Rumusan Masalah Manfaat Penelitian Fisiologi

3.000tahun, bayi yang dilahirkan dengan obstruksi. Di Indonesia jumlahnya tidak jauh berbeda dan untuk seluruh dunia jumlahnya jauh melebihi 50.000tahun. 20 Berdasarkan laporan rumah sakit di kabupaten Cirebon pada tahun 2006, Ileus obstruktif menduduki peringkat ke-6 dari sepuluh penyakit penyebab kematian tertinggi pada kelompok umur 1-4 tahun dengan proporsi 3,34 sebanyak 3 kasus dari 88 kasus. 22 Berdasarkan hasil survei awal terhadap data penderita ileus obstruktif yang dirawat inap di RSUD DR. Pirngadi Kota Medan tahun 2007-2010 berjumlah 111 kasus, dengan rincian tahun 2007 sebanyak 31 kasus, tahun 2008 sebanyak 30 kasus, tahun 2009 sebanyak 14 kasus, dan tahun 2010 sebanyak 36 kasus. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita ileus obstruktif di RSUD DR. Pirngadi Kota Medan tahun 2007-2010.

1.2. Rumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita ileus obstruktif yang dirawat inap di RSUD DR. Pirngadi Kota Medan tahun 2007-2010 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui karakteristik penderita ileus obstruktif yang dirawat inap di RSUD DR. Pirngadi Kota Medan tahun 2007-2010 Universitas Sumatera Utara

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita ileus obstruktif menurut sosiodemografi umur, jenis kelamin, suku, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, daerah asal. b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan penyebab ileus obstruktif. c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan status komplikasi. d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan jenis komplikasi. e. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita ileus obstruktif. f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan sumber biaya. g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan penatalaksanaan medis. h. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan keadaaan sewaktu pulang. i. Untuk mengetahui distribusi proporsi umur penderita ileus obstruktif berdasarkan status komplikasi. j. Untuk mengetahui distribusi proporsi Jenis Kelamin penderita ileus obstruktif berdasarkan keadaan sewaktu pulang. k. Untuk mengetahui distribusi proporsi lama rawatan penderita ileus obstruktif berdasarkan sumber biaya. Universitas Sumatera Utara l. Untuk mengetahui distribusi proporsi umur berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita ileus obstruktif. m. Untuk mengetahui jenis kelamin penderita ileus obstruktif berdasarkan keadaan sewaktu pulang. n. Untuk mengetahui lama rawatan penderita ileus obstruktif berdasarkan keadaan sewaktu pulang. o. Untuk mengetahui distribusi proporsi ileus obstruktif yang dilakukan sumber biaya berdasarkan keadaan sewaktu pulang. p. Untuk mengetahui distribusi proporsi ileus obstruktif yang dilakukan penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan sewaktu pulang

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai bahan informasi bagi petugas kesehatan tentang karakteristik penderita ileus obstruktif di RSUD DR Pirngadi Kota Medan sehingga dapat mendukung pelaksanaan pengobatan pada penderita ileus obstruktif RSUD DR Pirngadi Kota Medan. 1.4.2. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan serta pemahaman penulis mengenai penyakit ileus obstruktif. 1.4.3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan melanjutkan penelitian tentang ileus obstruktif Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Usus

Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari pilorus sampai katup ileosekal. Pada orang hidup panjang usus halus sekitar 12 kaki 22 kaki pada kadaver akibat relaksasi. Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah rongga abdomen. Ujung proksimalnya bergaris tengah sekitar 3,8 cm, tetapi semakin ke bawah lambat laun garis tengahnya berkurang sampai menjadi sekitar 2,5 cm. 23

2.1.1. Struktur usus halus

Struktur usus halus terdiri dari bagian-bagian berikut ini: a. Duodenum: bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum merupakan tempat bermuaranya saluran empedu duktus koledokus dan saluran pankreas duktus pankreatikus, tempat ini dinamakan papilla vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar brunner untuk memproduksi getah intestinum. 24 Panjang duodenum sekitar 25 cm, mulai dari pilorus sampai jejunum. 23 b. Jejunum: Panjangnya 2-3 meter dan berkelok-kelok, terletak di sebelah kiri atas intestinum minor. Dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas mesentrium memungkinkan keluar masuknya arteri dan vena mesentrika superior, pembuluh limfe, dan saraf ke ruang antara lapisan peritoneum. Penampang jejunum lebih lebar, dindingnya lebih tebal, dan banyak mengandung pembuluh darah. Universitas Sumatera Utara c. Ileum: ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya ±4-5 m. Ileum merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang orifisium ileosekalis yang diperkuat sfingter dan katup valvula ceicalis valvula bauchini yang berfungsi mencegah cairan dalam kolon agar tidak masuk lagi ke dalam ileum. 24

2.1.2. Struktur usus besar

Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang sekitar 5 kaki sekitar 1,5 m yang terbentang dari sekum sampai kanalisani. Diameter usus besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci sekitar 6,5 cm, tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil. 23 Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah selaput lendir, lapisan otot yang memanjang, dan jaringan ikat. Ukurannya lebih besar daripada usus halus, mukosanya lebih halus daripada usus halus dan tidak memiliki vili. Serabut otot longitudinal dalam muskulus ekterna membentuk tiga pita, taenia coli yang menarik kolon menjadi kantong-kantong besar yang disebut dengan haustra. Dibagian bawah terdapat katup ileosekal yaitu katup antara usus halus dan usus besar. Katup ini tertutup dan akan terbuka untuk merespon gelombang peristaltik sehingga memungkinkan kimus mengalir 15 ml masuk dan total aliran sebanyak 500 mlhari. 25 Bagian-bagian usus besar terdiri dari : a. Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal apendiks. 25 Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. 23 Apendiks vermiform, suatu tabung buntu yang sempit yang berisi jaringan limfoit, menonjol dari ujung sekum. 25 Universitas Sumatera Utara b. Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Kolon memiliki tiga divisi. i. Kolon ascenden : merentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati di sebelah kanan dan membalik secara horizontal pada fleksura hepatika. ii. Kolon transversum: merentang menyilang abdomen di bawah hati dan lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah fleksura splenik. iii. Kolon desenden : merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi kolon sigmoid berbentuk S yang bermuara di rektum. c. Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12-13 cm. Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus. 24 Untuk lebih jelas, sistem pencernaan manusia dapat dilihat pada gambar 1.1. Universitas Sumatera Utara Gambar 1.1. Sistem pencernaan manusia 26 Keterangan gambar : 1. Kelenjar ludah 15. Saluran empedu 2. Parotis 16. Kolon 3. Submandibularis bawah rahang 17. Kolon transversum 4. Sublingualis bawah lidah 18. Kolon ascenden 5. Rongga mulut 19. Kolon Descenden 6. Amandel 20. Ileum 7. Lidah 21. Sekum 8. Esofagus 22. Appendiks 9. Pankreas 23. Rektum 10. Lambung 24. Anus 11. Saluran pankreas 12. Hati 13. Kantung empedu 14. Duodenum Universitas Sumatera Utara

2.2. Fisiologi

Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi bahan – bahan nutrisi, air, elektrolit dan mineral. Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung oleh kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan yang masuk. Proses pencernaan dilanjutkan di dalam duodenum terutama oleh kerja enzim – enzim pankreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat – zat yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas membantu menetralkan asam dan memberikan pH optimal untuk kerja enzim – enzim. Sekresi empedu dari hati membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan lemak sehingga memberikan permukaan yang lebih luas bagi kerja lipase pankreas. 23 Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim dalam getah usus sukus enterikus. Banyak di antara enzim – enzim ini terdapat pada brush border vili dan mencernakan zat – zat makanan sambil diabsorbsi. Isi usus digerakkan oleh peristaltik yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu segmental dan peristaltik yang diatur oleh sistem saraf autonom dan hormon. 15 Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, sekresi usus, dan pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan suplai kontinu isi lambung. 23 Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak dan protein gula sederhana, asam-asam lemak dan asam-asam amino melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi. 23 Universitas Sumatera Utara Lemak dalam bentuk trigliserida dihidrolisa oleh enzim lipase pankreas ; hasilnya bergabung dengan garam empedu membentuk misel. Misel kemudian memasuki membran sel secara pasif dengan difusif, kemudian mengalami disagregasi, melepaskan garam empedu yang kembali ke dalam lumen usus, dan asam lemak serta monogliserida ke dalam sel. Sel kemudian membentuk kembali trigliserida dan digabungkan dengan kolesterol, fosfolipid, dan apoprotein untuk membentuk kilomikron, yang keluar dari sel dan memasuki lakteal. Asam lemak kecil dapat memasuki kapiler dan secara langsung menuju ke vena porta. Garam empedu diabsorpsi ke dalam sirkulasi enterohepatik dalam ileum distalis. Dari kumpulan 5 gram garam empedu yang memasuki kantung empedu, sekitar 0,5 gram hilang setiap hari; kumpulan ini bersirkulasi ulang 6 kali dalam 24 jam. 27,28 Protein oleh asam lambung di denaturasi, pepsin memulai proses proteolisis. Enzim protease pankreas tripsinogen yang diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin, dan endopeptidase, eksopeptidase melanjutkan proses pencernaan protein, menghasilkan asam amino dan 2 sampai 6 residu peptida. Transport aktif membawa dipeptida dan tripeptida ke dalam sel untuk diabsorpsi. 28 Karbohidrat, metabolisme awalnya dimulai dengan menghidrolisis pati menjadi maltosa isomaltosa, yang merupakan disakarida. Kemudian disakarida ini, bersama dengan disakarida utama lain, laktosa dan sukrosa, dihidrolisis menjadi monosakarida glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Enzim laktase, sukrase, maltase, dan isimaltase untuk pemecahan disakarida terletak di dalam mikrovili ’brush border’ sel epitel. Disakarida ini dicerna menjadi monosakarida sewaktu berkontak dengan mikrovili ini atau Universitas Sumatera Utara sewaktu mereka berdifusi ke dalam mikrovili. Produk pencernaan, monosakarida, glukosa, galaktosa, dan fruktosa, kemudian segera diabsorpsi ke dalam darah porta. 29 Air dan elektrolit, cairan empedu, cairan lambung, saliva, dan cairan duodenum menyokong sekitar 8-10 Lhari cairan tubuh, kebanyakan diabsorpsi. Air secara osmotik dan secara hidrostatik diabsorpsi atau melalui difusi pasif. Natrium dan klorida diabsorpsi dengan pemasangan zat telarut organik atau secara transport aktif. Kalsium diabsorpsi melalui transport aktif dalam duodenum dan jejenum, dipercepat oleh hormon parathormon PTH dan vitamin D. Kalium diabsorpsi secara difusi pasif. 28 Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorpsi air dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian kanan. Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa feses yang sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung. 23 Kolon mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak rantai pendek serta mengeluarkan kalium dan bikarbonat. Hal tersebut membantu menjaga keseimbangan air dan elektrolit serta mencegah dehidrasi. Gerakan retrograd dari kolon memperlambat transit materi dari kolon kanan dan meningkatkan absorpsi. Kontraksi segmental merupakan pola yang paling umum, mengisolasi segmen pendek dari kolon, kontraksi ini menurun oleh antikolinergik, meningkat oleh makanan, kolinergik. Sepertiga berat feses kering adalah bakteri; 10¹¹-10¹²gram dimana bakteri Anaerob lebih banyak dari bakteri aerob. Bacteroides paling umum, Escherichia coli Universitas Sumatera Utara berikutnya. Gas kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi dari darah, dan produksi intralumen. Bakteri membentuk hidrogen dan metan dari protein dan karbohidrat yang tidak tercerna. 28

2.3. Definisi Obstruksi Usus