Pemberantasan vektor dilakukan dengan cara membunuh nyamuk dewasa dengan cara penyemprotan rumah dengan menggunakan insektisida, membunuh
jentik dengan kegiatan anti larva, dan menghilangkan atau mengurangi tempat perindukan. Dengan dibunuhnya nyamuk, maka parasit yang ada di tubuh
pertumbuhannya tidak akan selesai sehingga penyebarannya dapat dihentikan.
27
b. Penemuan Penderita dan Pengobatan Penderita Malaria
b.1. Mencari Penderita Malaria
Salah satu cara untuk memutuskan penyebaran penyakit malaria adalah dengan cara menemukan penderita sedini mungkin, baik dilakukan secara aktif oleh
petugas khusus yang mengunjungi rumah secara teratur Active Case Detection maupun dilakukan secara pasif Passive Case Detection yaitu memeriksa semua
pasien yang berkunjung ke UPK Unit Pelayanan Kesehatan seperti Polindes, Pustu, Puskesmas, dan Rumah Sakit baik swasta maupun pemerintah yang menunjukkan
gejala klinis malaria.
27
b.2. Pengobatan Penderita Malaria
Pengobatan penderita malaria meliputi : b.2.1. Pengobatan malaria klinis
Adalah pengobatan yang diberikan berdasarkan gejala klinis dan ditujukan untuk menekan gejala klinis malaria serta membunuh gamet untuk mencegah
terjadinya penularan.
27
Obat yang sering digunakan yaitu kina, klorokuin, hidroksiklorokuin, dan amodiakuin yang semuanya efektif apabila parasit masuk ke
eritrosit melalui hati dan mulai dengan siklus eritrositik.
29
b.2.1. Pengobatan radikal
Universitas Sumatera Utara
Adalah pengobatan yang diberikan kepada penderita malaria dengan pemeriksaan laboratorium positif malaria. Pengobatan ini bertujuan untuk mencegah
timbulnya kambuh.
27
WHO merekomendasikan pengobatan malaria secara global dengan penggunaan regimen obat ACT Artemisinin Combination Therapy. Komisi
ahli malaria dari Depkes RI sejak tahun 2004 sepakat dan menyetujui penggunaan obat ACT sebagai obat lini I di seluruh Indonesia. Pengobatan ACT yang
direkomendasikan WHO pada tahun 2006 adalah :
13
i. Kombinasi artemeter – lumefantrin
ii. Kombinasi artesunate + amodikuin
iii. Kombinasi artesunate + meflokuin
iv. Kombinasi artesunate + sulfodoksin – pirimetamin
b.2.3. Pengobatan masal Mass Drug Administration = MDA Adalah pemberian pengobatan malaria klinis kepada semua penduduk 80
penduduk di daerah KLB sebagai bagian dari upaya penanggulangan KLB malaria.
27
b.2.4. Pengobatan kepada penderita demam Mass Fever Treatment = MFT Dilakukan untuk mencegah KLB dan melanjutkan penanggulangan KLB,
yaitu diulang setiap 2 minggu setelah pengobatan MDA sampai penyemprotan selesai.
27
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep
Karakteristik Penderita Malaria
1. Sosiodemografi :
- Umur
- Jenis Kelamin
- Agama
- Pekerjaan
- Tempat Tinggal
2. Jenis Parasit Malaria
3. Gejala Malaria
4. Status Anemia
5. Status Splenomegali
6. Status Komplikasi
7. Jenis Komplikasi
8. Lama Rawatan Rata-Rata
9. Riwayat Kambuh
10. Sumber Biaya
11. Keadaan Sewaktu Pulang
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Penderita Malaria adalah penderita malaria dengan parasit positif yang dirawat inap di Rumah Sakit Daerah Kolonel Abundjani Bangko berdasarkan ICD-X
International Classification of Diseases and Related Health Problem – X dan tercatat dalam kartu status.
Universitas Sumatera Utara