31
Tokoh Adat dan Konsultan Adat Mandailing di kota Medan, serta para Masyarakat Adat, selaku orangtua yang mengadakan acara perkawinan adat
Batak Mandailing di kota Medan.
7. Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan suatu hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis data pada hakekatnya dalam penelitian hukum artinya unuk
mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis. Oleh karena itu, sesuai metode penulisan data yang sesuai dengan penelitian deskriptif analisis dengan
menggunakan pendekatan secara kualitatif, yaitu analisis data mengungkapkan dan mengambil kebenaran yang diperoleh dari kepustakaan dan penelitian lapangan yaitu
dengan menggabungkan antara peraturan-peraturan, buku-buku ilmiah yang ada hubungannya dengan eksistensi perkawinan adat pada masyarakat adat Mandailing di
Kota Medan, kemudian dianalisis secara kualitatif sehingga mendapat suatu pemecahannya, sehingga ditarik kesimpulan.
Dengan demikian rangkaian kegiatan analisis data yang diperlukan dalam penelitian penulis adalah sebagai berikut: semua data yang telah diperoleh terlebih
dahulu diolah agar dapat memberikan gambaran yang sesuai kebutuhan, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis kualitatif, dimana data-data yang
diperlukan guna menjawab permasalahan, baik data primer maupun data sekunder, dikumpulkan untuk kemudian diseleksi, dipilah-pilah berdasarkan kualitas dan
Universitas Sumatera Utara
32
relevansinya untuk kemudian ditentukan antara data yang penting dan data yang tidak penting untuk menjawab permasalahan. Dipilih dan disistematisasi berdasar kualitas
kebenaran sesuai dengan materi penelitian, untuk kemudian dikaji melalui pemikiran yang logis induktif, sehingga akan menghasilkan uraian yang bersifat deskriptif, yaitu
uraian yang menggambarkan permasalahan serta pemecahannya secara jelas dan lengkap berdasarkan data-data yang diperoleh dari penelitian sehingga hasil analisis
tersebut diharapkan dapat menjawab permasalahan yang diajukan.
64
Setelah analisi data selesai maka hasilnya kemudian akan disajikan secara deskriptif, yaitu dengan
menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
65
Dari hasil tersebut kemudian ditariklah kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.
64
Soerjono Soekanto, Op. Cit, hal 32
65
H.B. Sutopo, Metodelogi Penelitian Hukum Kualitatif Bagian II, UNS Press, Surakarta, hal.37
Universitas Sumatera Utara
33
BAB II AKIBAT HUKUM DARI PERKAWINAN YANG
DILANGSUNGKAN SECARA ADAT
A. Pengertian dan Tujuan Perkawinan 1.
Pengertian dan
Tujuan Perkawinan
Menurut Hukum
Adat Batak
Mandailing
Menurut adat Mandailing, di dalam pernikahan harus memenuhi segala persyaratan menurut hukum agama Islam terlebih dahulu. Hombar lo adat dohot
ibadat.
66
Pernikahan dilangsungkan sebelum calon pengantin wanita boru na ni oli dibawa ke rumah calon pengantin pria bayo pangoli. Meskipun acara perkawinan
dilakukan menurut adat, namun persyaratan perkawinan menurut Islam tidak boleh diabaikan. Menurut Islam haram hukumnya boru na ni oli dibawa oleh bayo pangoli
sebelum dinikahkan.
67
Untuk melanjutkan niat baik ini tentunya harus dilakukan menurut tata cara yang telah diadatkan, karena perkawinan merupakan perbuatan yang sangat sakral.
Perempuan yang akan masuk ke dalam keluarga laki-laki diharapkan membawa tuah, oleh sebab itu tata cara perkawinan ini harus sesuai dengan tata cara yang selalu
dilakukan sejak dari nenek moyang.
68
Perkawinan bukan saja merupakan urusan individu dengan individu, namun lebih luas lagi yaitu urusan keluarga dengan
66
Hombar lo adat dohot ibadat merupakan istilah Mandailing yang memiliki arti Adat dan ibadah tidak dapat dipisahkan. Dalam melakukan acara adat dalam bentuk apapun, masyarakat
Mandailing berpedoman kepada Hukum Islam. Lihat Pandapotan Nasution, Op.Cit hlm.329
67
Ibid, hlm 330
68
Ibid, hlm 270
33
Universitas Sumatera Utara
34
keluarga. Jika seorang laki-laki pemuda menyampaikan keinginannya kepada orangtuanya ingin mempersunting seorang perempuan untuk dijadikan isteri maka
kewajiban bagi orang tua untuk merealisasikan keinginannya itu.
69
Seperti yang dikutip Hilman Hadikusuma dari pendapat Ter Haar yang menyatakan: “Perkawinan
itu adalah urusan kerabat, urusan keluarga, urusan masyarakat, urusan martabat dan urusan pribadi.”
70
Perkawinan pada masyarakat Mandailing bertujuan untuk memperluas kekeluargaan.
Selain itu,
perkawinan juga
mempunyai tujuan
untuk melanjutkanmeneruskan keturunan generasi laki-laki atau marga karena hanya anak
laki-laki yang dapat meneruskan marga. Hal ini yang merupakan sifat religius dari perkawinan adat Mandailing dengan menyatakan bahwa perkawinan tidak hanya
mengikat kedua belah pihak saja tetapi mengikat keseluruhan keluarga kedua belah pihak. Ada upacara dan ritual yang wajib dilakukan agar supaya selamat baik dalam
prosesi perkawinan maupun dalam perjalanan rumah tangga dari pasangan yang melangsungkan perkawinan tersebut.
71
2. Pengertian dan Tujuan Perkawinan Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan