Ternak besar seperti sapi dan kerbau merupakan hewan yang keberadaannya dapat mengundang nyamuk malaria sehingga orang yang di sekitar rumahnya terdapat kandang
ternak mempunyai resiko digigit nyamuk malaria lebih tinggi dibandingkan orang yang di sekitar rumahnya tidak terdapat kandang ternak. Orang yang di sekitar rumahnya terdapat
kandang ternak mempunyai risiko untuk menderita malaria 2,5 kali lebih tinggi dibandingkan orang yang ada di sekitar rumahnya tidak terdapat kandang ternak setelah
faktor sosial ekonomi dikendalikan Munif, 2012.
5.2 Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Rumah Responden terhadap
Kejadian Malaria
5.2.1 Hubungan Kawat Kasa di Rumah Responden terhadap Kejadian
Malaria
Berdasarkan hasil analisis hubungan antara kawat kasa di rumah responden terhadap kejadian malaria menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,001 p
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kawat kasa pada ventilasi terhadap kejadian malaria di Desa Kampung Padang Kecamatan
Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Pemasangan kawat kasa pada ventilasi akan memyebabkan semakin kecilnya
kontak nyamuk yang berada di luar rumah dengan penghuni rumah, dimana nyamuk tidak dapat masuk ke dalam rumah. Dengan pemasangan kawat kasa pada ventilasi
akan melindungi penghuni rumah dari gigitan nyamuk. Hal ini di dukung dengan penelitian Aprilia 2009 yang menyatakan bahwa
ada hubungan yang siginifikan antara pemakaian kawat kasa nyamuk dengan kejadian malaria. Keadaan ini juga sesuai dengan penelitian Ikrayama 2007 yang
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa ventilasi rumah responden yang tidak memakai kawat kasa memiliki resiko untuk terkena penyakit malaria dari pada rumah responden yang
memakai kawat kasa nyamuk pada ventilasi rumahnya.
5.2.2 Hubungan Pencahayaan di Rumah Responden terhadap Kejadian
Malaria
Berdasarkan hasil analisis hubungan antara pencahayaan di rumah responden terhadap kejadian malaria menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,007 p
0,05 dengan OR sebesar 3,656 95 CI= 1,394-9,592 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pencahayaan di rumah responden terhadap kejadian
malaria di Desa Kampung Padang Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Hasil ini menunjukkan bahwa pencahayan rumah responden yang tidak
memenuhi syarat memiliki resiko 3,656 kali lebih besar untuk terjadinya malaria dari rumah responden yang memiliki pencahayaan memenuhi syarat.
Pencahayaan yang kurang membuat rumah menjadi lembab sehingga dinding rumah menjadi basah, tempat inilah yang disukai nyamuk untuk beristirahat.
Kurangnya pencahayaan atau sinar matahari di dalam rumah menyebabkan rumah menjadi teduh dan lembab dan keadaan ini merupakan tempat istirahat yang di
senangi nyamuk Anopheles sp, sehingga jumlah nyamuk disekitar rumah rumah bertambah dan menyebabkan keluarga yang tinggal di rumah yang kurang
pencahayaan mempunyai risiko untuk terjadi penularan penyakit malaria Lestari, 2007.
5.2.3 Hubungan Kelembaban di Rumah Responden terhadap Kejadian