Kelimpahan Plankton Keanekaragaman Plankton Sebagai Bioindikator Kualitas Air Sungai Batang Toru

IV.2 Kelimpahan Plankton

Dari hasil perhitungan kelimpahan plankton maka diperoleh nilai kelimpahan plankton masing-masing stasiun penelitian pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Nilai Kelimpahan indl, Kelimpahan Relatif dan Frekuensi Kehadiran Pada Masing-masing Stasiun Penelitian STASIUN 1 STASIUN 2 STASIUN 3 K KR FK K KR FK K KR FK

A. FITOPLANKTON I. Bacillariophyceae

A. Coscinodiscaceae 1. Coscinodiscus 326.53 6.45 66.67 326.51 2.24 100 B. Cymbellaceae 2. Cymbella 40.82 3.13 33.33 40.82 0.28 33.33 C. Epithemiaceae 3. Denticula 326.53 2.24 66.67 D. Eunotiaceae 4. Eunotia 81.63 0.56 33.33 E. Fragilariaceae 5. Diatoma 40.82 0.28 33.33 6. Fragilaria 408.16 31.25 66.66 1102.04 21.77 100 2734.70 18.77 66.67 7. Tabellaria 40.82 3.13 33.33 775.51 15.32 66.67 F. Naviculaceae 8. Amphiprora 81.63 6.25 33.33 9. Navicula 40.82 3.13 33.33 367.35 2.52 66.67 10. Neidium 81.63 1.61 33.33 11. Pinnularia 204.08 4.03 66.67 G. Nitzschiaceae 12. Nitzschia 1061.22 20.97 100 H. Surirellaceae 13. Surirella 204.08 4.03 66.67 244.90 1.68 66.67

II. Chlorophyceae

I. Chaetophoraceae 14. Chaetophora 40.82 0.81 33.33 J. Cladophoraceae 15. Calothrix 81.63 0.56 33.33 K. Ulotrichaceae 16. Ulothrix 204.08 15.63 33.33 1469.39 10.08 66.67 L. Desmidiaceae 17. Staurastrum 1510.20 10.36 100 M. Mesotaeniaceae 18. Gonatozygon 122.45 9.38 66.67 775.51 5.32 100 N. Zygnemataceae 19. Spirogyra 163.27 12.50 66.67 938.78 6.44 100

III. Cyanophyceae

O. Chroococcaceae 20. Chroococcus 163.27 3.23 33.33 P. Oscillatoriaceae 21. Oscillatoria 285.71 5.65 33.33

IV. Dinophyceae

Q. Peridiniaceae 22. Peridinium 122.45 0.84 33.33

V. Ulvophyceae

R. Cladophoraceae 23. Rhizoclonium 81.63 1.61 33.33

VI. Xanthophyceae

S. Tribonemataceae 24. Tribonema 367.35 7.26 66.67

B. ZOOPLANKTON VII. Branchiopoda

T. Bosminidae Universitas Sumatera Utara 25. Bosmina 204.08 1.40 33.33 U. Chydoridae 26. Camptocercus 40.82 3.13 33.33 897.96 6.16 100 V. Cypridae 27. Cypria 81.63 6.25 66.67 571.429 3.92 100 W. Leptodoridae 28. Leptodora 40.82 0.28 33.33

VII. Ciliata

X. Holophydae 29. Prorodon 775.51 5.32 66.67 Y. Urocentridae 30. Urocentrum 122.45 2.42 33.33

IX. Maxillopoda

Z. Diaptomidae 31. Diaptomus 244.90 4.84 66.67 A. Cyclopidae 32. Cryptocyclops 81.63 0.56 33.33 33. Diacyclops 285.71 1.96 33.33 34. Eucyclops 81.63 6.25 66.67 326.53 2.24 66.67 35. Megacyclops 693.88 4.76 100 B. Canthocamtidae 36. Canthocamptus 163.27 1.12 33.33

X. Monogononta

C. Brachionidae 37. Brachionus 163.27 1.12 66.67 38. Keratella 938.78 6.44 100 49. Platyas 81.63 0.56 66.67 D. Notommatidae 40. Scaridium 285.71 1.96 66.67 TOTAL 1306.12 100 5061.22 100 13612.65 100 Kelimpahan plankton paling tinggi terdapat pada stasiun 3 sebesar 13612,65. Tabel 4.5 menunjukkan suhu, intensitas cahaya, Nitrat dan Posfat lebih tinggi pada stasiun 3. Menurut Nybakken 1988 banyaknya unsur hara, tingginya suhu dan intensitas cahaya sampai batas toleransi mengakibatkan tumbuh suburnya fitoplankton. Kelimpahan fitoplankton yang lebih tinggi pada stasiun 3 akan diikuti oleh kelimpahan zooplankton. Karena fitoplankton merupakan makanan zooplankton. Melimpahnya plankton di stasiun 3 mengakibatkan populasi ikan juga banyak. Hal ini dibuktikan dari aktifitas menangkap ikan oleh nelayan sekitar Desa Angkola Sangkunur di muara sungai Batang Toru. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai kelimpahan plankton, kelimpahan relatif, dan frekuensi kehadiran tertinggi pada setiap stasiun terdapat pada genus Fragilaria dengan nilai sebesar 2734.694indl, 18.768, dan 66.667. Hal ini sesuai dengan Suin 2002, apabila didapat nilai KR 10 dan FK 25 menunjukkan bahwa organisme tersebut dapat hidup dan berkembangbiak dengan baik pada habitat tersebut. Menurut Round 1990 Fragilaria tumbuh baik dalam sedimen air tawar. Universitas Sumatera Utara Pengambilan sampel dilakukan pada bulan November saat musim hujan, akibatnya banyak sedimen yang terbawa dari darat ke sungai. Menurut Bayuri 2006, zat-zat hara anorganik yang utama diperlukan untuk tumbuh dan berkembang biak adalah nitrat dan fosfat. Nitrat merupakan sumber nitrogen yang penting untuk pertumbuhan fitoplankton. Fosfat dalam perairan berasal dari sisa-sisa organisme dan pupuk yang masuk kedalam perairan. Fitoplankton dapat menggunakan unsur fosfor dalan bentuk fosfat yang penting bagi pertumbuhannya. Denticula, Peridinium dan Calothrix, Staurastum dan Eunotia hanya terdapat di stasiun 3. Menurut Y. Liu 2011 Denticula, Peridinium dan Calothrix berkembang baik di tepi sungai atau danau dimana permukaanya mengalami fluktuasi. Perbedaan volume air sungai Batang Toru yang masuk ke Danau Siais melalui muara akan mempengaruhi tinggi rendahnya permukaan danau. Menurut pengalaman masyarakat pada saat musim hujan permukaan danau akan naik dan hasil tangkapan ikan banyak, sebaliknya pada musim kemarau permukaan danau akan turun dan hasil tangkapan ikan berkurang. Staurastum hidup berdampingan dengan tumbuhan air. Danau Siais sampai muara sungai Batang Toru banyak ditumbuhi vegetasi air. Eunotia hidup baik di perairan tenang dan rawa pegunungan. Danau Siais merupakan danau rawa, dimana airnya bersumber dari sungai Batang Toru dan dari sungai-sungai kecil di sekeliling danau. Arus di muara sungai Batang Toru lebih tenang dibandingkan stasiun 1 dan stasiun 3. Hal ini menyebabkan Eunotia tumbuh baik. Amphipora ditemukan hanya di stasiun 1. Menurut Rosengren 1984, Amphipora hidup baik pada substrat lumpur berbatu. Dari ketiga stasiun penelitian, hanya stasiun 1 yang mempunyai substrat lumpur, pasir berbatu. Pinnularia, Chroococus dan Oscilatoria berkembang baik di daerah lembab Hasnunidah, 2009. Kiri kanan sungai Batang Toru di stasiun 2 banyak ditumbuhi oleh tanaman pisang yang memberikan kondisi lembab di sepanjang tepi aliran sungai, sehingga cocok untuk pertumbuhan ke tiga genus tersebut. 33 Universitas Sumatera Utara

IV.3 Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E Plankton.