26
3.5.4 Pemeriksaan flavonoid
Sebanyak 0,5 g sampel disari dengan 10 ml metanol lalu direfluks selama 10 menit,  disaring  panas-panas  melalui  kertas  saring  berlipat,  filtrat  diencerkan
dengan 10 ml air suling. Setelah dingin ditambah 5 ml eter minyak tanah, dikocok hati-hati,  didiamkan.  Lapisan  metanol  diambil,  diuapkan  pada  temperatur  40
o
C. Sisa dilarutkan dalam 5 ml etil asetat, disaring larutan percobaan.
Cara percobaan: Satu ml larutan percobaan diuapkan hingga kering, sisanya dilarutkan dalam
1  ml  etanol  96,  ditambahkan  0,1  g  magnesium  dan  10  ml  asam  klorida  pekat, terjadi  warna  merah  jingga  sampai  merah  ungu  menunjukkan  adanya  flavonoida
Depkes, RI., 1995.
3.5.5 Pemeriksaan antrakuinon
Sebanyak  0,2  g  serbuk  simplisia  ditambahkan  5  ml  asam  sulfat  2N, dipanaskan  sebentar,  setelah  dingin  ditambahkan  10  ml  benzen,  dikocok  dan
didiamkan.  Lapisan  benzen  dipisahkan  dan  disaring,  filtrat  berwarna  kuning, menunjukkan adanya antrakuinon.  Lapisan benzen dikocok dengan 2 ml natrium
hidroksida 2N, didiamkan.  Lapisan air berwarna  merah dan lapisan benzen tidak berwarna menunjukkan adanya antrakuinon Depkes, RI., 1995.
3.5.6 Pemeriksaan tanin
Sebanyak  0,5  g  sampel  disari  dengan  10  ml  air  suling,  disaring  kemudian filtratnya  diencerkan  dengan  menggunakan  air  suling  sampai  tidak  berwarna.
Diambil 2 ml larutan lalu ditambahkan 1 sampai 2 tetes pereaksi besi III klorida. Terjadi warna biru atau hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin Depkes, RI.,
1979.
Universitas Sumatera Utara
27
3.5.7 Pemeriksaan steroidterpenoid
Sebanyak  1  g  sampel  dimaserasi  dengan  20  ml  eter  selama  2  jam,  lalu disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisa dalam cawan penguap
ditambahkan  2  tetes  asam  asetat  anhidrat  dan  1  tetes  asam  sulfat  pekat.  Timbul warna  ungu  atau  merah  kemudian  berubah  menjadi  hijau  biru  menunjukkan
adanya steroida triterpenoida Harborne, 1987.
3.6  Pembuatan Ekstrak