2.10 Perumahan
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada
zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan dibawah pohon. Sampai pada
abad modern ini manusia sudah membangun rumah bertingkat dan dilengkapi dengan peralatan yang serba modern. Sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba
mendesain rumahnya dengan ide masing-masing yang dengan sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat Notoatmodjo, 2003.
2.10.1 Rumah Sehat
Menurut Organisasi Kesehatan Sedunia WHO yang dikutip oleh Masyuda 2003 mendefenisikan rumah sebagai tempat untuk tumbuh dan berkembang, baik
secara jasmani, rohani dan sosial. Artinya dalam rumah diperlukan segala fasilitas untuk bertumbuh dan berkembang. Fasilitas tersebut harus ada di dekat rumah seperti
sekolah, toko, pasar, tempat kerja, fasilitas air bersih, sanitasi dan lain- lain. Rumah yang sehat menurut Winslow dan American Public Health Asosiation
APHA yang dikutip oleh Masyuda 2003 harus memenuhi persyaratan antara lain: 1. Memenuhi Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan ini meliputi pencahayaan, ventilasi, jauh dari kegaduhan dan cukupnya tempat bermain anak.
2. Memenuhi Kebutuhan Psikologis Kebutuhan psikologis meliputi cukup aman dan nyaman bagi masing-masing
penghuni kamar tidur, ada ruang makan sekaligus untuk ruang duduk kamar
Universitas Sumatera Utara
tamu, lokasinya disekitar tetangga yang mempunyai tingkat ekonomi yang relatif sama, cara pengaturannya harus memenuhi rasa keindahan estetika tersedia WC
dan kamar mandi dan adanya jaminan kebebasan yang cukup bagi setiap anggota keluarga.
3. Mencegah Penularan Penyakit Persyaratan ini meliputi persediaan air bersih yang memenuhi persyaratan
kesehatan, bebas dari serangga dan tikus, pembuangan sampah yang saniter, pembuangan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan dan harus cukup
luasnya. 4. Mencegah Terjadinya Kecelakaan
Persyaratan agar dapat mencegah terjadinya kecelakaan meliputi konstruksi lemah dan material yang digunakan harus cukup kuat berkualitas baik,
diusahakan agar tidak mudah terbakar, pada bangunan bertingkat perlu dibuat tangga darurat yang terletak diluar bangunan, perlu adanya alat pemadam
kebakaran dan dapat dihindari timbulnya kecelakaan lalu lintas.
2.10.2 Persyaratan Rumah Sehat 1. Luas Bangunan Rumah Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Rumah yang sehat harus memenuhi persyaratan psikologis meliputi privacy kebebasan, security keamanan, safety perlindungan, comfirt kesenangan dan
rileks ketenangan. Disamping itu juga harus memenuhi persyaratan fisik yang meliputi konstruksi yang baik dan memenuhi syarat kesehatan dan sanitasi yang baik.
Menurut Regional Houseing Center, suatu bangunan harus memenuhi ukuran luas yang layak dengan perhitungan untuk setiap keluarga yang terdiri dari 5 anggota
Universitas Sumatera Utara
keluarga rata-rata. Setidak-tidaknya harus ada batas-batas minimal dapat dianggap rumah tersebut tidak lagi memenuhi persyaratan-persyaratan.
Di berbagai negara persyaratan luas ruangan, perumahan biasanya ditentukan berdasarkan banyaknya penghuni.
Over crowding
kepenuhsesakan dapat menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan fisik, mental maupun moral. Luas
bangunan yang optimum menurut Notoatmodjo 2003 adalah apabila menyediakan 2,5–3 m
2
untuk tiap orang atau tiap anggota keluarga. Over crowding suatu perumahan apabila kondisi rumah terhadap jumlah penghuni sebagai berikut :
a. Dua individu dari jenis kelamin yang berbeda dan usia diatas 10 tahun yang bukan suami istri, tidur dalam satu kamar.
b. Jumlah penghuni dibandingkan dengan luas lantai melebihi ketentuan yang ditetapkan.
Di Indonesia ketentuan mengenai kepadatan hunian ruang tidur di tetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999, yaitu luas
ruang tidur minimal 8 m
2
dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun. Dan ukuran kamar tidur
yang ideal minimal 9 m
2
untuk orang dewasa dan anak–anak diatas 5 tahun, sedangkan untuk anak balita ukuran minimal 4,5 m
2
dan tidak dianjurkan digunakan untuk lebih dari 2 orang dalam satu ruang tidur.
2. Ventilasi
Suatu ruangan yang terlalu padat penghuninya dapat memberikan dampak yang buruk terhadap kesehatan penghuni rumah tersebut, untuk itu pengaturan
Universitas Sumatera Utara
sirkulasi udara sangat diperlukan. Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10 dari luas lantai.
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar. Sehingga keseimbangan O
2
yang diperlukan oleh penghuni rumah tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O
2
di dalam rumah yang berarti kadar CO
2
yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Di samping itu tidak cukupnya ventilasi
akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit. Kelembaban ini merupakan media yang baik untuk
bakteri-bakteri patogen bakteri-bakteri penyebab penyakit. Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama
bakteri patogen, karena selalu terjadi aliran udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir Notoatmodjo, 2003.
Ada 2 macam ventilasi, yakni : a. Ventilasi alamiah, di mana aliran udara di dalam ruangan terjadi secara
alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya.
b. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin penghisap
udara Notoatmodjo, 2003
Universitas Sumatera Utara
3. Lantai
Perkembangbiakan mikroorganisme pada ruangan rumah juga dipengaruhi oleh kondisi lantai yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Lantai rumah biasanya
hanya berupa tanah atau batu–batu yang langsung diletakkan di atas tanah, sehingga kelembabannya sangat tinggi.
Umumnya masyarakat Indonesia terutama yang tinggal di daerah pedesaan belum memperhatikan kondisi perumahan khususnya kondisi lantai yang biasanya
hanya berupa tanah saja. Lantai dari tanah atau batu bata biasanya langsung diletakkan di atas tanah
sehingga menjadi lembab. Oleh karena itu perlu suatu lapisan kedap yang air, seperti semen, susunan tegel, dan lain-lain. Lantai yang tidak memenuhi syarat dapat
mengundang berbagai serangga dan tikus untuk bersarang, demikian juga kotoran yang melekat padanya Notoatmojo, 2003.
4. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama
cahaya matahari di samping kurang nyaman, juga merupakan media tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak
cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau, dan akhirnya dapat merusak mata. Karena itu pencahayaan ruangan minimal intensitasnya 60 lux. Cahaya dapat
dibedakan menjadi 2, yakni Notoatmodjo, 2003 : 1.Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat
membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah. Oleh karena itu, rumah
Universitas Sumatera Utara
yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya jendela luasnya sekurang-kurangnya 10 sampai 20 dari luas lantai yang terdapat di
dalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan di dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan,
tidak terhalang oleh bangunan lain. Di samping sebagai ventilasi, jendela juga berfungsi sebagai jalan masuk cahaya.
2.Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya
2.11 Kerangka Konsep