orang yang melakukannya atau apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda diduga keras telah digunakan untuk melakukan tindak
pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut membantu melakukan tindak pidana itu.
2. Pada saat tertangkap tangan sesuai butir a diatas ditemukan barang bukti pemakaian 1 satu hari dengan perincian antara lain seperti yang telah
dikemukakan dalam SEMA di atas.
3. Surat uji laboratorium positif menggunakan narkotika berdasarkan
permintaan penyidik.
Uji laboratorium ini untuk mengetahui apakah barang bukti yang ditemukan bersama tersangka adalah jenis narkotika dan untuk
mengetahui secara benar apakah terdakwa menggunakan narkotika atau tidak, biasanya uji laboratorium yang digunakan adalah dengan melakukan
tes urine.
4. Perlu Surat Keterangan dari dokter jiwa psikiater pemerintah yang
ditunjuk oleh Hakim.
Pemeriksaan oleh psikiater dokter jiwa ini untuk mengetahui bahwa terdakwa memang benar sedang dalam keadaan ketergantungan
kecanduan narkotika, dan harus mendapatkan perawatan rehabilitasi. 5. Hakim harus benar – benar jeli untuk dapat membuktikan bahwa terdakwa
tidak terbukti terlibat dalam peredaran gelap narkotika.
Universitas Sumatera Utara
6. Dalam hal hakim menjatuhkan pemidanaan berupa perintah untuk melakukan tindakan hukum berupa rehabilitasi atas diri terdakwa, majelis
hakim harus menunjuk secara tegas dan jelas tempat rehabilitasi yang terdekat dalam amar putusannya. Adapaun tempat rehabilitasi yang
dimaksud adalah tempat rehabilitasi medis danatau sosisal baik yang dikelola pemerintah atau masyarakat yang sudah mendapat izin atau
akreditasi. Atau adanya surat dari pusat rehabilitasi yang menerangkan bahwa bahwa rehabilitasi tersebut dapat menampung dan menerima yaang
bersangkutan baik atas biaya sendiri atau biaya pemerintah. Masalah lamanya menjalani rehabilitasi hakim juga harus mempertimbangkan
kondisitaraf kecanduan terdakwa atau berdasarkan lama program yang diterapkan oleh rehabilitasi yang ditunjuk hakim.
Dengan terbitnya SEMA tersebut sebenarnya terdapat celah bagi aparat ataupun seorang dokter untuk menggunakan kewenangannya, seperti seseorang yang
telah tertangkap membawa shabu sebanyak 1 gram, apabila diterapkan SEMA tersebut maka benar bahwa seseorang tersebut adalah pecandu narkotika tetapi sering
terlupakan bahwa apa benar orang tersebut mengalami ketergantungan sebagaimana yang telah disebut dalam Pasal 1 angka 13 Undang - Undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 menerapkan ketentuan pidana
terhadap penyalahgunaan narkotika di dalam Pasal 127 , menerapkan ketentuan pidana tersebut dan juga langsung diikuti dengan kewajiban untuk memperhatikan
Universitas Sumatera Utara
ketentuan Pasal mengenai rehabilitasi terhadap pecandu narkotika yang dimuat di dalam ketentuan ayat 2. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 memberikan
peluang yang lebih besar bagi pecandu narkotika untuk divonis menjalani rehabilitasi. Pecandu narkotika dalam ketentuan yang terdapat dalam Pasal 127 Undang –
Undang Narkotika seperti telah dikemukakan diatas dapat dikenai pidana jika pecandu tersebut telah memenuhi syarat untuk dapat dimintai pertanggungjawaban
pidananya unsur – unsur tindak pidana narkotika , dan di dalam hal ini adalah terkait dengan penyalahgunaan narkotika, maka seseorang tersebut dapat dijatuhi
pidana sesuai dengan ketentuan undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yakni ketentuan tentang penyalahgunaan narkotika terutama Pasal 127 ,
seperti pada putusan Pengadilan Negeri Medan No 1.101Pid.B2011PN.Mdn, tentang penyalahgunaan narkotika berikut ini,
Hakim menemukan fakta – fakta yang terungkap dalam pemeriksaan dipersidangan secara berturut – turut berupa keterangan saksi – saksi, keterangan
terdakwa, petunjuk, surat dan barang bukti yang menerangkan bahwa :
a. Terdakwa I:
Angelina Rosmawaty Manalu dan Terdakwa II : Siti Aisyah
tertangkap tangan menggunakan shabu – shabu dan di tempat kejadian dan dikuatkan dengan keterangan saksi dan keterangan terdakwa sendiri, di tempat
kejadian ditemukan shabu – shabu dengan berat bersih 0,2 gram, dan 1 alat untuk menggunakan narkotika.
b. Adanya berita acara analisis laboratorium barang bukti urine dari Puslabfor Bareskrim Polri cabang Medan No lab:1323KNFIII2011 tanggal 23 Maret
Universitas Sumatera Utara
2011 yang menyatakan bahwa benar urine terdakwa mengandung metamfetamina dan terdaftar dalam golongan 1 No urut 61 Lampiran Undang - Undang No 35
Tahun 2009 tentang Narkotika
Reagensia diagnostik.
c.
Adanya berita acara analisa laboratorium barang bukti narkotika dari
Puslabfor Bareskrim Polri cabang Medan No lab:1323KNFIII2011 yang menyatakan
bahwa benar barang bukti yang dianalisis milik terdakwa mengandung Metamfetamina
Reagensia laboratorium
d.
Adanya Surat Keterangan yang menerangkan bahwa terdakwa dalam tahap pengobatan di klinik ketergantungan Narkotika.
e.
Tidak terbukti bahwa yang bersangkutan terlibat dalam peredaran gelap
narkotika.
Sehingga Hakim dalam Putusan ini menyatakan bahwa: 1 Terdakwa I : Angelina Rosmawaty Manalu dan Terdakwa II : Siti Aisyah
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : “ secara bersama – sama tanpa hak dan melawan hukum penyalahgunaan
narkotika golongan I bagi diri sendiri” . 2 Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama : 1
satu tahun dan 4 empat bulan. 3 Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangi
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. 4 Menetapkan terdakwa tetap ditahan
Universitas Sumatera Utara
5 Menetapkan barang bukti berupa : 1 satu buah plastik obat kecil yang berisi shabu – shabu dengan berat 0,2 gram dan 1 buah alat untuk
menggunakan narkotika bong dirampas untuk dimusnahkan. syarat untuk dapat dimintai pertanggungjawaban pidana, di dalam hal ini
terkait dengan penyalahgunaan narkotika, untuk dijatuhi pidana sesuai dengan ketentuan undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika telah dipenuhi,
yaitu: a.Adanya seseorang yang melakukan penyalahgunaan narkotika
b.Adanya perbuatan tingkah laku yang dilarang oleh Undang – Undang No 35 Tahun 2009 tentang narkotika yang dilakukan.
c.Adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan, Sifat melawan hukum diartikan sifat melawan hukum sebagai syarat tak tertulis untuk
dapat dipidana. Untuk dapat dipidananya suatu perbuatan, dengan sendirinya berlaku syarat bahwa perbuatan itu bersifat melawan hukum,
yang dalam hal ini berarti bertentangan dengan hukum sehingga tidak adil.
d. Dilakukan dengan kesalahan , a
danya kehendak yang disadari yang ditujukan untuk melakukan kejahatan penyalahgunaan narkotika, hal
tersebut berarti telah memenuhi unsur sengaja yang merupakan bagian dari unsur adanya kesalahan.
e. Kemampuan Bertanggungjawab
Universitas Sumatera Utara
Putusan ini hakim menjatuhkan hukuman pidana kepada terdakwa bukan hukuman rehabilitasi walaupun barang bukti saat tertangkap tangan hanya seberat 0,2
garam shabu – shabu
Metamfetamina
dan telah memenuhi beberapa syarat yang tercantum dalam SEMA No 4 Tahun 2009, walaupun terdakwa telah menunjukkan
Surat keterangan dan saksi ahli yang menerangkan bahwa terdakwa dalam tahap pengobatan di klinik ketergantungan Narkotika atau surat yang menyatakan bahwa
terdakwa adalah seorang pecandu narkotika dalam keadaan ketergantungan. Terdakwa tetap dinyatakan bukan seorang pecandu yang harus direhabilitasi.
Fakta diatas menunjukkan bahwa penyalahguna narkotika dapat dihukum pidana jika dalam proses persidangan walaupun dia dapat menunjukkan alat – alat
bukti yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan hakim sesuai dengan dengan apa yang di syaratkan oleh SEMA No 4 tahun 2009, maka dapat dikatakan bahwa
penghukuman pada penyalahguna ini masih sesuai dengan teori pemidanaan yaitu teori relatif,
Pandangan ini dapat dianggap sebagai reaksi terhadap pandangan klasik yang bersifat retributif. Teori relatif ini melihat punishment sebagai sarana untuk mencegah
atau mengurangi kejahatan. Menurut pandangan tersebut bahwa pemidanaan sebagai tindakan yang menyebabkan derita bagi si terpidana hanya dapat dianggap sah
apabila terbukti bahwa dijatuhkannya pidana penderitaan itu memang menimbulkan akibat lebih baik daripada tidak dijatuhkannya pidana, khususnya dalam rangka
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan efek pencegahan terhadap pihak – pihak terkait.
180
Tujuan menakuti atau deterrence dalam pemidanaan adalah untuk menimbulkan rasa takut melakukan
kejahatan.
181
Penulis berpendapat bahwa putusan tersebut dapat menjauhkan tujuan dari adanya Undang – Undang No 35 Tahun 2009 tentang narkotika yang sangat
mengutamakan rehabilitasi bagi para penyalahguna narkotika yang merupakan pecandu narkotika. Jika terdakwa secara nyata de facto adalah seorang pecandu
dan dalam persidangan dia telah dapat memenuhi syarat yang di amanatkan oleh SEMA No 4 Tahun 2010 tersebut dan kemudian tetap dijatuhkan sanksi pidana,
menurut penulis ini tidak akan menyelesaikan masalah. Karena seperti kita ketahui bahwa kecanduan tidak akan sembuh dengan penjatuhan pidana seorang pecandu
adalah orang yang sakit maka dia harus di obati. Seharusnya pemerintah bersama penegak hukum harus lebih arif untuk mengeluarkan sebuah aturan yang jelas dan
tegas sehingga dapat mengakomodir hal ini. Pada kasus di atas walaupun terdakwa telah dapat menunjukkan surat yang
menyatakan bahwa dia adalah seorang pecandu tetapi tetap saja dihukum pidana. Pada masa yang akan datang diharapkan untuk pemeriksaan bahwa seorang
penyalahguna narkotika adalah seorang pecandu dapat dilakukan oleh dokter psikiater yang di sediakan oleh penegak hukum jangan dibebankan kepada terdakwa
agar lebih dapat dipercaya dan meringankan terdakwa dalam hal pembiayaan .
180
Marlina, Hukum Penitensier, Op.cit
181
Sholehuddin, Op.cit, hal.41
Universitas Sumatera Utara
2. Sistem Penghukuman Rehabilitasi Terhadap Pecandu Narkotika