Nilai pH diukur dengan menggunakan pH meter dengan cara memasukkan pH meter ke dalam sampel air yang diambl dari prairan sampai pembacaan pada alat
konstan dan dibaca angka yang tertera pada pH meter tersebut Barus, 2004.
f. Intensitas Cahaya
Diukur dengan menggunakan lux meter yang diletakkan ke arah datangnya cahaya, kenudian dibaca angka yang tertera pada lux meter Suin, 2002.
g. Kandungan Nitrat
NO
3 -
Sampel air diambil sebanyak 5 ml, kemudian ditetesi dengan 1 ml NaCl selanjutnya ditambahkan 5 ml H
2
SO
4
75 dan 4 tetes asam Brucine Sulfat Sulfanik. Larutan ini dipanaskan selama 25 menit pada suhu 95
C kemudian didinginkan selanjutnya kandungan nitrat dapat diukur dengan spektrofotometer pada
γ = 410 nm bagan Kerja Lampiran E
h. Kandungan Posfat P
O
4 3-
Sampel air diambil sebanyak 5 ml, kemudian ditetesi dengan reagen Amstrong sebanyak 2 ml selanjutnya ditambahkan 1 ml asam askorbat. Larutan didiamkan
selama 20 menit kemudian konsentrasi Posfat dapat diukur dengan spektrofotometer pada
γ = 880 nm bagan Kerja Lampiran F.
i. TDS Total Dissolved Solid
Kertas saring whatman no.40 dipanaskan dalam oven selama 1jam pada suhu ±105º C, kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit lalu ditimbang
dengan cepat. Sampel dihomogenkan lalu di ambil 100 ml kemudian di saring dengan kertas saring whatman no.40 yang akan menghasilkan filtrat dan residu. Filtrat
dipanaskan di dalan oven 1jam pada suhu ±105º C,didinginkan dalam desikator selama
15 menit kemudian ditimbang dengan cepat lampiran G. j. TSS Total Suspended Solid
Universitas Sumatera Utara
Kertas saring whatman no.40 dipanaskan dalam oven selama 1jam pada suhu ±105º C, kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit lalu ditimbang
dengan cepat. Sampel dihomogenkan lalu di ambil 100 ml kemudian di saring dengan kertas saring whatman no.40 yang akan menghasilkan filtrat dan residu. Residu
dipanaskan di dalan oven 1jam pada suhu ±105º C,didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian ditimbang dengan cepat lampiran H.
k. Bakteri Coli Colifekal Sampel air dimasukkan ke dalam botol sampel yang sudah disterilkan,
kemudian ditutup dan diawetkan dengan es biasa atau es kering CO
2
selanjutnya dilakukan tahap ;
a. Uji pendugaan Presumptive Test
b. Uji penegasan Confirmed Test
c. Uji lengkap Completed Test
Hasil analisis yang didapatkan disesuaikan dengan tabel yang memberikan The Most Probable Number atau Angka Perkiraan Terdekat, yang tergantung dari kombinasi
tabung positif yang mengandung bakteri coli dan negatif yang tidak mengandung dari tahap test. Angka tersebut tidak menunjukkan konsentrasi yang sebenanrnya,
tetapi berlaku sebagai penunjuk coli tinja. Secara keseluruhan faktor fisik, kimia dan biologi beserta satuan dan alat yang
digunakan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik Kimia dan Biologi Perairan
No. Parameter
Fisik, Kimia Biologi
Satuan Alat Tempat Pengukuran
1 Suhu
C
Termometer Air Raksa In-situ
2 DO
mgl
Metoda Winkler In-situ
3 BOD
5
mgl Metoda Winkler dan
Inkubasi Laboratorium
4 COD
mgl
Refluks Tritimetri In-situ
5 pH
- pH meter
In-situ
6 Intensitas Cahaya
Candela Lux meter
In-situ
7 NO
3 -
Mgl Spektrofotometri Laboratorium
8.
PO
4 3-
Mgl Spektrofotometri Laboratorium
Universitas Sumatera Utara
9.
TDS
mgl Metoda kertas saring
whatman Laboratorium
10.
TSS mgll
Metoda kertas saring whatman
Laboratorium 11.
Total Coliform
Jlh100 ml MPN Laboratorium
III.7 Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Secara prinsip Metode Storet adalah membandingkan antar data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan
status mutu air. Untuk sungai Batang Taru, peruntukannya adalah air golongan I karena air sungai Batang Toru juga dipakai untuk sumber air minum. Cara
menentukan status mutu air adalah dengan menggunakan sistem nilai dari US-EPA
United States Enviromental Protection Agency
dengan mengklasifikasikan mutu air dalam 4 kelas yaitu :
1. Kelas A : baik sekali, skor = 0 — memenuhi baku mutu
2. Kelas B : baik, skor = -1 sd -10 — tercemar ringan
3. Kelas C : sedang, skor = -11 sd -30
—
tercemar sedang 4.
Kelas D : buruk, skor -31 — tercemar berat Prosedur penggunaan :
1. Pengumpulan data kualitas air.
2. Pembandingan data hasil pengukuran dan masing-masing parameter air dengan
nilai baku mutu yang sesuai dengan kelas air. 3.
Jika hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air hasil pengukuran baku mutu maka diberi skor 0.
4. Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air hasil pengukuran
baku mutu maka diberi skor seperti pada Tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2 Penentuan Sistem Nilai Untuk Menentukan Status Mutu Air Jumlah Nilai
Parameter
Parameter Fisika Kimia
Biologi Maksimum -1 -2
-3 10 Minimum
-1 -2
-3 Rata-rata -3 -6
-9 Maksimum -2 -4
-6
Universitas Sumatera Utara
≥10 Minimum -2
-4 -6
Rata-rata -6 -12
-18
Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status mutunya dari jumlah skor yang di dapat dengan menggunakan sistem nilai. Penentuan baku
mutu air dilakukan dengan Metode Storet.
III.8 Analisis Data
Data yang diperoleh dihitung nilai kelimpahan plankton kelimpahan populasi, kelimpahan relatif, frekuensi kehadiran, indeks Shannon-Winner, indeks ekuitabilitas,
indeks similaritas, kejenuhan oksigen dan analisis korelasi dengan persamaan menurut Michael 1984 dan Krebs 1985 sebagai berikut:
a. Kelimpahan Plankton K