6. Lain-lain
Yaitu hal-hal lain sebagai tambahan dari kontrak seperti addenda atau addendum perjanjian tambahan, intruksi, perubahan, dan lain-lain.
2.2.3 Jenis-Jenis Kontrak
Berbagai jenis kontrak dalam industri konstruksi berkembang dengan pesat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna jasa dan penyedia jasa. Dalam kontrak
konstruksi, secara garis besar ada dua jenis kontrak yaitu :
1. Competitive-Bid Contract atau Fixed-Price Contract yaitu jenis kontrak yang
berdasarkan perkiraan harga proyek pasti dan tetap termasuk keuntungan penyedia jasa. Kontrak jenis ini digunakan jika kondisi keuangan pengguna jasa sedikit tetapi
membutuhkan waktu perencanaan yang cukup lama untuk menghindari kesalahan dalam memperkirakan harga dan volume pekerjaan.
2. Cost-Pius Contract atau Cost-reimbursement Contract yaitu jenis kontrak yang
berdasarkan harga sebenarnya dari proyek ditambah dengan keuntungan dan bonus bagi penyedia jasa. Kontrak jenis ini digunakan jika jumlah atau volume proyek
tidak dapat dipastikan karena ruang linkup dan sifat pekerjaan tidak jelas sebelum konstruksi dilaksanakan.
Jenis-jenis kontrak yang banyak digunakan dalam industri konstruksi indonesia sekarang ini adalah Lump-Sum Contract, Unit-Price Contract, dan Cost-Plus Fee Contract.
Berdasarkan perpres No. 54 tahun 2010, jenis kontrak yang dapat digunakan untuk proyek-proyek pemerintah hanya Fixed-Price Contract.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Conditions Of Contract Dalam Industri Konstruksi Indonesia
Dalam industri Konstruksi terdapat beberapa conditions of contract yang dapat digunakan dalam pembuatan suatu kontrak untuk jasa konstruksi. Conditions of contract
yang digunakan bisa berupa conditions of contract international ataupun conditions of contract nasional. Conditions of contract konstruksi yang digunakan dalam industri
konstruksi Indonesia antara lain.
1. JCT Joint Contract Tribunals
Standar JCT di buat oleh beberapa institusi di Inggris dan tidak melibatkan institusi dari negara lain seperti keanggotaan FIDIC dan dibuat khusus untuk kontrak-kontrak
bangunan Building Contract. Standar ini dipakai oleh negara Inggris sendiri dan kebanyakan negara-negara persemakmuran Commonwealth seperti Malaysia dan
Singapura. Di Indonesia standar JCT dipakai untuk proyek-proyek sektor swasta dimana yang menjadi konsultan perencanapengawas adalah perusahaan inggris atau
yang berafiliasi dengan Inggris. Standar JCT yang dipublikasikan tahun 1980 untuk standar formal swasta Private yang terdiri atas berbagai dokumen.
Standar JCT 1980 menyebut perjanjiankontrak dengan istilah Article of Agreement and Conditions of Building Contract. Berbeda dengan standar FIDIC 1987, yang
hanya menyebut Agreement. Perjanjian menurut standar JCT hanya berisi 5 butirpasal yaitu :
a. Keharusan penyedia jasa untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan apa yang disebut dengan Contract Bills Rincian Biaya dan Contract Drawings Gambar-gambar kontrak.
b. Pengguna jasa Employer harus membayar penyedia jasa berdasarkan nilai
kontrak Contract Sum pada waktu dan dengan cara-cara sesuai tercantum dalam syarat-syarat kontrak Conditions Of Contract.
Universitas Sumatera Utara
c. Memuat penjelasan mengenai wakil pengguna jasa yang ditunjuk
ArchitectEngineer. d.
Memuat penjelasan mengenai konsultan volumeBiaya Quantity Surveyor yang ditunjuk.
e. Memuat penjelasan tentang penyelesaian perselisihan melalui abritrase.
2. AIA American Institute Of Architects
AIA adalah sebuah institusi profesi di Amerika Serikat yang menerbitkan dokumen kontraksyarat-
syarat kontrak konstruksi yang biasa dikenal dengan istilah ”AIA Standard” dan dipergunakan secara luas di Amerika serikat. Sebagaimana lazimnya
syarat-syarat kontrak Conditions of Contract, penerbitannya selalu diperbaiki. Demikian pula dengan ssyarat-syarat kontrak dari Amerika Serikat yang terakhir
diketahui adalah edisipenerbitan tahun 1987 yang dikenal dengan nama ”AIA-
General Conditions ,1987 ed.” General Conditions Of Contract for Construction,
yang diterbitkan oleh ”The American Institute of Achitects AIA.”
Syarat-syarat kontrak yang diterbitkan oleh American Institute Of Architect AIA tahun 1987 tersebut diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Kata-kataistilah yang diberi definisi hanya yang penting-penting seperti
Contract Dokuments, Architect Owner, Contractor, Subcontractor, time. b.
Sebagai pengguna jasa dipakai istilah ”Owner” dan direksi pekerjaan disebut ”Architect”.
c. Pengguna Jasa Owner mempunyai hak untuk menghentikan pekerjaan dan
melaksanakan pekerjaan serta membuat kontrak terpisah. d.
Penyedia jasa harus menyampaikan jaminan pelaksanaan Performance Bond. e.
Penyelesaian perselisihan melalui Abritrase.
Universitas Sumatera Utara
f. Di mungkinkan penyerahan pekerjaan secara substansial tidak harus mutlak
100. g.
Perubahan Pekerjaan disebut ”Changes in the Works”. h.
Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pengguna jasa Owner atau oleh Penyedia Jasa.
3. SIA Singapore Institute of Architects
SIA merupakan institusi para arsitek singapura yang menyusun standarsistim kontrak yang dikenal dengan nama ”SIA 80 Contract”. Standar kontrak ini ditujukan
atau di peruntukan bagi kontrak konstruksi Bangunan Gedung Building Contract. Syarat-syarat kontrak yang diterbitkan SIA Singapore Instiute of Architects
tersebut disimpulkan dalam beberapa pasal yaitu sebagai berikut :
a. Kewajiban-kewajiban Penyedia Jasa Contractor’s Obligation.
Dalam Pasal ini disebutkan mengenai persetujuan Penyedia jasa untuk melaksanakan menyelesaikan dan memelihara gedung dan pekerjaan lain di
terangkan pekerjaan apa saja di mana lokasinya. Disebutkan pula dalam pasal ini bahwa yang dimaksud dengan pekerjaan termasuk perubahan-perubahan dan
pekerjaan-pekerjaan sementara yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tetap.
b. Jenis Kontrak Type of Contract
Pada pasal ini di tegaskan dalam kontrak akan di ukur dan harus di hitung kembali dalam hal terjadi perbedaan pekerjaan dan bahan yang terjadi dengan
yang tersebut dalam daftar Rincian Pekerjaan Bill Of Quantites. c.
ArsitekDireksi pekerjaan Architect Standar SIA menyebut perencanapengawas pekerjaan dengan istilah Architect.
Dalam pasal ini selain menyebutkan nama orang dan nama perusahaan pengawas
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan disebutkan pula yang dimaksudkan dengan Architect adalah orang yang merencanakan pekerjaan dan menyiapkan dokumen kontrak atas nama
Pengguna Jasa termasuk pengawas pekerjaan. d.
Konsultan Biaya Quantity Surveyor Dalam pasal ini di tetapkan nama orang dan nama perusahaan yang di tunjuk
pengguna jasa sebagai Konsultan Biaya yang membantu Arsitek. Di tegaskan pula dalam pasal ini dalam hal Konsultan Biaya tidak di tunjuk secara definitif
maka tugas ini di rangkap arsitek. Kemudian di atur pula hal-hal lain menyangkut pengganti Konsultan Biaya dan pengaruhnya terhadap pekerjaan.
e. Harga-HargaNilai Kontrak Inklusif Prices To Be Inclusive.
Dalam pasal ini di tekankan lagi tentang pengukuran ulang volume pekerjaan yang akan merubah nilai kontrak dan yang dimaksud dengan harga-harga
inklusif adalah termasuk semua tambahan dan pekerjaan-pekerjaan lain dan pengeluaran-pengeluaran lain.
f. Dokumen Kontrak Contract Documents.
Dalam pasal ini disebutkan dokumen-dokumen yang di sebut Dokumen Kontrak yaitu :
1. Perjanjian ini.
2. Syarat-Syarat Kontrak dan Lampiran.
3. Gambar-gambar Kontrak Di tangani atau di paraf.
4. Rencana Anggaran Biaya Bill of Quantities di tanda tangani atau diparaf.
5. Surat-surat atau dokumen lain termasuk dokumen Tender, Surat Penunjukan
yang juga di tanda tangani atau di paraf. g.
Penafsiran dan catatan pedoman Interpretation and Guidance Notes. Dalam pasal ini Di tegaskan bahwa dokumen kontrak harus di baca dan
berbentuk suatu keseluruhan. Tidak ada khusus kecuali yang di atur undang- undang diberlakukan kepada salah satu dokumen atau kumpulan dokumen.
Universitas Sumatera Utara
”Catatan-catatan Pedomen” yang diterbitkan oleh SIA yang akan di pakai dengan dokumen kontrak tidak merupakan dokumen kontrak, tetapi dalam hal hal
ketidakpastian atau kemenduaan arti dalam dokumen kontrak secara keseluruhan, dapat di pertimbangkan untuk tujuan hanya membantu penyelesaian masalah
tersebut. h.
Penyerahan Kontrak Assign. Dalam pasal ini di katakan sepanjang diizinkan undang-undang dapat mengikat
atau bermanfaat bagi ahli waris, wakil-wakil pribadi, pegawai tata usaha, pengganti yang syah menurut hukum atau penugasan dari para pihak.
4. FIDIC
FIDIC merupakan singkatan dari Federation Internationale Des Ingenieurs Conseils atau dalam bahasa Indonesia adalah federasi Internasional Dewan insinyur. Federasi
ini mengeluarkan beberapa peraturan sebagai standard yang dapat digunakan oleh para praktisi industri konstruksi, antara lain :
Catatan tentang dokumen-dokumen untuk kontrak teknik sipil.
Prosedur tender.
Asuransi dan hukum dalam konstruksi.
Persyaratan-persyaratan kontrak untuk pekerjaan konstruksi teknik sipil.
Standar yang dikeluarkan oleh FIDIC ini sering digunakan sebagai kontrak standar internasional. Di Indonesia, conditions of contract FIDIC biasanya dipakai pada
proyek-proyek pemerintah yang menggunakan dana pinjaman luar negeri atau bank dunia. Hal-hal yang diatur dalam persyaratan-persyaratan umum Fidic sebagai
berikut : a.
Interpretasi isi kontrak sehubungan dengan cara penulisan, bahasa, dan hukum yang dipergunakan.
Universitas Sumatera Utara
b. Kewajiban dan hak serta tanggung jawab dan wewenang pemilik, konsultan, dan
penyedia jasa. c.
Penjelasan tentang gambar kerja dan gambar tambahan. d.
Jaminan pelaksanaan dan penerimaan pekerjaan. e.
Hal-hal yang dilingkupi asuransi. f.
Hubungan kontraktual antar pemilik, konsultan, dan penyedia jasa termasuk masalah asuransi pekerjaan, manusia, dan tenaga kerja.
g. Masalah jenis dan mutu material, peralatan, dan tenaga kerja termasuk pengujian
yang diperlukan. h.
Masalah perintah perubahan dan penetapan harga untuk pekerjaan tambahan. i.
Masalah keterlambatan dan perpanjangan waktu. j.
Masalah keadaan kahar. k.
masalah penundaan pekerjaan. l.
Masalah tentang tuntutan dan perselisihan dalam industri konstruksi. m.
Program dan jadwal cash-flow. n.
Cara dan waktu pembayaran. o.
Masalah resiko. p.
Perlindungan dan keselamatan para pekerjaan dan manusia di lokasi proyek.
Dari hal-hal yang diatur dalam conditions of contract FIDIC, terlihat adanya pasal-pasal yang mengatur tentang tuntutan dan perselisihan. Hal itu membuktikan bahwa
conditions of contract FIDIC dibuat relatif seimbang antara kepentingan pengguna jasa, konsultan, maupun penyedia jasa sehingga tidak merugikan atau menguntungkan salah
satu pihak yang justru merupakan kelemahan yang ada pada kebanyakan conditions of contract di Indonesia sekarang ini.
5. Conditions Of Contract Hasil Modifikasi Benny, 1998
Universitas Sumatera Utara
Selain conditions of contract yang resmi, beberapa instansi pemerintah dan pihak swasta membuat conditions of contract sebagai hasil modifikasi conditions of contract yang
sudah baku dan banyak digunakan. Conditions of contract yang sering dimodifikasi tersebut antara lain JCT dan FIDIC.
Beberapa instansi dan pihak swasta yang melakukan modifikasi itu antara lain PU-Bina Marga yang mengeluarkan conditions of contract PU-Bina Marga untuk proyek-proyek
jalan, PU-Cipta Karya yang mengeluarkan Standar Teknis Tata Bangunan Cipta Karya, Jaya Konstruksi yang mengeluarkan conditions of contract untuk proyek-proyek di
lingkungannya, dan lain-lain.
Conditions of contract hasil modifikasi ini sebenarnya tidak menjadi masalah selama ada keseimbangan pasal-pasalnya dalam memperhatikan kepentingan pengguna jasa dan
penyedia jasa. sayangnya, modifikasi yang terjadi di Indonesia justru kurang memperhatikan kepentingan pengguna jasa dan penyedia jasa, seperti tetap lemahnya
pasal-pasal yang mengatur tuntutan dan perselisihan, adanya pembatasan hak penyedia jasa dalam meminta kompensasi tetapi kewajiban penyedia jasa dalam membayar denda
jika melakukan kesalahan tidak diubah. Akibatnya, banyak tuntutan yang diajukan oleh penyedia jasa tidak terakomodasi oleh conditions of contract.
Selain conditions of contract yang telah disebutkan diatas, ada juga conditions of contract yang dirancang sendiri. Conditions of contract ini biasanya dibuat tanpa
mengacu ataupun memodifikasi dari dari conditions of contract yang sudah ada dan hanya digunakan pada proyek yang bersangkutan. Karena itu, conditions of contract ini
tidak akan digunakan lagi pada proyek lain meskipun proyek yang lain itu sejenis dengan proyek tempat conditions of contract digunakan.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Tuntutan
Para ahli telah mengemukakan defenisi mengenai tuntutan tetapi ada satu defenisi yang diterima secara universal. Setiap penulis memberikan defenisinya sendiri
bergantung pada sudut pandang masing-masing. Di bawah ini adalah beberapa defenisi tuntutan yang dikemukakan beberapa pakar.
1. Gilbreath 1995 mendefinisikan tuntutan adalah penyedia jasa meminta biaya,
waktu atau ganti-rugi terhadap pelaksanaan pekerjaan, kompensasi lain yang disetujui dari satu pihak pengguna jasa sesuai kontrak.
2. Soeharto 1995 mendefinisikan tuntutan adalah permintaan kompensasi atas biaya
atau waktu karena adanya perubahan atau perbedaan yang telah dijanjikan atau disetujui dalam kontrak.
3. Edward 1997 mendefinisikan tuntutan adalah permohonan akan tambahan uang,
tambahan waktu pelaksanaan, atau perubahan metode pelaksanaan pekerjaan yang selanjutnya dibuat dokumen tuntutan untuk diajukan ke salah satu pihak.
Pengertian tuntutan yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah permintaan kompensasi yang timbul dari pelaksanaan suatu pekerjaan jasa konstruksi dari penyedia
jasa kepengguna jasa karena adanya perubahan atau perbedaan apa yang dijanjikan atau disetujui dalam kontrak dengan apa yang terjadi di lapangan.
2.3.1 Landasan Hukum Tuntutan
Peraturan dan perundang-undangan yang digunakan sebagai pedoman pengadaan dan pelaksanaan jasa konstruksi yang berlaku adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang No.18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
Universitas Sumatera Utara