lainnya 2,9. Terdapat 3 orang pada suku lainnya yaitu 1 orang Tionghoa, 1 orang Arab, dan 1 orang Padang.
Hal ini bukan berarti suku Jawa lebih beresiko untuk menderita ileus obstruktif, karena secara tradisional suku bangsa Jawa tidak terlalu banyak
mengonsumsi daging dan gemar mengonsumsi tahu dan tempe dalam menu mereka sehingga faktor risiko untuk terjadinya ileus obstruktif lebih kecil pada suku ini.
43
Hal ini hanya menunjukkan penderita ileus obstruktif yang datang ke RSU Dr.Pirngadi
Medan mayoritas suku Jawa. Hasil ini sejalan dengan jumlah penduduk berdasarkan suku di kota Medan
yaitu bahwa penduduk kota Medan mayoritas suku Jawa. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan Etnis di kota Medan pada tahun 1980 tertinggi pada suku Jawa
29,41, dan terendah pada suku Sunda 1,9 dan tahun 2000 tertinggi pada suku Jawa 33,03 dan terendah pada suku Aceh 2,78.
52
6.1.3. Agama
Proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan suku di RSU Dr. Pingadi Medan tahun 2007-2010 dapat dilihat pada gambar dibawah berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.3. Diagram Pie Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Agama di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-
2010
Dari gambar 6.3., dapat dilihat bahwa proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan agama tertinggi adalah Islam 78,2 dan terendah pada agama Budha
0,9. Resiko untuk menderita ileus obstruktif pada penganut agama Budha lebih
kecil karena adanya ajaran Buddhisme Theravada tidak secara eksplisit mengajarkan untuk tidak memakan daging
44
. Namun dari gambar diatas bukan berarti penganut agama Islam beresiko untuk menderita Ileus obstruktif, hanya menunjukkan penderita
ileus obstruktif yang datang ke RSU Dr.Pirngadi Medan mayoritas agama Islam. Hasil ini juga dapat dilihat dari kunjungan penderita penyakit lain di RSU Dr.
Pirngadi Medan seperti penyakit leukemia tahun 2005-2009 dengan desain case
Universitas Sumatera Utara
series yang menemukan bahwa proporsi penderita leukemia berdasarkan agama yang terbesar adalah agama Islam 69,2.
51
6.1.4. Status Kawin
Proporsi penderita ileus obstruktif berdasarkan status kawin di RSU Dr. Pingadi Medan tahun 2007-2010 dapat dilihat pada gambar dibawah berikut ini:
Gambar 6.4. Diagram Pie Proporsi Penderita Ileus Obstruktif Rawat Inap Berdasarkan Status Perkawinan di RSU Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2007-2010
Dari gambar 6.4., dapat dilihat bahwa proporsi penderita ileus obstruktif yang sudah menikah adalah 73,1 dan yang belum menikah adalah 26,9
Hal ini bukan berarti orang yang sudah menikah lebih beresiko untuk menderita ileus obstruktif, namun hanya menunjukkan penderita ileus obstruktif
yang datang berobat ke RSU Pirngadi Medan mayoritas sudah menikah. Data ini juga sesuai dengan jumlah penderita berdasarkan kelompok umur tertinggi pada umur 15-
Universitas Sumatera Utara
49 tahun 52 orang dengan status kawin 76,9 dan diikuti kelompok umur 49 tahun 39 orang dengan status kawin 100.
6.1.5. Pendidikan