BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengaruh globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi, dan industri telah banyak menbawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta
situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makan, berkurangnya aktivitas fisik, dan meningkatnya pencemaran atau polusi lingkungan.
1
Perubahan tersebut telah memberi pengaruh pada transisi epidemiologi yaitu beban ganda
penyakit dengan meningkatnya beberapa penyakit menular dan penyakit tidak menular atau degeneratif.
2
Salah satu jenis penyakit tidak menular adalah penyakit pada saluran pencernaan.
3
World Health Organization WHO tahun 1998, memperkirakan penyakit pada saluran pencernaan akan tergolong 10 besar penyakit penyebab kematian di
dunia pada tahun 2020 mendatang.
4
Diantara negara SEAMIC Southeast Asian Medical Information Center tahun 2002, Indonesia menempati urutan ke-2 negara
yang memiliki angka insiden rate akibat penyakit saluran pencernaan, dengan rincian: di Jepang tercatat 30 per 100.000 penduduk, di Indonesia tercatat 25 per 100.000
penduduk, di Filipina 24 per 100.000 penduduk, di Vietnam tercatat 22 per 100.000 penduduk, di Malaysia tercatat 21 per 100.000 penduduk, di Singapura tercatat 8 per
100.000 penduduk dan di Brunei Darussalam tercatat 5 per 100.000 penduduk.
5
Khusus di Sumatera Utara tahun 2001 proporsi penyakit ini mencapai 7.
6
World Health Organization WHO Global Infobase tahun 2002, Cause Specific Death Rate CSDR penyakit saluran pencernaan di beberapa negara yaitu
Universitas Sumatera Utara
Jerman 51 per 100.000 penduduk, Inggris 47 per 100.000 penduduk, Perancis 42 per 100.000 penduduk, Finlandia 39 per 100.000 penduduk, Switzerland 34 per 100.000
penduduk, Swedia 33 per 100.000 penduduk, India 33 per 100.000 penduduk, Argentina 31 per 100.000 penduduk, Amerika Serikat 30 per 100.000 penduduk,
Bangladesh 26 per 100.000 penduduk, Zimbabwe 20 per 100.000 penduduk, dan Albania 16 per 100.000 penduduk.
7
Bahkan saat ini di beberapa negara penyakit ini sudah menempati urutan 10 besar jenis penyebab kematian. Di Malaysia 2007
penyakit ini menempati urutan ke-7 penyakit penyebab kematian sebanyak 1.809 kasus dengan proporsi sebesar 5,7. Di Cina 2004 menempati urutan ke-4
sebanyak 131.153 kasus dengan proporsi 11,33.
8
Proporsi kematian akibat penyakit saluran pencernaan di Indonesia meningkat dari hasil SKRT Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1992 sebesar 5,1
menjadi 6,6 pada SKRT tahun 1995 dan dari SUKERNAS Survei Kesehatan Nasional tahun 2001 menjadi 7,0.
9
Ditjen Bina Yanmedik Depkes RI, penyakit saluran pencernaan menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit utama penyebab
kematian di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kematian 6.590 dari 225.212 kasus dengan Case Fatality Rate CFR 2,93 tahun 2007 dan 6.825 dari 234.536
kasus dengan CFR 2,91 tahun 2008.
10
Ileus adalah gangguan atau hilangnya pasase isi usus yang menandakan adanya obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Kira-
kira 60–70 dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan appendisitis akut disebabkan oleh ileus.
11
Ileus terbagi menjadi dua macam yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik. Ileus obstruktif ileus mekanik adalah gangguan pasase usus yang
Universitas Sumatera Utara
disebabkan oleh sumbatan mekanik. Sedangkan ileus paralitik ileus non mekanik adalah terhentinya peristaltik usus karena adanya lesi saraf terjepit, meradang
sehingga terjadi kelumpuhan saraf. Beberapa penyebab ileus obstruktif adalah hernia inkarserata, invaginasi, keganasan, volvulus, malformasi usus dan adhesi.
12
Enam puluh persen kasus ileus obstruktif yang ditemukan di Amerika Serikat, adhesi pada
operasi ginekologik, appendektomi dan reseksi kolorektal adalah penyebab terbanyak dari ileus obstruktif.
13
Menurut data statistik negara, di Amerika diperkirakan insiden rate untuk ileus obstruktif 1746 atau 0,13 atau 365.563 orang.
14
Berdasarkan laporan situasi statistik kematian di Nepal tahun 2007, jumlah penderita ileus paralitik dan ileus
obstruktif pada tahun 20052006 adalah 1.053 kasus dengan CFR sebesar 5,32.
15
Setiap tahunnya 1 dari 1.000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus.
16
Berdasarkan data salah satu rumah sakit umum di Australia pada tahun 2001-2002, sekitar 6,5 per 10.000 penduduk di Australia diopname di rumah sakit karena ileus
paralitik dan ileus obstruktif.
17
Hasil penelitian Markogiannakis, dkk 2001-2002, insiden rate penderita penyakit ileus obstruktif yang dirawat inap sebesar 60 di
Rumah Sakit Hippokratian, Athena di Yunani dengan rata-rata pasien berumur antara sekitar 16 - 98 tahun dengan rasio perbandingan laki-laki lebih sedikit daripada
perempuan 2:3.
18
Di Indonesia tercatat ada 7.059 kasus ileus paralitik dan 7.024 kasus obstruktif tanpa hernia yang dirawat inap pada tahun 2004.
19
Gangguan atau obstruksi yang menyeluruh atau tidak menyeluruh juga sering ditemukan pada neonatus.
20
Obstruksi pada neonatal terjadi pada 11.500 kelahiran hidup.
21
Evans menyelidiki untuk seluruh Amerika Serikat memperkirakan
Universitas Sumatera Utara
3.000tahun, bayi yang dilahirkan dengan obstruksi. Di Indonesia jumlahnya tidak jauh berbeda dan untuk seluruh dunia jumlahnya jauh melebihi 50.000tahun.
20
Berdasarkan laporan rumah sakit di kabupaten Cirebon pada tahun 2006, Ileus obstruktif menduduki peringkat ke-6 dari sepuluh penyakit penyebab kematian
tertinggi pada kelompok umur 1-4 tahun dengan proporsi 3,34 sebanyak 3 kasus dari 88 kasus.
22
Berdasarkan hasil survei awal terhadap data penderita ileus obstruktif yang dirawat inap di RSUD DR. Pirngadi Kota Medan tahun 2007-2010 berjumlah 111
kasus, dengan rincian tahun 2007 sebanyak 31 kasus, tahun 2008 sebanyak 30 kasus, tahun 2009 sebanyak 14 kasus, dan tahun 2010 sebanyak 36 kasus. Berdasarkan
uraian pada latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita ileus obstruktif di RSUD DR. Pirngadi Kota Medan tahun
2007-2010.
1.2. Rumusan Masalah