pekerjaan mengakomodasi tuntutan
Pasal tentang perpanjangan waktu
Pasal 15 Dapat di pahami
mengakomodasi tuntutan Pasal tentang prosedur tuntutan
Pasal 29 Dapat dipahami
mengakomodasi tuntutan Pasal tentang pembayaran
Pasal 8 Dapat di pahami
mengakomodasi tuntutan Pasal tentang kelalaian pemberi
kerja Pasal 6
Dapat di pahami mengakomodasi tuntutan
Pasal tentang perubahan- perubahan biaya
Pasal 7, 28 Dapat di pahami
mengakomodasi tuntutan Sumber : Dokumen Kontrak
Dari hasil analisis diatas, terlihat bahwa dalam surat perjanjian dokumen kontrak proyek ini terdapat semua pasal yang mengatur semua pekerjaan yang dilakukan
oleh penyedia jasa. Hal ini dikarenakan penyedia jasa berkompeten dalam menyelesaikan proyek yang diatur dalam pasal-pasal yang ada didalam kontrak
tersebut.
Dalam bagian dokumen kontrak yang lain seperti gambar, spesifikasi teknis, dan BQ jga menimbulkan tuntutan dari pihak penyedia jasa karena bila terjadi perubahan-
perubahan pekerjaan maka gambar, spesifikasi dn BQ merupakan bagian yang paling berpengaruh.
4.3 Analisis Organisasi Proyek dan Pihak-Pihak yang Terkait Dalam Proyek
Organisasi proyek yang digunakan dalam proyek pembangunan Gedung Hotel Santika ini merupakan organisasi menejemen proyek. Dalam organisasi manajemen proyek ini
ada empat pihak yang terlibat yaitu Pengguna jasa PT. Graha Santika Dyandra, konsultan perencana PT. Haerte Widya, konsultan MK PT. Dacrea, dan penyedia jasa
PT. Waskita Karya. Konsultan perencana, konsultan manajemen konstruksi, dan
Universitas Sumatera Utara
penyedia jasa mempunyai hubungan kontraktual dengan pengguna jasa. Untuk hubungan fungsional, semua urusan penyedia jasa PT. Waskita Karya harus
dikomunikasikan dahulu dengan konsultan MK PT. Dacrea sehingga tidak dapat langsung berhubungan dengan pengguna jasa PT. Graha Santika Dyandra maupun
konsultan perencana PT. Haerte Widya.
Keterangan : Hubungan Fungsional
HubunganKontraktual
Gambar 2.7 Organisasi Manajemen Proyek Waskita
Setidaknya terdapat empat masalah yang terindentifikasi dapat menyebabkan tuntutan akibat organisasi proyek yang digunakan yaitu :
1. Terhambatnya pekerjaan penyedia jasa oleh pihak lain.
2. Birokrasi
3. Perbedaan persepsitanggung jawab tehadap lingkup pekerjaan
4. Redesain yang berpengaruh terhadap perubahan metode pelaksanaan dan waktu
4.3.1 Terhambatnya pekerjaan penyedia jasa oleh pihak lain
Masalah terhambatnya pekerjaan penyedia jasa oleh pihak lain terjadi karena hubungan fungsional penyedia jasa PT. Waskita dalam organisasi proyek ini. Jika
menghadapi suatu masalah di lapangan, penyedia jasa harus memberitahukan dahulu masalah tersebut kepada konsultan MK PT. Dacrea. Dalam hal ini, konsultan MK
harus mendiskusikan dahulu setelah masalah yang terjadi dengan pengguna jasa sehingga keputusan tidak diberikan dengan cepat. Akibatnya penyedia jasa terpaksa
memperlambat atau menunda dahulu pekerjaannya sampai keluar keputusan yang jelas dari konsultan MK.
Dalam hal ini terhambatnya pekerjaan penyedia jasa terhadap pihak lain terjadi di proyek ini adalah pembangunan pagar seng keliling bangunan. Dikarenakan PT.
PT. Graha Santika Dyandra
PT. Dacrea PT. Waskita Karya
PT. Haerte Widya
Universitas Sumatera Utara
Waskita tidak mau proyek tersebut menganggu aktifitas lain disekitar lokasi proyek yang terletak di pinggiran kota sehingga pihak penyedia jasa harus melakukan pembangunan
pagar tersebut. Hal ini memiliki prosedur pengajuan redesian yang diatur dalam konsep kontrak yang ada di PT. Waskita seperti tahap gambar yang sesuai rencana, dari
pengguna jasa ada negoisasi harga, keklasifikasi harga konsultan terakhir penetapan harga. Hal ini mengacu pada keputusan yang dikeluarkan oleh konsultan MK hampir
terlambat dan berpotensi menimbulkan tuntutan dari penyedia jasa. Hal ini sesuai dengan hasil studi literatur yang menyatakan bahwa kelemahan
organisasi proyek manajemen konstruksi ini adalah bila ada masalah di lapangan, waktu penyelesaian lebih lama karena birokrasi yang mengharuskan segala hubungan antara
pengguna jasa dan konsultan manajemen konstruksi. 4.3.2
Birokrasi Dalam hal ini masalah terhadap pihak lain tidak terjadi di proyek ini.
Dikarenakan tahap-tahap atau prosedur yang dilakukan oleh baik pengguna jasa maupun penyedia jasa sesuai dengan kontrak. Masalah birokrasi sebenarnya juga berkenaan
dengan masalah hubungan fungsional penyedia jasa yang harus melalui konsultan manajemen proyek dan hubungan penyedia jasa dengan pihak penggunaan jasa,
sehingga bila penyedia jasa membutuhkan persetujuan atau keputusan dari pengguna jasa maka penyedia jasa harus melewati birokrasi yang membutuhkan banyak tahapan
yang harus dilalui untuk suatu keputusan. Dalam proyek ini masalah birokrasi tidak terjadi di karenakan PT. Waskita sebagai penyedia jasa tidak mengalami birokrasi yang
berbelit seperti pengurusan izin dan birokrasi lainnya.
4.3.3 Perbedaan persepsitanggung jawab terhadap lingkup pekerjaan
Masalah perbedaan persepsi atau tanggung jawab terhadap lingkup pekerjaan biasanya terjadi antara konsultan MK dan penyedia jasa. Contohnya adalah pembuatan
instruksi lapangan secara tertulis yang dilakukan oleh konsultan MK. Pada proyek ini instruksi lapangan tersebut hanya dilakukan secara lisan. Oleh karena itu penyedia jasa
tidak memiliki rekaman data yang lengkap. Hal ini merugikan pihak penyedia jasa karena akan menjadikan posisi penyedia jasa tersebut menjadi lemah jika ingin
Universitas Sumatera Utara
mengajukan tuntutan. Namun demikian pada kenyataannya yang terjadi di lapangan hubungan antara konsultan MK dan penyedia jasa terjalin dengan baik sehingga
memudahkan untuk bekerjasama.
4.3.4 Redesain yang berpengaruh terhadap perubahan metode pelaksanaan dan waktu
Pada proyek ini redesain pekerjaan terjadi pada lantai 1,2,3 berupa pekerjaan struktur dari pekerjaan dinding sampai sanitary. Hal ini mengakibatkan terjadinya
penundaan pekerjaan untuk pekerjaan lantai. Lamanya penundaan tersebut salah satunya dikarenakan pintu, jendela, keramik dan kloset yang digunakan membutuhkan waktu
yang lama untuk mendapatkan persetujuan dari pihak pengguna jasa. Hal ini dikarenakan pihak pengguna jasa tidak mempunyai latar belakang pengetahuan tentang
material sehingga membutuhkan banyak pertimbangan dalam mengambil keputusan.
4.4 Analisa Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Tuntutan