Hubungan Kelembaban di Rumah Responden terhadap Kejadian Hubungan Langit-langit Rumah Responden terhadap Kejadian Malaria

menunjukkan bahwa ventilasi rumah responden yang tidak memakai kawat kasa memiliki resiko untuk terkena penyakit malaria dari pada rumah responden yang memakai kawat kasa nyamuk pada ventilasi rumahnya.

5.2.2 Hubungan Pencahayaan di Rumah Responden terhadap Kejadian

Malaria Berdasarkan hasil analisis hubungan antara pencahayaan di rumah responden terhadap kejadian malaria menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,007 p 0,05 dengan OR sebesar 3,656 95 CI= 1,394-9,592 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pencahayaan di rumah responden terhadap kejadian malaria di Desa Kampung Padang Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Hasil ini menunjukkan bahwa pencahayan rumah responden yang tidak memenuhi syarat memiliki resiko 3,656 kali lebih besar untuk terjadinya malaria dari rumah responden yang memiliki pencahayaan memenuhi syarat. Pencahayaan yang kurang membuat rumah menjadi lembab sehingga dinding rumah menjadi basah, tempat inilah yang disukai nyamuk untuk beristirahat. Kurangnya pencahayaan atau sinar matahari di dalam rumah menyebabkan rumah menjadi teduh dan lembab dan keadaan ini merupakan tempat istirahat yang di senangi nyamuk Anopheles sp, sehingga jumlah nyamuk disekitar rumah rumah bertambah dan menyebabkan keluarga yang tinggal di rumah yang kurang pencahayaan mempunyai risiko untuk terjadi penularan penyakit malaria Lestari, 2007.

5.2.3 Hubungan Kelembaban di Rumah Responden terhadap Kejadian

Malaria Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil analisis hubungan antara kelembaban di rumah responden terhadap kejadian malaria menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,001 p 0,05 dengan OR sebesar 5,608 95 CI= 2,152-9,592 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kelembaban di rumah responden terhadap kejadian malaria di Desa Kampung Padang Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Hasil ini menunjukkan bahwa rumah responden yang memiliki kelembaban yang tinggi memiliki resiko 5,608 kali lebih besar untuk terjadinya malaria dari rumah responden yang tidak lembab. Kelembaban udara menentukan rentang umur nyamuk, kelembaban yang rendah memperpendek umur nyamuk dan memperkecil kesempatan parasit malaria untuk menyelesaikan masa inkubasi ekstrinsiknya, kelembaban juga mempengaruhi kecepatan berkembang biak, kebiasaan mengigit dan istirahat. Pada kelembabab yang lebih tinggi nyamuk menjadi lebih aktif dan lebih sering mengigit sehingga meninggkatkan penularan malaria Harijanto, 2000. Dengan demikian bahwa kelembaban akan mempengaruhi aktivitas nyamuk sehingga berpengaruh terhadap angka kejadian malaria.

5.2.4 Hubungan Langit-langit Rumah Responden terhadap Kejadian Malaria

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara langit-langit di rumah responden terhadap kejadian malaria menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,001 p 0,05 dengan OR sebesar 0,135 95 CI= 0,051-0,358 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara langit-langit di rumah responden terhadap kejadian malaria di Desa Kampung Padang Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Hasil ini menunjukkan bahwa rumah responden yang tidak memiliki langit- Universitas Sumatera Utara langitplafon rumah memiliki resiko 0,135 kali lebih besar untuk terjadinya malaria dari rumah responden yang memiliki langit-langitplafon rumah. Langit-langit merupakan pembatas ruangan dinding bagian atas dengan atap yang terbuat dari kayu, internit maupun anyaman bamboo halus. Jika tidak ada langit- langit berarti ada lobang atau celah antara dinding dengan atap sehingga nyamuk lebih leluasa masuk ke dalam rumah. Dengan demikian risiko untuk kontak antara penghuni rumah dengan nyamuk Anopheles lebih besar dibanding dengan rumah yang ada langit-langitnya Depkes RI, 1999. Keadaan ini sesuai dengan hasil penelitian Darmadi 2002 di Desa Buaran Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara menunjukkan bahwa kondisi rumah yang seluruh ruangannya tidak diberi langit-langit mempunyai kecenderungan untuk terjadinya penyakit malaria dengan p value = 0,014. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Gambiro 1998, menyatakan langit-langit sangat menentukan mudah tidaknya nyamuk masuk ke dalam rumah.

5.2.5 Hubungan Kerapatan Dinding di Rumah Responden terhadap Kejadian