maka pekerjaan jasa pelaksanaan konstruksi senilai 100.000.000 seratus juta rupiah sampai dengan 2.500.000.000 dua milyar lima ratus juta rupiah yang
diperuntukkan bagi usaha mikrokecil termasuk koperasi kecil dapat diikuti oleh Gred 2,3, dan 4.
d. Adapun pekerjaan perencanaan dan pengawasan konstruksi sesuai Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dapat diikuti oleh semua kualifikasi dengan syarat memenuhi persyaratan teknis yang diperlukan.
4. Pihak-pihak lain yaitu pihak-pihak yang terkait langsung dalam kontrak seperti pihak
penjamin contohnya bank, perusahaan asuransi, pemasok atau supplier, pemberi izin, dan lain-lain.
Pihak-pihak yang terlibat dalam industri konstruksi di atas diikat oleh suatu kontrak. Hubungan yang terjadi antara pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak disebut
kontraktual, Bentuk kontrak konstruksi bermacam-macam dipandang dari aspek-aspek tertentu. Ada empat aspek atau sisi pandang bentuk kontrak konstruksi, yaitu:
1. Aspek Perhitungan Biaya
a. Lump Sum Fixed-Price b. Unit Price
2. Aspek Perhitungan Jasa
a. Biaya Tanpa Jasa Cost Without Fee b. Biaya Ditambah Jasa Cost Plus Fee
c. Biaya Ditambah Jasa Pasti Cost Plus Fixed Fee
3. Aspek Cara Pembayaran
a. Cara Pembayaran Bulanan Monthly Payment b. Cara Pembayaran atas Prestasi Stage Payment
c. Pra Pendanaan Penuh dari Penyedia Jasa Contractor’s Full Pre-financed
Universitas Sumatera Utara
4. Aspek Pembagian Tugas
a. Bentuk Kontrak Konvensional b. Bentuk Kontrak Spesialis
c. Bentuk Kontrak Rancang Bangun Design ConstructionBuilt, Turn-key d. Bentuk Kontrak Engineering, Procurement dan Construction EPC
e. Bentuk Kontrak BOTBLT f. Bentuk Swakelola Force Account
Hubungan kontraktual maupun fungsional dapat dilihat dari organisasi proyek secara keseluruhan. Bentuk-bentuk organisasi proyek pada dasarnya ada empat macam yaitu :
1. Organisasi Proyek Tradisional
Organisasi Proyek Tradisional adalah organisasi proyek yang memperlihatkan adanya hubungan dan tanggung jawab langsung hubungan kontraktual baik
konsultan perencana maupun penyedia jasa dengan pengguna jasa. Bentuk organisasi ini biasanya dipakai pada jenis kontrak fixed-price atau unit-price.
Keuntungan bentuk organisasi proyek ini adalah minimnya keterlibatan pengguna jasa dan bentuknya yang sederhana sehingga hubungan kerja atau hubungan
fungsional lebih mudah. Kerugiannya adalah sering terjadi sikap yang bertentangan atau berlawanan antara pengguna jasa dan penyedia jasa serta sering terjadi
perubahan pekerjaan khusus nya untuk fixed price atau lump-sum.
Universitas Sumatera Utara
KETERANGAN
Hubungan Fungsional Hubungan Kontraktual
Gambar 2.1 Organisasi Proyek Tradisional
2. Organisasi Proyek Pengguna jasa owner-Builder
Organisasi Proyek Pengguna jasa owner-Builder adalah organisasi proyek pemilik, perencana, dan pelaksana dilakukan oleh satu badan yang dapat dibagi menjadi 3
bagian, yaitu bagian perencanaan, pelaksanaan, dan pemasaran. Dalam industri konstruksi Indonesia, bentuk ini dikenal sebagai developer
pengembang.
Keuntungan organisasi proyek jenis ini adalah dapat menentukan sendiri waktu atau lama pengerjaan, biaya yang dikeluarkan, dan metode yang akan digunakan karena
tidak perlu tergantung dari orang lain atau badan lain. Kerugiannya adalah kerugian financial harus ditanggung sendiri.
KETERANGAN
Hubungan Fungsional
Pengguna Jasa Owner
Penyedia Jasa Utama
Konsultan Perencana
Pengguna Jasa Owner
Divisi Pelaksanaan
Divisi Perencanaan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Organisasi Proyek Pengguna jasa owner-Builer
3. Organisasi Proyek Turn-key
Organisasi Proyek Turn-key adalah organisasi proyek dimana terdapat pengguna jasa dan satu orang atau badan usaha atau perusahaan yang bertanggung jawab baik
dalam perencanaan maupun konstruksi. Keuntungan dari bentuk organisasi proyek ini adalah kontrak yang terjadi hanya ada
satu sehingga perencanaan dan konstruksi dilaksanakan langsung oleh satu badan atau perusahaan dan mempermudah bila terjadi perubahan perencanaan atau
pekerjaan. Kerugiannya antara lain kontrolnya biasanya kurang kelat karena hanya ada dua pihak yang saling mengawasi.
KETERANGAN
Hubungan Fungsional Hubungan Kontraktual
Gambar 2.3 Organisasi Proyek Turn-key
4. Organisasi Proyek Manajemen Proyek
Organisasi Proyek Manajemen Proyek adalah organisasi proyek yang pihak- pihaknya seperti pihak-pihak dalam organisasi proyek tradisional hanya ditambah
dengan konsultan manajemen konstruksi sehingga hubungan fungsional pengguna jasa dan penyedia jasa dialihkan menjadi hubungan fungsional penyedia jasa dan
Penyedia Jasa Utama
Divisi Konstruksi
Divisi Perencanaan
Pengguna Jasa Owner
Universitas Sumatera Utara
konsultan manajemen konstruksi. Hubungan kontraktual yang terjadi tetap hubungan yang terjadi antara pengguna jasa dengan masing-masing konsultan perencana dan
penyedia jasa ditambah hubungan fungsional dan kontraktual dengan konsultan manajemen konstruksi.
Keuntungan dari organisasi proyek jenis ini antara lain adalah kontrol dan koordinasi yang lebih baik dibanding dengan organisasi proyek tradisional,
Kerugiannya adalah bila ada masalah dilapangan, waktu penyelesaian biasanya lebih lama karena birokrasi yang mengharuskan segala hubungan antara pemilik dan
konsultan perencana dengan penyedia jasa harus melalui konsultan manajemen konstruksi.
KETERANGAN Hubungan Fungsional
Hubungan Kontraktual
Gambar 2.4
Organisasi Manajemen Proyek
2.2.2 Bagian-Bagian Kontrak