KESIMPULAN DAN SARAN Dr. M. Hamdan, SH, MH

Sistem Penghukuman Bagi Pecandu Narkotika………... 169

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan …………………………………………… 175 B. Saran ………………………………………………... 179 DAFTAR PUSTAKA Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 1 Data Kasus Tindak Pidana Narkoba di Pengadilan Negeri Medan Tahun 2009 -Tahun 2011.............................................. 22 Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana sistem penghukuman bagi pecandu narkotika menurut Undang – Undang N0 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dan bersifat deskriptis analitis, dengan menggunakan Teori Pemidanaan peneliti mencoba menganalisis bagaimana seorang penyalahgunanarkotika dapat dikatakan sebagai pecandu narkotika, tentang sistem penghukuman bagi pecandu narkotika menurut Undang – Undang No 35 tahun 2009 dan menganalisis tentang peranan Badan Narkotika Nasional dalam system penghukuman bagi pecandu narkotika. Pecandu Narkotika sebagai orang yang menggunakan atau menyalahgunakan narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada narkotika, baik secara fisik maupun psikis Penyalahgunaan narkotika yang dilakukan secara terus menerus akan mempengaruhi fungsi berfikir, perasaan dan perilaku orang yang memakainya. Keadaan ini bisa menimbulkan ketagihan addiction yang akhirnya mengakibatkan ketergantungan dependence. Kondisi yang menimbulkan gejala dan ciri fisik dan psikis yang khas yang dapat digunakan sebagai parameter seseorang tersebut adalah pecandu narkotika . Menurut peraturan perundang – undangan yang mengatur tentang narkotika pecandu narkotika yang diakui secara hukum di bagi menjadi dua yaitu : Pecandu Narkotika Karena Melapor Kepada Institusi Penerima Wajib Lapor IPWL , Pecandu Narkotika Karena Mengajukan Permohonan Pada Saat menjalani Proses Peradilan. Sistem penghukuman bagi pecandu narkotika dapat dilakukan dengan hukuman pidana maupun hukuman tindakan berupa rehabilitasi, dapat diambil kesimpulan bahwa Jenis Sanksi yang diterapkan tidak hanya meliputi sanksi pidana straf tetapi juga sanksi tindakan maatregel . Pengakuan tentang kesetaraan antara sanksi pidana dan sanksi tindakan inilah merupakan hakikat asasi atau ide dasar dari konsep double track system Dengan adanya Peraturan Pemerintah No 25 Tahun 2011dan di perkuat dengan dikeluarkannya Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional No 2 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa Penyalah Guna, Korban Penyalahgunaan, dan Pecandu Narkotika. Memberikan posisi yang sangat sentral kepada BNN khususnya terkait pemberian rekomendasi untuk menempatkan pecandu narkotika dalam lembaga rehabilitasi medis dan sosial sejak dalam proses penyidikan, guna memperoleh pengobatan dan Perawatan dalam rangka pemulihan. Dari analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Pecandu memiliki karekteristik yang khas dan seorang pecandu nerkotika harus melaporkan diri kepada pihak yang berwenang agar dapat diakui oleh hukum bahwa ia seorang pecandu narkotika, BNN memiliki peranan untuk memberi rekomendasi bahwa seorang tersangkaterdakwa adalah seorang pecandu narkotika, dimana rekomendasi itu dapat digunakan sebagai pertimbangan oleh hakim dalam menjatuhkan hukuman. Kata Kunci : Sistem Penghukuman dan Pecandu Narkotika Universitas Sumatera Utara ABSTRACT The aim of the research was to see how the punishment system was imposed upon drug addicts as it stipulated in law No 352009 on Narcotics. The research was judicial normative and descriptive analytic approach. In using punishment theory, the researcher analyzed how a drug abuser could be called a drug addict, about the punishment system for drug addicts as it is stimpulated in Law No 352009, and about the rule of BNN National For Combating Drug Abuse in the punishment system for drug addicts. A drug addicts is a person who uses and abuses drugs, and his dependence on drugs, either physically or psyhically. Since the drug is abused continuously, it will eventually affect his mind, felling, and behavior. He becomes addicted and dependent on it. This specific symptom and phisycal and psychical characteristics can be used as the parameter for this person to be called a drug addict. According to the legal provisions on narcotics, a drug addict, who is legally recognized, comprises of two types: A drugs addict because he reports to IPWL the Institution for receiving a person who is Liable to report and a drug addict because he appeals to the court when he is on trial. The punishment system imposed upon a drug addict can be done by corporal punishment and punitive action such as rehabilitation. It can be concluded that the type of punishment, which is implemented, comprises of criminal sanction straf and punitive action maatregel . The recognition of the principle of equality between criminal sanction and punitive action is the basic truth or the basic idea of double track System. Gouverment Regulation No 252011, ratified by the Directives of the Head of BNN No 22011 on the Procedures of Handling the Suspects and the Accused of Drug Abuse, Drug Abuse Victims and Drug Addicts, has given the vital position to BNN recommend drug addicts to be medically and socially rehabilitated, starting from the investigation process, in order that they can be cured and treated in the rehabilitation. The result of the research showed that drug addicts had specific characteristics, a drug addict must report to the authority in order that he is legally recognized as a drug addict, and BNN could recommended that the suspectsthe accused are drug addicts. This recommendation could be used by the judge in giving the verdict. Keywords: Punishment System, Drug Addict Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

Dokumen yang terkait

Peranan Badan Narkotika Nasional (BNN) Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

33 230 74

Peranggungjawaban Pidana Terhadap Pecandu Narkotika Menurut Hukum Positif dan Hukum Islam (Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika)

0 9 93

Kebijakan Rehabilitasi Terhadap Penyalahguna Narkotika Pada Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

1 20 140

Undang-undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika - [PERATURAN]

0 3 96

PENDAHULUAN PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA MENGUNAKAN NARKOTIKA YANG DILAKUKAKAN ANGGOTA KEPOLISIAN DENGAN UNDANG UNDANG NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA.

0 2 13

PENUTUP PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA MENGUNAKAN NARKOTIKA YANG DILAKUKAKAN ANGGOTA KEPOLISIAN DENGAN UNDANG UNDANG NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA.

0 2 4

EFEKTIVITAS PENERAPAN UNDANG-UNDANG NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG TINDAK PIDANA NARKOTIKA Efektivitas Penerapan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Tindak Pidana Narkotika (Studi Kasus di Wilayah Kota Surakarta).

0 3 19

EFEKTIVITAS PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG TINDAK PIDANA NARKOTIKA Efektivitas Penerapan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Tindak Pidana Narkotika (Studi Kasus di Wilayah Kota Surakarta).

0 3 11

undang undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika

0 0 92

ASPEK HUKUM ASESMEN TERPADU BAGI PENGGUNA DAN PECANDU NARKOTIKA DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA - repo unpas

0 2 29