b Aceh
BNN bekerjasama dengan Polda Aceh dan 5 lima Polres jajaran Polda Aceh serta TNI-AD menggelar operasi eradikasi
ladang ganja, tepatnya di wilayah Seulumun, Desa Lamteuba, Aceh Besar. Kegiatan ini dilaksanakan selama 12 hari, dari tanggal 23
November 2011 sampai dengan 5 Desember 2011. Dimulai dengan kegiatan penyelidikan, pendataan ladang ganja yang dapat
dijangkau, dan kemudian ditindaklanjuti dengan pemusnahan ladang ganja. Dari kegiatan ini berhasil disita barang bukti ganja
seberat 222 ton dari total 155,8 hektar ladang ganja yang tersebar di pegunungan Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Bireun, Gayo Lues, dan
Aceh Tenggara. Kegiatan.
231
C. Peranan Badan Narkotika Nasional Dalam Sistem Penghukuman Bagi Pecandu Narkotika.
Penyalahgunaan Narkotika di Indonesia sudah pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan oleh karena itu upaya pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana Narkotika dan Perkursor Narkotika perlu terus ditingkatkan dengan tetap memperhatikan hak Penyalah Guna, Korban Penyalahgunaan, dan Pecandu Narkotika
231
Ibid
Universitas Sumatera Utara
memperoleh pelayanan
kesehatan melalui
Rehabilitasi Medis
danatau Rehabilitasi Sosial
Hal yang perlu mendapat perhatian adalah terkait dengan pelaksanaan wajib lapor Pecandu Narkotika yang perlu diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah
No 25 Tahun 2011 sebagai sebuah upaya untuk memenuhi hak Pecandu Narkotika dalam mendapatkan pengobatan danatau perawatan melalui rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial. Tujuan lain dari pelaksanaan wajib lapor Pecandu Narkotika adalah untuk mengikutsertakan orang tua, wali, keluarga, dan masyarakat dalam
meningkatkan tanggung jawab terhadap Pecandu Narkotika yang ada di bawah pengawasan dan bimbingannya, selain itu pelaksanaan wajib lapor juga sebagai bahan
informasi bagi Pemerintah dalam menetapkan kebijakan di bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika.
232
Pasal 13 dalam Peraturan Presiden ini mengatakan bahwa Pecandu Narkotika yang sedang menjalani proses peradilan dapat ditempatkan dalam lembaga
rehabilitasi medis danatau rehabilitasi sosial. Penempatan dalam lembaga rehabilitasi medis danatau rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud uraian diatas
merupakan kewenangan penyidik dalam hal ini BNN Polisi, penuntut umum, atau hakim sesuai dengan tingkat pemeriksaan setelah mendapatkan rekomendasi dari Tim
Dokter. Ketentuan penempatan dalam lembaga rehabilitasi medis danatau rehabilitasi sosial berlaku juga bagi Korban Penyalahgunaan Narkotika.
232
Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2011 Tentang
Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika
Universitas Sumatera Utara
Ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No 25 Tahun 2011 sebenarnya sangat memberi kewenangan kepada para penegak hukum untuk dapat
memeriksa secara benar apakah seseorang itu penyalahguna murni atau memang dia juga seorang pecandu, jika dia adalah seorang pecandu maka ia harus segera di
rehabilitasi untuk mendapatkan pengobatan. Peraturan Pemerintah No 25 Tahun 2011 ini di perkuat dengan
dikeluarkannya Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional No 2 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa Penyalah Guna, Korban
Penyalahgunaan, dan Pecandu Narkotika. Peraturan ini menyatakan Penyalah Guna, Korban Penyalahgunaan, dan Pecandu Narkotika yang ditetapkan sebagai Tersangka
atau Terdakwa dalam perkara tindak pidana Narkotika dan Perkursor Narkotika selama proses peradilan perlu penanganan secara khusus melalui penempatannya
dalam lembaga Rehabilitasi Medis danatau Rehabilitasi Sosial guna memperoleh pengobatan dan perawatan dalam rangka pemulihan.
Badan Narkotika mengalami perkembangan yang pesat dalam menjalankan fungsinya, hal ini dapat kita lihat di dalam Undang – Undang No 35 tahun 2009
selain ditingkatkan menjadi lembaga pemerintah nonkementrian LPNK dan diperkuat kewenangannya untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan.
Kewenangan itu jelas tercantum dalam Pasal 75 dan Pasal 80 yang memberi tugas kepada BNN untuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika, BNN telah banyak menangkap para pelaku penyalahguna narkotika seperti telah di kemukakan diatas dan membawanya ke
Universitas Sumatera Utara
Pengadilan guna mendapatkan hukuman pidana agar pelaku tindak pidana narkotika menjadi jera, tetapi selain itu BNN juga dituntut untuk meningkatkan penanganan
para pelaku tindak pidana narkotika yang terbukti merupakan pecandu narkotika untuk dapat di rehabilitasi di lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat, untuk memulihkan keadaannya. Hal ini menunjukkan bahwa rehabilitasi juga
merupakan hal yang sangat penting untuk dilaksanakan agar pecandu narkotika mendapat perawatan guna memulihkan kondisinya dan dapat kembali ke tengah –
tengah masyarakat.. BNN memiliki peran penting dalam pelaksanaan sistem penghukuman bagi
pecandu narkotika, dengan adanya Peraturan Pemerintah No 25 Tahun 2011dan di perkuat dengan dikeluarkannya Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional No 2
Tahun 2011 tentang Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa Penyalah Guna, Korban Penyalahgunaan, dan Pecandu Narkotika. Memberikan posisi yang sangat
sentral kepada BNN khususnya terkait dengan penempatan pecandu narkotika dalam lembaga rehabilitasi medis dan sosial sejak dalam proses penyidikan setelah
dilakukan asesemen terlebih dahulu oleh tim BNN , guna memperoleh pengobatan dan Perawatan dalam rangka pemulihan.
233
BNN dapat memberikan rekomendasi penempatan Tersangka dalam lembaga Rehabilitasi Medis danatau Rehabilitasi Sosial, Rekomendasi diberikan dalam
233
Hasil wawancara dengan Bapak Supardi, SH, M.H, Kasubdit Bantuan Hukum Direktorat Hukum BNN. Dilaksanakan tanggal 6 7 2012 via Telephone
Universitas Sumatera Utara
bentuk Surat Keterangan yang ditandatangani oleh ketua tim disampaikan kepada pemohon. Kepada tersangka atau terdakwa yang diduga sebagai pengedar narkotika
danatau prekusor narkotika dan tersangka atau terdakwa yang terbukti memiliki narkotika melebihi jumlah tertentu dan terbukti positif memakai narkotika sesuai
hasil asesmen tetap ditahan dirumah tahanan BNN dengan tetap mendapatkan pengobatan dan perawatan dalam rangka pemulihan baik secara medis maupun secara
sosial. Penempatan
Tersangka atau
Terdakwa dalam
lembaga yang
menyelenggarakan Rehabilitasi Medis danatau Rehabilitasi Sosial hanya dilaksanakan berdasarkan rekomendasi dari Tim BNN, penempatan dalam lembaga
Rehabilitasi Medis danatau Rehabilitasi Sosial dilakukan oleh Penyidik BNN dalam lembaga Rehabilitasi yang ditunjuk oleh Pemerintah, dengan dilengkapi Berita Acara
Penempatan yang ditandatangani Penyidik, pimpinan lembaga, dan 2 dua orang saksi.
Penempatan Tersangka atau Terdakwa dapat dilakukan dalam lembaga yang dikelola atau dibina oleh BNN atau dalam lembaga lainnya yang ditetapkan Menteri
Kesehatan dan Menteri Sosial berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Bagi Pecandu Narkotika. Keamanan
Tersangka atau Terdakwa yang ditempatkan dalam lembaga Rehabilitasi Medis danatau Rehabilitasi Sosial menjadi tanggung jawab BNN apabila Tersangka atau
Terdakwa ditempatkan dalam lembaga rehabilitasi yang dikelola oleh BNN. Undang – Undang No 35 Tahun 2009 Pasal 80 menyatakan Penyidik BNN berwenang
Universitas Sumatera Utara
mengajukan langsung berkas perkara termasuk didalamnya adalah surat rekomendasi BNN agar terdakwa dapat di rehabilitasi, tersangka, dan barang bukti, serta harta
kekayaan yang disita kepada jaksa penuntut umum, selanjutnya dapat digunakan sebagai pertimbangan oleh hakim dalam proses persidangan.
234
234
Ibid
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka kesimpulan dan saran yang dapat diberikan adalah:
A. Kesimpulan
1. Seseorang yang terlibat narkoba biasanya mengalami gangguan fungsi kerja tubuh dan perilaku dikarenakan oleh zat adiktif candu yang terkandung
dalam berbagai jenis narkotika. Mereka tidak dapat mengendalikan diri untuk berhenti begitu saja, sehingga menghilangkan kontrol sosial mereka. Keadaan
seperti ini membuat mereka siap melakukan apa saja untuk mendapatkan narkotika. Inilah yang membentuk karakteristik para pemakai narkotika. Maka
Parameter yang dapat digunakan untuk menyatakan bahwa Penyalahguna Narkotika Dapat dikatakan sebagai Pecandu Narkotika ada beberapa hal, yaitu
Ciri pecandu narkotika secara umum: a.
Suka berbohong b.
Delusive tidak biasa membedakan dunia nyata dan khayal c.
Cenderung malas d.
Cendrung vandalistis merusak e.
Tidak memiliki rasa tanggung jawab f.
Tidak bisa mengontrol emosi dan mudah terpengaruh terutama untuk hal - hal yang negatif
Universitas Sumatera Utara