f. Parasite Rate PR
Adalah sama dengan SPR tetapi Parasite Rate PR ini digunakan pada kegiatan survei malariometrik anak berumur 0-9 tahun.
PR = Jumlah sediaan darah positif x 100
Jumlah seluruh sediaan darah yang diperiksa g. Spleen Rate SR
Adalah adanya pembesaran limpa pada golongan umur tertentu terhadap jumlah penduduk yang diperiksa limpanya pada golongan umur yang sama dan tahun
yang sama yang dinyatakan dalam persen . SR= Jumlah anak 2-9 tahun yang mengalami pembesaran limpa x 100
Jumlah anak 2-9 tahun yang diperiksa limpanya
2.7 Stratifikasi Daerah Malaria
Dalam kegiatan pemberantasan malaria, maka dibuat stratifikasi daerah malaria berdasarkan Ririh, 2011:
1. Stratifikasi Berdasarkan Insidens Malaria a. AMI Annual Malaria Incidence
AMI yaitu jumlah penderita malaria klinis di suatu wilayah pada setiap 1.000 penduduk di wilayah tersebut dalam satu tahun. AMI digunakan untuk daerah
yang berada di luar Jawa-Bali. Pembagiannya yaitu : a. Low Malaria Incidence, yaitu AMI 10 kasus per 1.000 penduduk
b. Medium Malaria Incidence, yaitu AMI 10-50 kasus per 1.000 penduduk c. High Malaria Incidence, yaitu AMI 50 kasus per 1.000 penduduk
Universitas Sumatera Utara
b. API Annual Parasite Incidence API yaitu jumlah penderita malaria berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium di suatu wilayah pada setiap 1.000 penduduk di wilayah tersebut dalam satu tahun. API digunakan untuk daerah yang berada di Jawa-Bali.
Pembagiannya yaitu: a. Low Parasite Incidence, yaitu API 1 kasus per 1.000 penduduk
b. Medium Parasite Incidence, yaitu API 1-5 kasus per 1.000 penduduk c. High Parasite Incidence, yaitu API 5 kasus per 1.000 penduduk
2. Stratifikasi Berdasarkan Prevalens Malaria Didapatkan dari hasil pemeriksaan sediaan darah SD positif dari kegiatan survei
malariometrik, maka daerah malaria dapat dibagi menjadi : a. Low Prevalence Area LPA, yaitu PR 2
b. Medium Prevalence Area MPA, yaitu PR 2-4 c. High Prevalence Area HPA, yaitu PR 4.
2.8 Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Malaria
2.8.1 Pengendalian Malaria
Penanggulangan malaria seharusnya ditujukan untuk memutuskan rantai penularan antara host, agent dan environment. Pemutusan rantai penularan ini harus
ditujukan kepada sasaran yang tepat, yaitu:
1. Pemberantasan Vektor
Penangulangan vektor dilakukan dengan cara membunuh nyamuk dewasa penyemprotan rumah dengan Insektisida. Dengan di bunuhnya nyamuk maka
Universitas Sumatera Utara
parasit yang ada dalam tubuh, pertumbuhannya di dalam tubuh tidak selesai, sehingga penyebarantransmisi penyakit dapat terputus Depkes RI, 2003.
Demikian juga kegiatan anti jentik dan mengurangi atau menghilangkan tempat- tempat perindukan, sehingga perkembangan jumlah Density nyamuk dapat
dikurangi dan akan berpengaruh terhadap terjadinya transmisi penyakit malaria Depkes RI, 2003
2. Pengendalian Vektor
Pengendalian vector malaria dilaksanakan berdasarkan pertimbangan, Rasioanal, Efektif, Efisiensi, Sustainable, dan Acceptable yang sering disingkat RESA
yaitu: 1. Rational: Lokasi kegiatan pengendalian vektor yang diusulkan memang terjadi
penularan ada vektor dan tingkat penularannya memenuhi criteria yang ditetapkan, antara lain: Wilayah pembebasan: desa dan ditemukan penderita
indegenius dan wilayah pemberantasan PR 3. 2. Effective: Dipilih salah satu metode jenis kegiatan pengendalian vektor atau
kombinasi dua metode yang saling menunjang dan metode tersebut dianggap paling berhasil mencegah atau menurunkan penularan, hal ini perlu didukung
oleh data epidemiologi dan Laporan masyarakat. 3. Sustainable: Kegiatan pengendalian vektor yang di pilih harus dilaksanakan
secara berkesinambungan sampai mencapai tingkat penularan tertentu dan hasil yang sudah di capai harus dapat dipertahankan dengan kegiatan lain yang
biayanya lebih murah, antara lain dengan penemuan dan pengobatan penderita.
Universitas Sumatera Utara
4. Acceptable: Kegiatan yang dilaksanakan dapat diterima dan didukung oleh masyarakat setempat Depkes RI, 2005.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pengendalian vektor adalah sebagai berikut Anies, 2006:
1. Penyemprotan rumah, penyemprotan dilakukan pada semua bangunan yang ada, pada malam hari digunakan sebagai tempat menginap atau kegiatan lain,
masjid, gardu ronda, dan lain-lain. 2. Larviciding adalah kegiatan anti larva yang dilakukan dengan cara kimiawi,
kegiatan ini di lakukan dilingkungan yang memiliki banyak tempat perindukan yang potensial Breeding Pleaces. Yang dimaksud dengan tempat perindukan
adalah genangan air disekitar pantai yang permanen, genangan air dimuara sungai yang tertutup pasir dan saluran dengan aliran air yang lambat.
3. Biological control adalah kegiatan anti larva dengan cara hayati pengendalian dengan ikan pemakan jentik, dilakukan pada desa-desa di mana terdapat
banyak tempat perindukan vektor potensial dengan ketersedian air sepanjang tahun, seperti mata air, anak sungai, saluran air persawahan, rawa-rawa daerah
pantai dan air payau, dll. 4. Pengolahan lingkungan Source reduction adalah kegiatan-kegiatan yang
mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan kegiatan modifikasi dan manipulasi faktor lingkungan dan interaksinya dengan manusia untuk
mencegah dan membatasi perkembangan vector dan mengurangi kontak antara manusia dan Vektor Depkes RI, 2005.
Universitas Sumatera Utara
5. Kelambunisasi adalah pengendalian nyamuk Anopheles sp. secara kimiawi yang digunakan di Indonesia. Kelambunisasi adalah pengunaan kelambu yang
terlebih dahulu dicelup dengan insektisida permanent 100EC yang berisi bahan aktif permethrin.
3. Penemuan dan Pengobatan Penderita Malaria A. Mencari Penderita Malaria
Salah satu cara memutuskan penyebaran penyakit malaria adalah dengan menemukan penderita sedini mungkin baik dilakukan secara aktif oleh
petugas yang mengunjungi rumah secara teratur Active Case detection maupun dilakukan secara pasif Passive Case Detection, yaitu memeriksa
semua pasien yang berkunjung ke Unit Pelayanan Kesehatan UPK, yaitu Polindes, Pustu, Puskesmas dan Rumah Sakit baik swasta maupun pemerintah
yang menunnjukkan gejala malaria dan dilakukan pengambilan darah untuk diperiksa di labaratorium.
B. Pengobatan Penderita Malaria
Bebarapa cara dan jenis pengobatan terhadap tersangka atau penderita yaitu : a. Pengobatan Malaria Klinis
Pengobatan diberikan berdasarkan gejala klinis dan bertujuan untuk menekan gejala klinis dan membunuh gamet untuk mencegah terjadinya
penularan. b. Pengobatan Radikal
Pengobatan diberikan dengan pemeriksaan laboratorium positf Malaria.
Universitas Sumatera Utara
c. Pengobatan Masal Mass drug Administration = MDA Pemberian pengobatan malaria klinis kepada semua penduduk 80
didaerah KLB sebagai bagian dari upaya penanggulangan KLB malaria. d. Pengobatan kepada Penderita Demam Mass Fever Treatment = MFT
Dilakukan untuk mencegah KLB dan penaggulangan KLB, yaitu diulang setiap 2 minggu setelah pengobatan MBA sampai penyemprotan selesai.
2.8.2 Pencegahan Malaria
Pencegahan sederhana dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain : 1. Menghindari atau mengurangi gigitan nyamuk malaria, dengan cara tidur
memakai kelambu, tidak berada diluar rumah pada malam hari, mengolesi badan dengan lotion anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela.
2. Membersihkan tempat sarang nyamuk, dengan cara membersihkan semak- semak disekitar rumah dan melipat kain-kain yang bergantungan,
mengusahakan didalam rumah tidak gelap, mengalirkan genangan air serta menimbunnya.
3. Membunuh nyamuk dewasa penyemprotan dengan insektisida 4. Membunuh larva dengan menebarkan ikan pemakan larva
5. Membunuh larva dengan menyemprot larvasida.
2.9 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Malaria
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit malaria antara lain: 1. Faktor Lingkungan fisik
a Kondisi fisik rumah
Universitas Sumatera Utara
Rumah adalah struktur fisik, orang menggunakan untuk tempat berlindung yang dilengkapi beberapa fasilitas yang berguna untuk kesehatan jasmani
dan rohani baik untuk keluarga maupun individu. Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping pangan
dan sandang agar rumah dapat berfungsi sebagai tempat tinggal yang baik diperlukan beberapa persyaratan. Rumah sehat harus memenuhi beberapa
persyaratan, antara lain: 1 Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi
kebutuhan fisik dasar dari penghuninya. Hal-hal yang perlu diperhatikan di sini ialah :
a Rumah tersebut harus terjamin penerangannya yang dibedakan atas cahaya matahari dan lampu.
b Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna, sehingga aliran udara segar dapat terpelihara.
c Rumah tersebut dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dipertahankan suhu lingkungan.
2 Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan kejiwaan dasar dari penghuninya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah : a Terjamin berlangsungnya hubungan yang serasi antara anggota
keluarga yang tinggal bersama.
Universitas Sumatera Utara
b Menyediakan sarana yang memungkinkan dalam pelaksanaan pekerjaan rumah tangga tanpa menimbulkan kelelahan yang
berlebihan. 3 Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat
melindungi penghuni dari penularan penyakit atau berhubungan dengan zat-zat yang membahayakan kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah : a Rumah yang di dalamnya tersedia air bersih yang cukup.
b Ada tempat pembuangan sampah dan tinja yang baik. c Terlindung dari pengotoran terhadap makanan.
d Tidak menjadi tempat bersarang binatang melata ataupun penyebab penyakit lainnya.
4 Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga melindungi penghuni dari kemungkinan terjadinya bahaya kecelakaan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah : a Rumah yang kokoh.
b Terhindar dari bahaya kebakaran. c Alat-alat listrik yang terlindungi.
d Terlindung dari kecelakaan lalu lintas. Kondisi fisik rumah berkaitan sekali dengan kejadian malaria, terutama yang
berkaitan dengan mudah atau tidaknya nyamuk masuk ke dalam rumah adalah ventilasi yang tidak di pasang kawat kasa dapat mempermudah nyamuk masuk
kedalam rumah. Langit-langit atau pembatas ruangan dinding bagian atas dengan atap
Universitas Sumatera Utara
yang terbuat dari kayu, internit maupun anyaman bambu halus sebagai penghalang masuknya nyamuk ke dalam rumah dilihat dari ada tidaknya langit-langit pada semua
atau sebagian ruangan rumah. Kualitas dinding yang tidak rapat jika dinding rumah terbuat dari anyaman bambu kasar ataupun kayupapan yang terdapat lubang lebih
dari 1,5 mm² akan mempermudah nyamuk masuk ke dalam rumah Darmadi, 2002. b Lingkungan rumah
Lingkungan fisik yang diperhatikan dalam kejadian malaria adalah jarak rumah dari tempat istirahat dan tempat perindukan yang disenangi nyamuk Anopheles
sp. seperti adanya semak yang rimbun akan menghalangi sinar matahari menembus permukaan tanah, sehingga adanya semak-semak yang rimbun
berakibat lingkungan menjadi teduh serta lembab dan keadaan ini merupakan tempat istirahat yang disenangi nyamuk Anopheles sp.. Parit atau selokan yang
digunakan untuk pembuangan air merupakan tempat berkembang biak yang disenangi nyamuk, dan kandang ternak sebagai tempat istirahat nyamuk sehingga
jumlah populasi nyamuk di sekitar rumah bertambah Handayani, 2008. 1. Kondisi lingkungan yang sesuai dengan bionomik vektor malaria.
a. Anopheles aconitus Di Indonesia nyamuk ini terdapat hampir diseluruh kepulauan, kecuali
Maluku dan Irian. Biasanya dapat dijumpai di dataran rendah tetapi lebih banyak di dapat di daerah kaki gunung pada ketinggian 400-1000 m.
Jentiknya terdapat di sawah dan saluran irigasi. Sawah yang akan ditanami dan mulai diberi air, yang masih ada batang padi dan jerami yang
berserakan, merupakan sarang yang sangat baik. Nyamuk dewasa hinggap
Universitas Sumatera Utara
dalam rumah dan kandang, tetapi tempat hinggap yang paling disukai ialah di luar rumah, pada tebing yang curam, gelap dan lembab. Juga
terdapat diantara semak belukar didekat sarangnya. Jarak terbangnya dapat mencapai 1,5 km, tetapi mereka jarang terdapat jauh dari sarangnya.
Terbangnya pada malam hari untuk menghisap darah. b. Anopheles balabacensis
Anopheles balabacensis ditemukan sepanjang tahun baik pada musim hujan
maupun musim
kemarau. Pada
musim hujan
tempat perkembangbiakan spesies tersebut adalah di aliran mata air yang
tergenang, di genangan-genangan air hujan di tanah, dan di lubang- lubang batu. Sering didapatkan juga pada parit yang alirannya terhenti. Pada
musim kemarau sumber air tanah berkurang sehingga terbentuk genangan- genangan air sepanjang sungai. Genangan-genangan air tersebut
dimanfaatkan sebagai
tempat perkembangbiakkan
Anopheles balabacensis. Nyamuk dewasa lebih suka menghisap darah manusia dari
pada darah binatang Achmadi, 2008. c. Anopheles maculatus
Spesies nyamuk ini umumnya berkembangbiak pada genangan-genangan air tawar jernih baik di tanah seperti di mata air, galian-galian pasir atau
belik, genangan air hujan maupun genangan air di sungai yang berbatu- batu kecil yang terbentuk karena sumber air kurang sehingga air tidak
mengalir dan menggenang di sepanjang sungai serta mendapat sinar matahari langsung. Perilaku menghisap darah baik di dalam maupun di
Universitas Sumatera Utara
luar rumah paling banyak sekitar pukul 22.00. Spesies ini pada siang hari ditemukan istirahat di luar rumah pada tempat-tempat yang teduh antara
lain di kandang sapi dan kerbau, di semak-semak, di lubang-lubang di tanah pada tebing dan lubang-lubang tempat pembuangan sampah. Selama
penangkapan pada siang hari tidak pernah menemukan Anopheles maculatus istirahat di dalam rumah Achmadi, 2008.
Jarak terbangnya kurang lebih 1 km tetapi mereka jarang terdapat jauh dari sarangnya dan lebih suka mengigit binatang dari pada manusia.
d. Anopheles sundaicus Tempat perindukan nyamuk Anopheles sundaicus umumnya di air payau
yang banyak tumbuhan air atau lumut dan mendapat sinar matahari langsung seperti muara sungai yang tergenang, di lagun, dan di genangan-
genangan air payau diantara hutan bakau dengan salinitas 1,2-2. Nyamuk dewasa senang hinggap di dalam rumah Achmadi, 2008.
2. Faktor Perilaku Upaya pencegahan penyakit malaria salah satunya adalah melalui pendidikan
kesehatan masyarakat, dan tujuan akhir dari pendidikan kesehatan masyarakat adalah perubahan perilaku yang belum sehat menjadi perilaku sehat, artinya
perilaku yang mendasarkan pada prinsip-prinsip sehat atau kesehatan. Pendidikan yang diberikan kepada masyarakat harus direncanakan dengan menggunakan
strategi yang tepat disesuaikan dengan kelompok sasaran dan permasalahan kesehatan masyarakat yang ada. Strategi tersebut mencakup metodecara,
pendekatan dan tekhnik yang mungkin digunakan untuk mempengaruhi faktor
Universitas Sumatera Utara
prediposisi, pemungkin dan penguat yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perilaku.
Strategi yang tepat agar masyarakat mudah dan cepat menerima pesan diperlukan alat bantu yang disebut peraga. Semakin banyak indra yang digunakan untuk
menerima pesan semakin banyak dan jelas pula pengetahuan yang diperoleh Depkes RI, 1999.
Praktik atau perilaku keluarga terhadap upaya mengurangi gigitan nyamuk malaria adalah:
a. Kebiasaan menggunakan kelambu Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menggunakan kelambu secara
teratur pada waktu malam hari dapat mengurangi kejadian malaria. Penduduk yang tidak menggunakan kelambu mempunyai resiko 6,44 kali terkena
malaria. b.
Kebiasaan menghindari gigitan nyamuk Untuk menghindari gigitan nyamuk digunakan obat semprot, obat poles atau
obat nyamuk bakar sehingga memperkecil kontak dengan nyamuk Depkes RI, 1992.
c. Kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari
Nyamuk penular malaria mempunyai keaktifan menggigit pada malam hari. Menurut Lestari 2007 nyamuk Anopheles paling aktif mencari darah pukul
21.00-03.00. Menurut Darmadi 2002 kebiasaan penduduk barada di luar rumah pada malam hari antara pukul 21.00 sd 22.00 berhubungan erat dengan
kejadian malaria, karena frekuensi menghisap darah jam tersebut tinggi.
Universitas Sumatera Utara
2.10 Perumahan