Pada bab ini dilakukan analisis terhadap data-data yang telah diperoleh dari pembangunan Gedung Hotel Santika yaitu:
Analisis terhadap pasal-pasal dalam dokumen kontrak.
Analisis terhadap organisasi proyek dan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek.
Analisis terhadapa faktor-faktor penyebab tuntutan pada proyek.
Analisis pkerjaan tambah kurang pada proyek.
Analisis hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan tuntutan pada
proyek.
Analisis kemungkinan alternatif penyelesaian tuntutan yanag terjadi pada proyek.
4.2 Analisis Pasal-Pasal dalam Dokumen Kontrak
Umumnya seluruh pasal yang ada dalam dokumen kontrak mempunyai potensi untuk menjadi tuntutan dan pasal-pasal tersebut digunakan sebagai dasar penyedia jasa
untuk melakukan tuntutan. Selain itu, berdasarkan studi literatur, terdapat pasal-pasal yang umumnya digunakan untuk mengakomodasi kompensasi yang ditimbulkan dari
tuntutan penyedia jasa. Pasal-pasal itu terdapat pada dokumen kontrak pada dokumen kontrak proyek ini dan dapat dilihat pada Lampiran. Berikut ini pengelompokkan pasal-
pasal yang umum digunakan untuk mengakomodasi kompensasi yang ditimbul dari
tuntutan penyedia jasa dalam kontrak yaitu :
1. Pasal Tentang Kewajiban Umum.
2. Pasal Tentang Penundaan Pekerjaan.
3. Pasal Tentang Dimulainya Pekerjaan.
4. Pasal Tentang Perpanjangan Waktu.
5. Pasal Tentang prosedur Tuntutan.
6. Pasal Tentang Pembayaran.
7. Pasal Tentang Keterlambatan Pemberi kerja.
8. Pasal Tentang Perubahan-perubahan.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1 Pasal Tentang Kewajiban Umum
Pada dokumen kontrak proyek pembangunan Gedung Hotel Santika ini telah diuraikan mengenai kewajiban-kewajiban dalam pelaksanaan proyek. Pasal yang
dapat mengakomodasi tentang kewajiban umum tersebut adalah pasal 1 defenisi dan interpretasi dan pasal 2 tugas pekerjaan. Pada pasal tersebut telah
diuraikan mengenai defenisi,untuk melaksanakan, menyelesaikan, dan
memelihara serta memperbaiki kerusakan sesuai dengan ketetntuan. Pasal tentang kewajiban umum ini dapat dipahami secara jelas oleh penyedia jasa dan
kewajiban-kewajiban tersebut dilaksanakan dengan baik oleh penyedia jasa sehingga gedung tersebut dapat beroperasi sesuai jadwal yang telah ditentukan
yaitu awal tahun 2012. Pasal ini juga dapat mengakomodasi kompensasi yang ditimbulkan dari tuntutan penyedia jasa.
4.2.2 Pasal Tentang penundaan Pekerjaan
Pasal mengenai penundaan pekerjaan proyek seperti yang dijelaskan pada pasal 14 penundaan dan penghentian pekerjaan dan pasal 24 Force-Majeur.
Keadaan memaksa ini seperti bencana alam, perang revolusi, kerusuhan. Sedangkan resiko meliputi kelalaian, kemacetan-kemacetan bahan dan alat-alat
yang disebabkan penyedia jasa sehingga segala kerugian yang timbul akibat penundaan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab penyedia jasa. Pasal
– pasal ini dapat dipahami oleh penyedia jasa dengan jelas dan dapat
mengakomodasi kompensasi yang ditimbulkan dari tuntutan yang berasal dari penyedia jasa. Tetapi pada kenyataannya dilapangan penyedia jasa bisa
menyelesaikan proyek sesuai target karena memang tidak terjadi penundaaan pekerjaan yang sampai mengakibatkan waktu penyelesaian menjadi terlambat.
Kedua pihak menginginkan segala tuntutan yang terjadi dapat diselesaikan melalui musyawarah. Prosedur tuntutan yang dapat digunakan pada proyek ini
dilakukan dengan cara pemberitahuan melalui surat kepada pengguna jasa yang selanjutnya dievaluasi oleh pengguna jasa dan konsultan dan selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
dimusyawarah bersama penyedi jasa yang selanjutnya dimusyawarahkan bersama penyedia jasa untuk memperoleh hasil yang saling menguntungkan.
4.2.3 Pasal Tentang Dimulainya Pekerjaan
Pasal tentang dimulainya pekerjaan yang dijelaskan pada pasal 25 Pemulaan Pekerjaan dilakukan oleh pihak kedua yang harus melakukan kajian teknik
kondisi aktual di lokasi proyek, termasuk kajian lingkungan masyarakat sosiologi sehubungan dengan rencana pekerjaan konstruksi ini sehingga dapat
menimbulkan hambatan, halangan, kendala dan kesulitan dalam mewujudkan pekerjaan ini. Dan dengan biaya sendiri diharuskan melakukan pemeriksaan,
analisa dan evaluasi baik secara teknis maupun non teknis dan menyiapkan dokumentasi berupa data teknis maupun non teknis seperti pembuatan
dokumentasi foto sebelum permulaan pekerjaan sehingga mempunyai kekuatan otektik sebagai data teknis dan non teknis.
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilokasi proyek maka kontraktor pelaksana harus mendapatkan Surat Bukti Serah Terima Lahan dari
Konsultan Manajemen Konstruksi dan pekerjaannya sesuai yang disepakati dalam kontrak.
4.2.4 Pasal Tentang Perpanjangan Waktu
Dalam dokumen kontrak proyek pembangunan Gedung Hotel Santika ini pasal tentang perpanjangan waktu pelaksanaan dapat dilihat pada pasal 15
perpanjangan waktu pelaksanaan dan dalam hal ini pihak kedua tidak dapat menyelesaiakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan bukan
disebabkan oleh kelalaian pihak kedua, maka pihak kedua berhak untuk mengajukan perpanjangan waktu dan kompensasi biaya yang wajar. Dengan
data-data yang akurat, dalam waktu 7 hari dari kontraktor menyerahkan data tersebut, pihak pertama harus memberikan keputusan atas pengajuan pihak
pertama.
4.2.5 Pasal Tentang Prosedur tuntutan
Universitas Sumatera Utara
Dalam dokumen kontrak proyek pembangunan Gedung Hotel Santika ini pasal prosedur tuntutan diatur pada pasal 29 Penyelesaian perselisihan, pada
dasarnya jika terjadi perselisihan sacara musyawarah untuk mencapai mufakat dengan semangat kekeluargaan. Dan jika perselisihan tersebut tidak bisa
diselesaikan dengan cara musyawarah maka kedua belah pihak bersepakat untuk menyerahkannya kepada BANI Badan Arbitrase Nasional Indonesia yang
masing – masing pihak diwakilkan satu anggota dan satu orang ketua yang
dipilih oleh masing-masing pihak. Setelah mendapatkan hasil yang telah disepekati bersama kedua pihak yang berselisih harus mematuhinya dan tidak
melanggar satu sama lain.
4.2.6 Pasal Tentang Pembayaran
Dalam dokumen kontrak proyek pembangunan Gedung Hotel Santika ini pasal tentang pembayaan telah diatur secara jelas dalam dokumen kontrak pasal 8 cara
pembayaran. Pembayaran biaya proyek ini tidak mengalami hambatan di karenakan sumber dana proyek ini yang berasal dari PT. Graha Santika Dyandra
dan pihak pengguna jasa selalu memenuhi kewajibannya untuk membayar jika penyedia jasa mengajukan progress pekerjaan. Jadi pasal tentang pembayaran ini
dapat dengan jelas dipahami oleh penyedia jasa dan dilaksanakan dengan baik serta pasal ini juga dapat mengakomodasi kompensasi yang ditimbulkan dari
tuntutan penyedia jasa.
4.2.7 Pasal Tentang Keterlambatan Pengguna Jasa
Dalam dokumen kontrak proyek pembangunan Gedung Hotel Santika ini pasal tentang kelalaian yang disebabkan pengguna jasa ada dan diatur pada pasal 6
Denda Keterlambatan Prestasi Pekerjaan dan Pembayaran dalam hal ini Pihak Pertama akan dikenakan denda minimal 1 perseribu perhari keterlambatan
dengan maximal denda 5 dari nilai kontrak awal yang sudah disepakati. Sedangkan keterlambatan yang disebabkan oleh penyedia jasa seperti yang
dijelaskan pada pasal 6, keterlambatan pelaksanaan terhadap jadwal maksimal
Universitas Sumatera Utara
yang sudah ditentukan maka Pihak Kedua akan dikenakan denda minimal perseribu perhari keterlambatan dengan maximal denda 5 dari nilai kontrak
yang telah disepakati.
4.2.8 Pasal Tentang Perubahan-perubahan
Pasal Tentang perubahan-perubahan biaya pada proyek pembangunan Gedung Hotel Santika ini telah diatur secara jelas sehingga dapat di pahami penyedia jasa
dan dilaksanakan dengan baik. Pasal ini juga dapat mengakomodasi kompensasi yang ditimbulkan dari tuntutan penyedia jasa. Pasal yang dapat mengakomodasi
perubahan-perubahan biaya tersebut antara lain pasal 7 Biaya pelaksanaan borongan, pasal 28 perubahan atas pekerjaan. Karena dalam proyek ini
terdapat pekerjaan tambah kurang maka terjadi perubahan biaya dari penyedia jasa.
Dibawah ini meupakan tabel hasil analisis pasal-pasal yang umumnya digunakan untuk mengakomodasi kompensasi yang ditimbulkan dari tuntutan penyedia jasa
dalam dokumen kontrak.
Tabel 4.1
Pengelompokan Pasal dalam Dokumen Kontrak Pengelompokan Pasal-Pasal
dalam Dokumen Kontrak Pasalnya
Isinya
Pasal tentang kewajiban umum Pasal 1, 2
Dapat dipahami mengakomodasi tuntutan
Pasal tentang penundaan pekerjaan
Pasal 14, 24 Dapat dipahami
mengakomodasi tuntutan Pasal tentang di mulainya
Pasal 25 Dapat dipahami
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan mengakomodasi tuntutan
Pasal tentang perpanjangan waktu
Pasal 15 Dapat di pahami
mengakomodasi tuntutan Pasal tentang prosedur tuntutan
Pasal 29 Dapat dipahami
mengakomodasi tuntutan Pasal tentang pembayaran
Pasal 8 Dapat di pahami
mengakomodasi tuntutan Pasal tentang kelalaian pemberi
kerja Pasal 6
Dapat di pahami mengakomodasi tuntutan
Pasal tentang perubahan- perubahan biaya
Pasal 7, 28 Dapat di pahami
mengakomodasi tuntutan Sumber : Dokumen Kontrak
Dari hasil analisis diatas, terlihat bahwa dalam surat perjanjian dokumen kontrak proyek ini terdapat semua pasal yang mengatur semua pekerjaan yang dilakukan
oleh penyedia jasa. Hal ini dikarenakan penyedia jasa berkompeten dalam menyelesaikan proyek yang diatur dalam pasal-pasal yang ada didalam kontrak
tersebut.
Dalam bagian dokumen kontrak yang lain seperti gambar, spesifikasi teknis, dan BQ jga menimbulkan tuntutan dari pihak penyedia jasa karena bila terjadi perubahan-
perubahan pekerjaan maka gambar, spesifikasi dn BQ merupakan bagian yang paling berpengaruh.
4.3 Analisis Organisasi Proyek dan Pihak-Pihak yang Terkait Dalam Proyek