Hubungan Kerapatan Dinding di Rumah Responden terhadap Kejadian

langitplafon rumah memiliki resiko 0,135 kali lebih besar untuk terjadinya malaria dari rumah responden yang memiliki langit-langitplafon rumah. Langit-langit merupakan pembatas ruangan dinding bagian atas dengan atap yang terbuat dari kayu, internit maupun anyaman bamboo halus. Jika tidak ada langit- langit berarti ada lobang atau celah antara dinding dengan atap sehingga nyamuk lebih leluasa masuk ke dalam rumah. Dengan demikian risiko untuk kontak antara penghuni rumah dengan nyamuk Anopheles lebih besar dibanding dengan rumah yang ada langit-langitnya Depkes RI, 1999. Keadaan ini sesuai dengan hasil penelitian Darmadi 2002 di Desa Buaran Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara menunjukkan bahwa kondisi rumah yang seluruh ruangannya tidak diberi langit-langit mempunyai kecenderungan untuk terjadinya penyakit malaria dengan p value = 0,014. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Gambiro 1998, menyatakan langit-langit sangat menentukan mudah tidaknya nyamuk masuk ke dalam rumah.

5.2.5 Hubungan Kerapatan Dinding di Rumah Responden terhadap Kejadian

Malaria Berdasarkan hasil analisis hubungan antara kelembaban di rumah responden terhadap kejadian malaria menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,001 p 0,05 dengan OR sebesar 0,160 95 CI= 0,059-0,439 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kerapatan dinding di rumah responden terhadap kejadian malaria di Desa Kampung Padang Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Hasil ini menunjukkan bahwa rumah responden yang terdapat lubang ≥1,5 mm Universitas Sumatera Utara memiliki resiko 0,160 kali lebih besar untuk terjadinya malaria dari rumah responden yang tidak terdapat lubang ≥1,5 mm. Keadaan dinding yang tidak rapat demikian akan mempermudah masuknya nyamuk ke dalam rumah lebih besar bila dibandingkan dengan kondisi dinding rumah yang rapat. Kondisi tersebut menyebabkan penghuni rumah lebih potensial digigit nyamuk Anopheles, karena nyamuk lebih leluasa masuk ke dalam rumah, sehingga akan memperbesar risiko terjadinya penularan penyakit malaria Handayani, 2008. Keadaan ini sesuai dengan hasil penelitian Darmadi 2002 di Desa Buaran Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara menunjukkan bahwa keluarga yang tinggal di rumah dengan kondisi dinding yang tidak rapat mempunyai kecenderungan untuk terjadinya penyakit malaria dengan p value = 0,016. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori syarat –syarat rumah sehat menurut Mukono 2009 yang menyatakan konstruksi rumah dengan dinding yang tidak tertutup rapat memungkinkan terjadinya penularan penyakit malaria dalam rumah serta Menurut penelitian Yoga 1999, menyatakan bahwa keadaan kualitas rumah sangat berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya penularan malaria di dalam rumah. Penduduk dengan rumah yang dindingnya banyak berlubang berisiko sakit malaria 18 kali, dibandingkan dengan rumah penduduk dengan dinding rapat. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisa yang dilakukan mengenai hubungan karakteristik responden dan faktor lingkungan fisik rumah terhadap kejadian malaria di Desa Kampung Padang Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin mayoritas berjenis kelamin perempuan, pada kelompok kasus sebanyak 27 orang 77,1 dan kontrol sebanyak 35 orang 70,0. Berdasarkan Umur mayoritas berumur Dewasa dini 18-40 pada kelompok kasus sebanyak 22 orang 62,9 dan Dewasa madya pada kelompok kontrol sebanyak 28 orang 56,0. Berdasarkan pekerjaan mayoritas bekerja sebagai petani, pada kelompok kasus sebanyak 21 orang 60,0 dan kontrol sebanyak 21 orang 42,0. Berdasarkan pendidikan mayoritas berpendidikan menengah SLTA pada kelompok kasus sebanyak 22 orang 62,9 dan berpendidikan dasar SD dan SLTP pada kelompok kontrol sebanyak 33 orang 66,0. 2. Faktor lingkungan fisik rumah berdasarkan kawat kasa pada ventilasi mayoritas rumah responden tidak ada ventilasi sebanyak 23 rumah 65,7 pada kelompok kasus dan ada kawat kasa pada ventilasi sebanyak 19 rumah 38,0 pada kelompok kontrol. Berdasarkan palfonlangit-langit rumah mayoritas tidak ada plafonlangit- langit rumah sebanyak 26 rumah 74,3 pada kelompok kasus dan ada plafonlangit-langit rumah sebanyak 36 rumah 72,0. Berdasarkan kerapatan dinding mayoritas terdapat lubang 1,5 mm sebanyak 19 rumah 54,3 pada Universitas Sumatera Utara