkes,  RI.  1995.
Farmakope  Indonesia
.  Edisi  Keempat.  Jakarta:  Depkes  RI. Halaman: 6.
Depkes, RI. 2000.
Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat
. Jakarta: Depkes RI. Halaman: 1,9-12,17.
Ditjen  POM.  1979.
Farmakope  Indonesia
.  Edisi  Ketiga.  Jakarta:  Depkes  RI. Halaman: 9, 33.
Ditjen  POM.  1985.
Formularium  Kosmetika  Indonesia
.  Jakarta:  Depkes  RI. Halaman: 29.
Harbone,  J.B  1987.
Metode  Fitokimia,  Penuntun  Cara  Modern  Menganalisa Tumbuhan
.  Terjemahan  Kosasih  Padmawinata.  Edisi  II.  Bandung:  ITB Press. Halaman 35.
Inggrid,  M.  dan  Santoso,  H.  2014.  Ekstraksi  Antioksidan  Dan  Senyawa  Aktif Dari  Buah  Kiwi  Actinidia  deliciosa.  Parahyangan:
Lembaga  Penelitian dan  Pengabdian  Kepada  Masyarakat  Universitas  Katolik  Parahyangan
. Halaman: 9.
Kusuma,  R.A.  dan  Andarwulan,  N.  2012.  Aktivitas  Antioksidan  Ekstrak  Buah Takokak
Solanum  torvum
Swartz..  Bogor:
Department  of  Food  Science and Technology
Institusi Pertanian Bogor. Halaman: 1-6. Martin, A., James, S., Arthur, C. 2009.
Farmasi Fisik Dasar-Dasar Kimia Fisik Dalam  Ilmu  Farmasetik
.  Edisi  Ketiga.  Jakarta:  Universitas  Indonesia. Halaman 1095 - 1096.
Muliyawan,  D.  dan  Suriana.  2013.
A-Z  Tentang  Kosmetik
.  Jakarta:  PT.  Elex Media Komputindo. Halaman 138 - 289.
Rahmat  H.  2009.  Identifikasi  Senyawa  Flavonoid  pada  Sayuran
Indigenous
Jawa Barat.
Skripsi
. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian Bogor. Rawlins, E.A. 2003.
Bentleys of Pharmaceutics
. Edisi Kedelapan belas. London: Baillierre Tindall. Halaman: 22, 35.
Rowe,  R.C.,  Sheskey,  P.J.,  Weller,  P.J.  2009.
Handbook  of  Pharmaceutical Excipients
.  Sixth  edition.  London:  Pharmaceutical  Press.  Halaman:  441, 754, 283, 697.
Saad, A.H., Ahmed, S.N., Mohamed, E.B. 2013. Formulation and Evaluation Of Herbal  Cream  From
Ziziphus  spina
Leaves  Extract.  Dubai:
International Research Journal Of Pharmacy
. ISSN 2230-8407 46: 45.
Universitas Sumatera Utara
58 Sirait,  N.  2009.  Terong  Cepoka  Solanum  torvum  Herba  yang  Berkhasiat
Sebagai  Obat.
Warta  Penelitian  dan  Pengembangan  Tanaman  Industri
151: 10-12.
Sumaryati,  E.  2012.
Senam  Kecantikan  dan  Anti  Penuaan
.  Yogyakarta:  Citra Media. Halaman 34-36.
Suryadi  dan  Kusmana.  2004.
Mengenal  Sayuran  Indijenes
.  Bandung:  Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Halaman 7.
Susana,  D.  2013.  Formulasi  Dan  Uji  Efek  Anti-Aging  Krim  Ekstrak  Kelopak Bunga Rosella Hibiscus sabdariffa L..
skripsi.
Medan: Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Syaifuddin.  2001.
Fungsi  Sistem  Tubuh  Manusia
.  Jakarta:  Widya  Medika. Halaman: 258-260.
Syamsuni,  H.  2006.
Farmasetika  Dasar  dan  Hitungan  Farmasi.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG. Halaman 133.
Tamat,  S.R.,  Wikanta,  T.,  Maulina,  L.S.  2007.  Aktivitas  Antioksidan  dan Toksisitas  Senyawa  Bioaktif  dariEkstrak  Rumput  Laut  Hijau
Ulva reticulata
Forsskal.
Jurnal  Ilmu  Kefarmasiaan  Indonesia
.  ISSN  1693- 1831 51: 31-36.
Tranggono,  R.I.  dan  Latifah,  F.  2007.
Buku  Pegangan  Ilmu  Pengetahuan Kosmetik
. Jakarta: Penerbit PT.Gramedia Pustaka Utama. Halaman: 76-77. Voigt, R. 1994.
Buku Pelajaran Teknologi Farmasi
. Edisi Kelima. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halaman: 624-632.
Wasitaatmadja,  S.M.  1997.
Penuntun  Ilmu  Kosmetik  Medik
.  Jakarta:  Penerbit UI-Press. Halaman: 58-62.
WHO.  1992.
Quality  Control  Methods  For  Medical  Plant  Materials
.  Geneva: World Health Organization. Halaman: 31-33.
Yuanyuan,  L.U.,  Jianguang,  L.,  Xuefeng,  H.,  Lingyi,  K.  2009.  Four  Steroidal Glycosides from
Solanum torvum
and Their Cytotoxic Activities. Chinese:
Journal of Steroids FromSolanum torvum
74: 95-101.
Zubaida,  Y.,  Ying  W.,  Elias  B.  2013.  Phytochemistry  and  Pharmacological Studies  on  Solanum  torvum  Swartz.
Journal  of  Applied  Pharmaceutical Science
3 4: 152.
Universitas Sumatera Utara
59
Lampiran 1.  Hasil identifikasi tumbuhan rimbang
Universitas Sumatera Utara
60
Lampiran 2.  Gambar tanaman rimbang dan gambar makroskopik buah rimbang
A
B Keterangan:
A. Tanaman rimbang
B. Buah rimbang
Universitas Sumatera Utara
61
Lampiran 3.  Gambar serbuk simplisia dan ekstrak buah rimbang
A
B Keterangan:
A. Serbuk simplisia buah rimbang
B. Ekstrak buah rimbang
Universitas Sumatera Utara
62
Lampiran 4.  Bagan kerja pembuatan serbuk simplisia dan karakterisasi simplisia buah rimbang
Karakterisasi simplisia: a. Pemeriksaan makroskopik
Dicuci hingga bersih Ditiriskan
Dipisahkan  dari  tangkai  dan ditimbang  sebagai  berat  basah
3 kg Dikeringkan
dalam lemari
pengering  pada  temperatur  ± 40
C Diserbukkan
Ditimbang sebagai berat kering
Buah rimbang
Serbuk simplisia 960 g
Karakterisasi simplisia: a.  Penetapan kadar air
b. Penetapan kadar sari larut etanol c. Penetapan kadar sari larut air
d. Penetapan kadar abu total e. Penetapan kadar abu tidak larut asam
Universitas Sumatera Utara
63
Lampiran 5.  Bagan kerja pembuatan ekstrak buah rimbang
Dibasahi dengan etanol 80 3jam Dimasukkan
ke dalam
alat perkolator
Ditambahkan cairan
penyari hingga  terdapat  selapis  cairan
penyari diatasnya Ditutup  mulut  tabung  perkolator
dan didiamkankan 24 jam Dibuka  kran  perkolator  dengan
kecepatan pengaliran 1 mlmenit Dihentikan  perkolasi  bila  500  mg
perkolat  terakhir  diuapkan  tidak akan meninggalkan sisa.
Diuapkan dengan
rotary evaporator
±50 C
Dipekatkan dengan
freeze dryer
-40 C
Serbuk simplisia 500 g
Perkolat 4,8 L Ampas
Ekstrak etanol kental
Ekstrak kental 68,75 g
Universitas Sumatera Utara
64
Lampiran 6.  Bagan alir proses pembuatan dasar krim
Dilebur diatas Dilarutkan dalam
Penangas air air suling panas
suhu 70-75 C
Ditambahkan TEA, gliserin, dan
Na.tetraborat
Dicampur dan diaduk homogen di dlm lumpang panas dengan
pengadukan yang konstan sampai diperoleh massa krim
Asam stearat
Bagian II fase air
Metil paraben
Larutan metil paraben
Bagian I fase minyak
Dasar krim
Universitas Sumatera Utara
65
Lampiran 7.  Bagan  alir  pembuatan,  penentuan  mutu  fisik  dan  uji  penilaian
organoleptik sediaan krim
Ditimbang Ditimbang
Dicampur dan diaduk homogen
Dimasukkan ke dalam wadah Ekstrak
buah rimbang
bebas pelarut etanol 80 Dasar krim
Bagian I Bagian II
Campuran bagian I dan II
Sediaan Krim
Penentuan mutu fisik: a. Stabilitas
b. Homogenitas c. pH
d. Tipe emulsi e. Uji iritasi
Uji penilaian organoleptik: a. Parameter aroma
b. Parameter konsistensi c. Parameter warna
Universitas Sumatera Utara
66
Lampiran 8.  Perhitungan  penetapan  kadar  air  dari  serbuk  simplisia  buah
rimbang Penetapan kadar air:
kadar air x 100
No. Berat sampel
Volume air 1.
5,0006 g 0,2 ml
2. 5,0004 g
0,2 ml 3.
5,0002 g 0,2 ml
1. Kadar air
x 100 = 3,9
2. Kadar air
x 100 = 3,9
3. Kadar air
x 100 = 3,9
Kadar air rata-rata   = = 3,9
Universitas Sumatera Utara
67
Lampiran 9. Perhitungan  penetapan  kadar  sari  larut  air  dari  serbuk  simplisia
buah rimbang Penetapan kadar sari larut air:
kadar sari larut air x
x 100 No.
Berat sampel Berat sari
1. 5,0006 g
0,1298 g 2.
5,0004 g 0,1265 g
3. 5,0006 g
0,1298 g 1.
Kadar sari larut air x
x100  = 12,98
2. Kadar sari larut air
x x100 = 12,65
3. Kadar sari larut air
x x100  = 12,98
Kadar sari larut air rata-rata = = 12,87
Universitas Sumatera Utara
68
Lampiran 10.   Perhitungan  penetapan  kadar  sari  larut  etanol  dari  serbuk
simplisia buah rimbang Penetapan kadar sari larut etanol:
kadar sari larut etanol x
x 100 No.
Berat sampel Berat sari
1. 5,0007 g
0,1666 g 2.
5,0006 g 0,1704 g
3. 5,0004 g
0,1554 g 1.
Kadar sari larut etanol x
x100  = 16,6
2. Kadar sari larut etanol
x x100  = 17,04
3. Kadar sari larut etanol
x x100 = 15,54
Kadar sari larut etanol  rata-rata = = 16,4
Universitas Sumatera Utara
69
Lampiran 11.   Perhitungan penetapan kadar abu total dari serbuk simplisia buah
rimbang Penetapan kadar abu total:
Kadar abu total x 100
No. Berat sampel
Berat abu 1.
2,0004 g 0,0855 g
2. 2,0002 g
0,0768 g 3.
2,0010 g 0,1438 g
1. Kadar abu
x100 = 4,3
2. Kadar abu
x100 = 3,84
3. Kadar abu
x100 = 7,2
Kadar abu total rata-rata = = 5,1
Universitas Sumatera Utara
70
Lampiran 12.   Perhitungan  penetapan  kadar  abu  yang  tidak  larut  asam  dari
serbuk simplisia buah rimbang Penetapan kadar abu yang tidak larut asam:
Kadar abu yang tidak larut asam x 100
No. Berat sampel
Berat abu 1.
2,0002 g 0,0078 g
2. 2,0004 g
0,0066 g 3.
2,0001 g 0,0114 g
1. Kadar abu total
x100 = 0,4
2. Kadar abu total
x100 = 0,33
3. Kadar abu total
x100 = 0,57
Kadar abu total rata-rata = = 0,43
Universitas Sumatera Utara
71
Lampiran 13.  Gambar sediaan krim
- Setelah selesai dibuat
- Setelah penyimpanan 12 minggu
Keterangan: F1
: Blanko F2
: Konsentrasi ekstrak buah rimbang 2.5 F3
: Konsentrasi ekstrak buah rimbang 5 F4
: Konsentrasi ekstrak buah rimbang 7.5 F5
: Konsentrasi ekstrak buah rimbang 10 F1
F4 F5
F3 F2
Universitas Sumatera Utara
72
Lampiran 14. Gambar  hasil  pemeriksaan  homogenitas  sediaan  krim  dan  gambar
hasil penentuan tipe emulsi sediaan krim
- Hasil pemeriksaan homogenitas sediaan krim
- Hasil pemeriksaan homogenitas sediaan krim dengan metil biru
Keterangan: F1
: Blanko F2
: Konsentrasi ekstrak buah rimbang 2.5 F3
: Konsentrasi ekstrak buah rimbang 5 F4
: Konsentrasi ekstrak buah rimbang 7.5 F5
: Konsentrasi ekstrak buah rimbang 10
F1 F2
F3 F4
F5
Universitas Sumatera Utara
73
Lampiran 15.   Gambar alat dan bahan
A B
C D
Keterangan: A.
Skin Analyzer
Aramo B.
Moisture Checker
Aramo C.
pH meter Hanna Instrument D.
Neraca Analitik Dickson
Universitas Sumatera Utara
74
Lampiran 16.  Surat pernyataan persetujuan ikut serta dalam penelitian SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT SERTA DALAM
PENELITIAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama
: Umur
: Alamat
: Telah  mendapat  penjelasan  secukupnya  bahwa  saya  akan  melakukan  uji
krim ekstrak buah rimbang terhadap kulit sebagai sediaan krim
anti-aging
. Setelah mendapat  penjelasan  secukupnya  tentang  manfaat  penelitian  ini  dan  efek
sampingnya,  maka  saya  menyatakan  SETUJU  untuk  ikut  serta  dalam  penelitian dari  Syariwijaya  suci  ellyani  dengan  judul  “FORMULASI  SEDIAAN  KRIM
EKSTRAK  BUAH  RIMBANG
Solanum  torvum
Swartz.  SEBAGAI
ANTI- AGING
,  sebagai  usaha  untuk  mengetahui  apakah  sediaan  krim
anti
-
aging
dari ekstak  buah  rimbang  mampu  atau  tidak  dalam  memulihkan  kulit  yang  telah
mengalami  penuaan.  Saya  menyatakan  sukarela  dan  bersedia  untuk  mengikuti prosedur penelitian yang telah ditetapkan.
Persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak  manapun.  Demikian  surat  pernyataan  ini  dibuat  untuk  dapat  dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Medan,  Mei 2015 Peneliti,
Sukarelawan,
Syariwijaya Suci Ellyani
Universitas Sumatera Utara
75
Lampiran 17.  Salah  satu  contoh  hasil  uji  efektivitas
anti-aging
sediaan  krim konsentrasi 10 pada kulit punggung tangan relawan
a. Hasil pengukuran kadar air
Moisture
- Kondisi awal
- Pemulihan minggu pertama Minggu 1
- Pemulihan minggu kedua Minggu 2
- Pemulihan minggu ketiga Minggu 3
- Pemulihan minggu keempat Minggu 4
Universitas Sumatera Utara
76
Lampiran 17. Lanjutan
b. Hasil pengukuran kehalusan dan besar pori
Evenness pore
- Kondisi awal Minggu 0
- Pemulihan minggu pertama Minggu 1
Universitas Sumatera Utara
77
Lampiran 17. Lanjutan
- Pemulihan minggu kedua Minggu 2
- Pemulihan minggu ketiga Minggu 3
Universitas Sumatera Utara
78
Lampiran 17. Lanjutan
- Pemulihan minggu keempat minggu 4
Universitas Sumatera Utara
79
Lampiran 17. Lanjutan
c. Hasil pengukuran noda
Spot
- Kondisi awal Minggu 0
- Pemulihan minggu pertama minggu 1
Universitas Sumatera Utara
80
Lampiran 17. Lanjutan
- Pemulihan minggu kedua minggu 2
- Pemulihan minggu ketiga minggu 3
Universitas Sumatera Utara
81
Lampiran 17. Lanjutan
- Pemulihan minggu keempat minggu 4
Universitas Sumatera Utara
82
Lampiran 17. Lanjutan
d. Hasil pengukuran keriput
Wrinkle
dan kedalaman keriput Wrinkle’s
Depth
- Kondisi awal Minggu 0
- Pemulihan minggu pertama Minggu 1
Universitas Sumatera Utara
83
Lampiran 17. Lanjutan
- Pemulihan minggu kedua Minggu 2
- Pemulihan minggu ketiga Minggu 3
Universitas Sumatera Utara
84
Lampiran 17. Lanjutan
- Pemulihan minggu keempat Minggu 4
Universitas Sumatera Utara
85
Lampiran 18. Hasil  variansi  ANAVA  dan  Tukey  untuk  pemulihan  kulit
punggung tangan sukarelawan selama 4 minggu
a. Kadar air