Pekerjaan Status Komplikasi Karakteristik Penderita Ileus Obstruktif yang Dirawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2010

Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Pendidikan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007- 2010 Pendidikan f Tercatat Tidak Tercatat 97 14 87,4 12,6 Total 111 100,0 Dari tabel 5.8. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Ileus Obstruktif berdasarkan pendidikan tercatat 87,4. Proporsi penderita Ileus Obstruktif rawat inap berdasarkan pendidikan yang tercatat di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2007- 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Pendidikan Tercatat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007- 2010 Pendidikan f Tidak sekolahtidak tamat SD SD SMP SMA Perguruan Tinggi PT 17 13 17 44 6 17,5 13,4 17,5 45,4 6,2 Total 97 100,0 Dari tabel 5.9. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Ileus Obstruktif berdasarkan pendidikan yang tercatat tertinggi adalah SMA 45,4.

f. Pekerjaan

Proporsi penderita Ileus Obstrukif rawat inap berdasarkan pekerjaan di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2007- 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007- 2010 Pekerjaan f Tercatat Tidak Tercatat 93 18 83,8 16,2 Total 111 100,0 Dari tabel 5.10. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Ileus Obstruktif berdasarkan pekerjaan tercatat 83,8. Proporsi penderita Ileus Obstruktif rawat inap berdasarkan pekerjaan yang tercatat di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2007- 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan Tercatat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007- 2010 Pekerjaan f PNS, TNI, POLRI, BUMN Wiraswasta Petani Ibu Rumah Tangga PelajarMahasiswa Lain-Lain 13 31 2 18 13 16 14,0 33,3 2,2 19,3 14,0 17,2 Total 93 100,0 Dari tabel 5.11. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Ileus Obstruktif berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah wiraswasta 33,3. Pada lain-lain termasuk yang tidak bekerja, supir, dan tukang becak.

g. Daerah Asal

Proporsi penderita Ileus Obstruktif rawat inap berdasarkan daerah asal di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2007- 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Daerah Asal di RSUDr. Pirngadi Medan Tahun 2007- 2010 Daerah Asal f Kota Medan Luar Kota Medan 76 35 68,5 31,5 Total 111 100,0 Dari tabel 5.12. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Ileus Obstruktif berdasarkan daerah asal tertinggi adalah kota Medan 68,5.

5.2.2. Penyebab Ileus Obstruktif

Proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan penyebab ileus obstruktif tidak dapat didistribusikan karena tidak tersedia data pada kartu status.

5.2.3. Status Komplikasi

Proporsi penderita Ileus Obstruktif rawat inap berdasarkan status komplikasi di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2007- 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Status Komplikasi di RSUDr. Pirngadi Medan Tahun 2007- 2010 Status Komplikasi f Komplikasi Tidak Komplikasi 18 93 16,2 83,8 Total 111 100,0 Dari tabel 5.13. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Ileus Obstruktif yang mengalami komplikasi 16,2 sedangkan yang tidak mengalami komplikasi 83,8 Universitas Sumatera Utara

5.2.4. Jenis Komplikasi

Proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan jenis komplikasi tidak dapat didistribusikan karena tidak tersedia data pada kartu status

5.2.4. Lama Rawatan Rata-rata

Proporsi penderita Ileus Obstruktif rawat inap berdasarkan lama rawatan di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2007- 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan di RSUDr. Pirngadi Medan Tahun 2007- 2010 Lama Rawatan Rata-Rata Hari Mean Standar Deviasi Cofisiens of Variation Minimun Maksimun 8,14 9,535 117 1 70 Dari tabel 5.14. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita Ileus Obstruktif adalah 8,14 hari 8 hari dan standar deviasi 9,535 hari. Coffisiens of Variation 117 yang menunjukkkan bahwa lama rawatan rata-rata penderita Ileus Obstruktif bervariasi dimana lama rawatan minimum 1 hari dan lama rawatan maksimum 70 hari. Karakteristik penderita Ileus Obstruktif dengan lama rawatan rata-rata minimum pada penelitian ini adalah 12 orang penderita dengan kelompok umur 1-14 tahun sebanyak 1 orang, 15-49 tahun 6 orang , dan 50 tahun 5 orang, sumber biaya Universitas Sumatera Utara biaya sendiri 2 orang, askes 3 orang, jamkesmas 5 orang, medan sehat 2 orang, dan keadaan sewaktu pulang pulang berobat jalan 1 orang, pulang atas permintaan sendiri 5 orang, meninggal 5 orang dan tidak tercatat 1 orang. Karakteristik penderita Ileus Obstruktif dengan lama rawatan rata-rata maksimun pada penelitian ini adalah 1 orang penderita dengan umur 49 tahun, sumber biaya umum, dan keadaan sewaktu pulang meninggal dunia.

5.2.5. Sumber Biaya

Proporsi penderita Ileus Obstruktif rawat inap berdasarkan sumber biaya di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2007- 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007- 2010 Sumber Biaya f Biaya Sendiri Askes Kartu SehatJamkesmas Medan Sehat Pemprovsu 19 24 58 6 4 17,1 21,6 52,3 5,4 3,6 Total 111 100,0 Dari tabel 5.15. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Ileus Obstruktif berdasarkan sumber biaya yang tertinggi adalah kartu sehatjamkesmas 52,3.

5.2.6. Penatalaksanaan Medis

Proporsi penderita Ileus Obstruktif rawat inap berdasarkan penatalaksanaan medis di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2007- 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.16. Distribusi Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Medis RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007- 2010 Penatalaksanaan Medis f Operasi Tidak Operasi 47 64 42,3 57,7 Total 111 100,0 Dari tabel 5.16. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Ileus Obstruktif yang penatalaksanaan medis dengan operasi adalah 42,3

5.2.7. Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penderita Ileus Obstrukif rawat inap berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2007- 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.17. Distribusi Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007- 2010 Keadaan Sewaktu Pulang f Tercatat Tidak Tercatat 96 15 86,5 13,5 Total 111 100,0 Dari tabel 5.17. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Ileus Obstruktif berdasarkan keadaan sewaktu pulang tercatat 86,5. Proporsi penderita Ileus Obstruktif rawat inap berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang tercatat di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2007- 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.18. Distribusi Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Tercatat di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007- 2010 Keadaan Sewaktu Pulang f Sembuh PBJ PAPS Meninggal 13 41 16 26 13,5 42,7 16,7 27,1 Total 96 100,0 Dari tabel 5.18. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Ileus Obstruktif berdasarkan keadaan sewaktu pulang pulang atas permintaan sendiri 16,7 dan CFR penderita ileus obstruktif yaitu 26 orang 27,1. Karakteristik penderita ileus obstruktif rawat inap yang meninggal di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2007-2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.19. Karakteristik Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap yang Meninggal di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2010 No Karakteristik f 1 Umur tahun 1 tahun 1-14 tahun 15-49 tahun 49 tahun 2 1 11 12 7,7 3,8 42,3 46,2 2 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 15 11 57,7 42,3 3 Lama Rawatan hari Terlama 70 hari Tersingkat 1 hari 1 5 4 Status Komplikasi Tidak komplikasi Komplikasi 23 3 88,5 11,5 5 Sumber Biaya Biaya sendiri Bukan Biaya sendiri 3 23 11,5 88,5 6 Penatalaksanaan Medis Operasi Tidak operasi 15 11 57,7 42,3 7 Daerah Asal Kota Medan Luar Kota Medan 16 10 61,5 38,5 Berdasarkan tabel 5.19., dapat dilihat proporsi penderita ileus obstruktis yang meninggal berdasarkan umur yang tertinggi adalah 49 tahun 46,2 dan yang terendah 1 tahun 7,7. Berdasarkan jenis kelamin lebih tinggi pada laki-laki 57,7 daripada perempuan 42,3. Lama rawatan terlama 70 hari sebanyak 1 orang dan lama rawatan tersingkat 1 hari sebanyak 5 orang. Berdasarkan status komplikasi tertinggi dengan tidak komplikasi 88,5 dan terendah komplikasi 11,5. Berdasarkan sumber biaya tertinggi pada bukan biaya sendiri 88,5 dan terendah biaya sendiri 11,5 orang. Berdasarkan penatalaksanaan medis tertinggi dengan operasi 57,7 dan tidak operasi 42,3. Universitas Sumatera Utara Karakteristik penderita ileus obstruktif yang pulang atas permintaan sendiri 16 penderita yaitu 6 orang 37,5 laki-laki dan 10 orang 62,5 perempuan, kelompok umur 1 tahun 3 orang 18,8, kelompok umur 1-14 tahun 2 orang 12,5, kelompok umur 15-49 tahun 7 orang 43,8 dan kelompok umur49 tahun 4 orang 25, sumber biaya dengan biaya sendiri 4 orang 25 dan bukan biaya sendiri 12 orang 75, dan lama rawatan tertinggi 18 hari 1 orang dan lama rawatan terendah 1 hari 5 orang. 5.3. Analisa Statistik 5.3.1. Umur Berdasarkan Status Komplikasi Proporsi umur penderita Ileus Obstruktif rawat inap berdasarkan status komplikasi di RSU Dr. Pirngadi tahun 2007-2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.20. Distribusi Proporsi Umur Penderita Ileus Obstruktif Berdasarkan Status Komplikasi Status Komplikasi Umur Total 1 1-14 15-49 49 f f f f f Komplikasi Tidak Komplikasi 3 5 16,7 5,4 2 7 11,1 7,5 4 50 22,2 53,8 9 31 50,0 33,3 18 93 100 100 X 2 =7,153 df=3 p=0,067 Pada tabel 5.20. dapat dilihat 93 penderita ileus obstruktif yang mengalami komplikasi 18 orang, terdapat 3 orang 16,7 berumur 1 tahun, 2 orang 11,1 berumur 1-14 tahun, dan 4 orang 22,2 yang berumur 15-49 tahun dan 9 orang 50 yang berumur49 tahun. Sedangkan yang tidak mengalami komplikasi, terdapat 5 orang 5,4 yang berumur 1 tahun, 7 orang 7,5 yang berumur 1-14 Universitas Sumatera Utara tahun, 50 orang 53,8 yang berumur 15-49 tahun dan 31 orang 33,3 yang berumur 49 tahun. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p0,05 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur penderita ileus obstruktif berdasarkan status komplikasi.

5.3.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Status Komplikasi

Proporsi jenis kelamin penderita Ileus Obstruktif rawat inap berdasarkan status komplikasi di RSU Dr. Pirngadi tahun 2007-2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.21. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Ileus Obstruktif Berdasarkan Status Komplikasi Status Komplikasi Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan f f f Komplikasi Tidak Komplikasi 8 55 44,4 59,1 10 38 55,6 40,9 18 93 100,0 100,0 X 2 = 0,769 df= 1 p= 0,372 Berdasarkan tabel 5.21. dapat dilihat bahwa proporsi penderita ileus obstruktif yang mengalami komplikasi 18 orang, terdapat 8 orang 44,4 yang berjenis kelamin laki-laki dan 10 orang 55,6 yang berjenis kelamin perempuan. Sedangkan penderita ileus obstruktif yang mengalami komplikasi 93 orang, terdapat 55 orang 59,1 yang berjenis kelamin laki-laki dan 38 orang 40,9 yang berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p0,05 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara laki-laki dan perempuan berdasarkan status komplikasi. Universitas Sumatera Utara

5.3.3. Lama Rawatan Berdasarkan Sumber Biaya

Proporsi lama rawatan penderita penderita Ileus Obstruktif rawat inap berdasarkan sumber biaya di RSU Dr. Pirngadi tahun 2007-2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.22. Distribusi Proporsi Lama Rawatan Penderita Ileus Obstruktif Berdasarkan Sumber biaya Sumber Biaya Lama Rawatan Rata-Rata hari N Mean SD Biaya sendiri Umum Bukan Biaya Sendiri 19 92 10,05 7,74 15,451 7,870 z=-0,157 p=0,875 Dari tabel 5.22. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita ileus obstruktif yang berobat dengan biaya sendiri 10,05 hari 10 hari dan bukan biaya sendiri 7,74 hari 8 hari. Berdasarkan hasil uji kenormalan data, diperoleh bahwa p0,05 yang artinya bahwa lama rawatan rata penderita tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji man-whitney diperoleh nilai p0,05 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna lama rawatan rata-rata penderita ileus obstruktif berdasarkan sumber biaya.

5.3.4. Umur Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi umur penderita Ileus Obstruktif rawat inap berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RSU Dr. Pirngadi tahun 2007-2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.23. Distribusi Proporsi Umur Penderita Ileus Obstruktif Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Keadaan Sewaktu Pulang Umur Total 1 1-14 15-49 49 f f f f f Sembuh PBJ PAPS Meninggal 1 2 3 2 7,6 4,9 18,8 7,7 2 4 2 1 15,4 9,7 12,4 3,8 6 20 7 11 46,2 48,8 43,8 42,3 4 15 4 12 30,8 42,9 25 46,2 13 41 16 26 100 100 100 100 X 2 = 5,737 df=9 p=0,766 Pada tabel 5.23. dapat dilihat bahwa 13 orang penderita sembuh, terdapat 1 orang 7,6 berumur 1 tahun, 2 orang 15,4 berumur 1-14 tahun, 6 orang 46,2 berumur 15-49 tahun dan 4 orang 30,8 berumur49 tahun. Kemudian 41 orang penderita pulang berobat jalan, terdapat 2 orang 4,9 berumur 1 tahun, 4 orang 9,7 yang berumur 1-14 tahun, dan 20 orang 48,8 yang berumur 15-49 tahun dan 15 orang 42,9 berumur 49 tahun. Ada 16 orang yang pulang atas permintaan sendiri, terdapat 3 orang 18,8 yang berumur 1 tahun, 2 orang 12,4, dan 7 orang 43,8 berumur 15-49 tahun dan 4 orang 25 berumur 49 tahun. Sedangkan yang meninggal ada 26 orang, terdapat 2 orang 7,7 berumur 1 tahun, 1 orang 3,8 berumur 1-14 tahun, 11 orang 42,3 berumur 15-49 tahun dan 12 orang 46,2 berumur49 tahun Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square, terdapat 9 sel 56,3 mempunyai expected count kurang dari 5 sehingga analisa dengan menggunakan uji ini tidak dapat dilakukan. Universitas Sumatera Utara

5.3.5. Jenis Kelamin Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi jenis kelamin penderita Ileus Obstruktif rawat inap berdasarkan keadaaan sewaktu pulang di RSU Dr. Pirngadi tahun 2007-2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.24. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Ileus Obstruktif Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Keadaan Sewaktu Pulang Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan f f f Sembuh PBJ PAPS Meninggal 6 27 6 15 46,2 65,9 37,5 57,7 7 14 10 11 53,8 34,1 62,5 42,3 13 41 16 26 100,0 100,0 100,0 100,0 X 2 = 4,383 df= 3 p= 0,223 Berdasarkan tabel 5.24. dapat dilihat bahwa proporsi penderita ileus obstruktif yang sembuh 13 orang, terdapat 6 orang 46,2 yang berjenis kelamin laki-laki dan 7 orang 53,8 yang berjenis kelamin perempuan, pulang berobat jalan sebanyak 41 orang, terdapat 27 orang 65,9 yang berjenis kelamin laki-laki dan 14 orang 34,1 yang berjenis perempuan. Kemudian pulang atas permintaan sendiri ada 16 orang, terdapat 6 orang 37,5 yang berjenis kelamin laki-laki dan 10 orang 62,5 yang berjenis kelamin perempuan. Sedangkan 26 orang meninggal, terdapat 15 orang 57,7 yang berjenis kelamin laki-laki dan 11 orang 42,3 yang berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p0,05 artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara penderita yang berjenis kelamin laki-laki dengan jenis kelamin perempuan berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Universitas Sumatera Utara

5.3.6. Lama Rawatan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi lama rawatan penderita penderita Ileus Obstruktif rawat inap berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RSU Dr. Pirngadi tahun 2007-2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.25. Distribusi Proporsi Lama Rawatan Penderita Ileus Obstruktif Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Keadaan Sewaktu Pulang Lama Rawatan Rata-Rata hari N Mean SD Sembuh PBJ PAPS Meninggal 13 41 16 26 8,62 7,93 4,75 10,92 5,49 7,01 5,43 15,54 X 2 = 8,100 df=3 p=0,044 Berdasarkan tabel 5.25., dapat dilihat bahwa lama rawatan rata –rata pada penderita yang keadaan sewaktu pulang sembuh 8,62 hari 9 hari, pulang berobat jalan 7,93 hari 8 hari, pulang atas permintaan sendiri 4,75 hari 5 hari dan yang meninggal 10,92 hari 11 hari. Hasil Analisis statistik dengan menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh p0,05 artinya ada perbedaaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

5.3.7. Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Sumber Biaya

Proporsi keadaaan sewaktu pulang penderita penderita Ileus Obstruktif rawat inap berdasarkan sumber biaya di RSU Dr. Pirngadi tahun 2007-2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.26. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Ileus Obstruktif Berdasarkan Sumber Biaya Sumber Biaya Keadaan Sewaktu Pulang Total Sembuh PBJ PAPS Meninggal f f f f f Biaya sendiri Bukan biaya sendiri 3 10 17,6 12,7 7 34 41,3 43,0 4 12 23,5 15,2 3 23 17,6 29,1 17 79 100 100 X 2 =1,531 df=3 p=0,675 Berdasarkan tabel 5.26. dapat dilihat bahwa proporsi penderita ileus obstruktif dengan biaya sendiri 17 orang, sembuh 3 orang 17,6, pulang berobat jalan 7 orang 41,3, pulang atas permintaan sendiri 4 orang 23,5 dan yang meninggal 3 orang 17,6. Sedangkan yang bukan biaya sendiri 79 orang, sembuh 10 orang 12,7, pulang berobat jalan 34 orang 43, pulang atas permintaan sendiri 12 orang 15,2, dan yang sembuh 23 orang 29,1. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square, terdapat 3 sel 37,5 mempunyai expected count kurang dari 5 sehingga analisis dengan menggunakan uji ini tidak dapat dilakukan.

5.3.8. Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Penatalaksanaan Medis

Proporsi penatalaksanaan medis penderita penderita Ileus Obstruktif rawat inap berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RSU Dr. Pirngadi tahun 2007-2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.27. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Ileus Obstruktif Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Penatalaksaan Medis Keadaan Sewaktu Pulang Total Sembuh PBJ PAPS Meninggal f f f f f Operasi Tidak Operasi 8 5 19,0 9,3 16 25 38,1 46,3 3 13 7,2 24,0 15 11 35,7 20,4 42 54 100 100 X 2 =8,161 df=3 p=0,043 Berdasarkan tabel 5.27. dapat dilihat bahwa penderita yang penatalaksanaan medisnya dengan operasi 42 orang, sembuh 8 orang 19,0, pulang berobat jalan 16 orang 38,1, pulang atas permintaan sendiri 3 orang 7,2, dan yang meninggal 15 orang 35,7. Sedangkan yang penatalaksanaan medisnya dengan tidak operasi 54 orang, sembuh 5 orang 9,3, pulang berobat jalan 25 orang 46,3, pulang atas permintaan sendiri 13 orang 24,0, dan yang meninggal 11 orang 20,4. Berdasarkan tabel 5.26. dapat dilihat bahwa penderita ileus obstruktif yang meninggal lebih banyak pada penderita yang penatalaksaan medisnya operasi daripada yang tidak menjalani operasi. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p0,05, artinya ada perbedaan yang bermakna penatalaksanaan medis pada penderita ileus obstruktif berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Universitas Sumatera Utara BAB 6 PEMBAHASAN

6.1. Sosiodemografi

6.1.1. Umur dan Jenis Kelamin

Proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan umur dan jenis kelamin di RSU Dr. Pingadi Medan tahun 2007-2010 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 6.1. Diagram Bar Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2010 Dari gambar 6.1., dapat dilihat bahwa proporsi penderita ileus obstruktif jenis kelamin laki-laki tertinggi pada kelompok umur 15-49 tahun 27,9 dan terendah umur 1 tahun 2,7. proporsi penderita ileus obstruktif jenis kelamin perempuan tertinggi pada kelompok umur 15-49 tahun 20,7 dan terendah pada kelompok umur 1 tahun 4,5. Berdasarkan jenis kelamin tertinggi pada laki-laki 56,8 dengan sex ratio 131, artinya setiap 100 penderita perempuan ileus obstruktif terdapat 131 penderita laki-laki yang menderita ileus obstruktif. Universitas Sumatera Utara Hal ini bukan berarti umur 15-49 tahun pada laki-laki dan pada perempuan yang beresiko untuk menderita ileus obstruktif, namun hanya menunjukkan bahwa penderita ileus obstruktif yang berkunjung ke rumah sakit pirngadi mayoritas berumur 15-49 tahun pada laki-laki dan pada perempuan. Secara keseluruhan ileus obstruktif bervariasi dan sering ditemukan berdasarkan umur pasien. 32

6.1.2. Suku

Proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan suku di RSU Dr. Pingadi Medan tahun 2007-2010 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 6.2. Diagram Bar Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Suku di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2010 Dari gambar 6.2., dapat dilihat bahwa proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan suku tertinggi adalah suku Jawa 41,7 dan terendah pada suku aceh dan Universitas Sumatera Utara lainnya 2,9. Terdapat 3 orang pada suku lainnya yaitu 1 orang Tionghoa, 1 orang Arab, dan 1 orang Padang. Hal ini bukan berarti suku Jawa lebih beresiko untuk menderita ileus obstruktif, karena secara tradisional suku bangsa Jawa tidak terlalu banyak mengonsumsi daging dan gemar mengonsumsi tahu dan tempe dalam menu mereka sehingga faktor risiko untuk terjadinya ileus obstruktif lebih kecil pada suku ini. 43 Hal ini hanya menunjukkan penderita ileus obstruktif yang datang ke RSU Dr.Pirngadi Medan mayoritas suku Jawa. Hasil ini sejalan dengan jumlah penduduk berdasarkan suku di kota Medan yaitu bahwa penduduk kota Medan mayoritas suku Jawa. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan Etnis di kota Medan pada tahun 1980 tertinggi pada suku Jawa 29,41, dan terendah pada suku Sunda 1,9 dan tahun 2000 tertinggi pada suku Jawa 33,03 dan terendah pada suku Aceh 2,78. 52

6.1.3. Agama

Proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan suku di RSU Dr. Pingadi Medan tahun 2007-2010 dapat dilihat pada gambar dibawah berikut ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 6.3. Diagram Pie Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Agama di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007- 2010 Dari gambar 6.3., dapat dilihat bahwa proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan agama tertinggi adalah Islam 78,2 dan terendah pada agama Budha 0,9. Resiko untuk menderita ileus obstruktif pada penganut agama Budha lebih kecil karena adanya ajaran Buddhisme Theravada tidak secara eksplisit mengajarkan untuk tidak memakan daging 44 . Namun dari gambar diatas bukan berarti penganut agama Islam beresiko untuk menderita Ileus obstruktif, hanya menunjukkan penderita ileus obstruktif yang datang ke RSU Dr.Pirngadi Medan mayoritas agama Islam. Hasil ini juga dapat dilihat dari kunjungan penderita penyakit lain di RSU Dr. Pirngadi Medan seperti penyakit leukemia tahun 2005-2009 dengan desain case Universitas Sumatera Utara series yang menemukan bahwa proporsi penderita leukemia berdasarkan agama yang terbesar adalah agama Islam 69,2. 51

6.1.4. Status Kawin

Proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan status kawin di RSU Dr. Pingadi Medan tahun 2007-2010 dapat dilihat pada gambar dibawah berikut ini: Gambar 6.4. Diagram Pie Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Status Perkawinan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2010 Dari gambar 6.4., dapat dilihat bahwa proporsi penderita ileus obstruktif yang sudah menikah adalah 73,1 dan yang belum menikah adalah 26,9 Hal ini bukan berarti orang yang sudah menikah lebih beresiko untuk menderita ileus obstruktif, namun hanya menunjukkan penderita ileus obstruktif yang datang berobat ke RSU Pirngadi Medan mayoritas sudah menikah. Data ini juga sesuai dengan jumlah penderita berdasarkan kelompok umur tertinggi pada umur 15- Universitas Sumatera Utara 49 tahun 52 orang dengan status kawin 76,9 dan diikuti kelompok umur 49 tahun 39 orang dengan status kawin 100.

6.1.5. Pendidikan

Proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan pedidikan di RSU Dr. Pingadi Medan tahun 2007-2010 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 6.5. Diagram Pie Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2010 Dari gambar 6.5., dapat dilihat bahwa proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan pendidikan tertinggi adalah SMA 45,4 Hal ini bukan berarti tingkat pendidikan SMA lebih beresiko untuk menderita ileus obstruktif, namun hanya menunjukkan jumlah penderita yang datang berobat ke RSU Dr. Pirngadi Medan mayoritas tingkat pendidikan SMA. Universitas Sumatera Utara Data ini sesuai dengan proporsi penderita dilihat dari kelompok umur berdasarkan pendidikan yang berkunjung ke rumah sakit Pirngadi Medan mayoritas pada umur 15-49 tahun 54 orang dengan tingkat pendidikan tertinggi pada SMA 53,3 dan terendah tidak sekolah atau tidak tamat SD 4,4.

6.1.6. Pekerjaaan

Proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan pekerjaan di RSU Dr. Pingadi Medan tahun 2007-2010 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 6.6. Diagram Bar Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007- 2010 Dari gambar 6.5., dapat dilihat bahwa proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah wiraswasta 33,3 Universitas Sumatera Utara Hal ini bukan berarti status pekerjaan wiraswasta lebih beresiko untuk menderita ileus obstruktif, namun hanya menunjukkan jumlah penderita Ileus Obstruktif yang datang berobat ke RSU Dr. Pirngadi Medan mayoritas yang bekerja sebagai wiraswasta. Data ini sesuai dengan proporsi pekerjaan penderita berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi pada pendidikan SMA kebawah 86 orang dengan status pekerjaan tertinggi wiraswasta 36 dan terendah petani 2,3 sedangkan penguruan tinggi 5 orang dengan status pekerjaan tertinggi PNS, TNI, POLRI, BUMN 80 dan terendah ibu rumah tangga 20.

6.1.7. Daerah Asal

Proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan daerah asal di RSU Dr. Pingadi Medan tahun 2007-2010 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 6.7. Diagram Pie Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Daerah Asal di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2010 Dari gambar 6.6., dapat dilihat bahwa proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan daerah asal adalah kota medan 68,5 dan luar kota medan 31,5 Hal ini bukan berarti penduduk di daerah kota Medan lebih beresiko untuk menderita ileus obstruktif, namun hanya menunjukkan jumlah penderita yang datang berobat ke RSU Dr. Pirngadi Medan mayoritas penduduk dari kota Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan terletak di daerah kota Medan.

6.2. Status Komplikasi

Proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan status komplikasi di RSU Dr. Pingadi Medan tahun 2007-2010 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 6.8. Diagram Pie Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan status komplikasi di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2010 Dari gambar 6.7., dapat dilihat bahwa proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan status komplikasi adalah tidak komplikasi 83,8 dan yang mengalami komplikasi 16,2. Penderita ileus obstruktif yang mengalami komplikasi, sesuai dengan hasil analisis pada tabel 5.16 dapat disimpulkan bahwa penderita yang mengalami komplikasi dikarenakan terlambatnya mendapat pengobatan dan tidak melaksanakan operasi dalam pengobatannya. Hal ini dapat diilihat dari teori bahwa selain beberapa perkecualian, pengobatan pada ileus obstruktif baik pada usus halus maupun pada usus besar adalah dengan operasi karena adanya risiko terjadinya strangulasi. 48 Penderita yang tidak mengalami komplikasi diasumsikan karena penderita secara dini melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinya ileus obstruktif. Universitas Sumatera Utara

6.3. Lama Rawatan Rata-Rata