2. Lingkungan Kimiawi 3. Lingkungan Biologik 4. Lingkungan Sosial Budaya dan Ekonomi

c.1.6. Sinar Matahari Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-beda. An. sundaicus lebih suka tempat teduh, sebaliknya An. hyrcanus lebih menyukai tempat terbuka. An. barbirostris dapat hidup baik di tempat yang teduh maupun di tempat yang terang. 22 c.1.7. Arus Air An. barbirostris menyukai tempat perindukan yang airnya statis atau mengalir sedikit. An. minimus menyukai tempat perindukan yang aliran airnya cukup deras dan An. sundaicus di tempat yang airnya tergenang. 22

c.2. Lingkungan Kimiawi

Lingkungan yang baru diketahui pengaruhnya adalah kadar garam dari tempat perindukan. Jumlah nyamuk pantai mulai bertambah sewaktu genangan air meningkat kadar garamnya, yaitu dengan tertutupnya muara sungai pada musim kemarau. 21 Hasil penelitian Barodj 2000 dengan desain penelitian cross sectional menemukan jentik An. subpictus dapat hidup pada perairan payau dengan salinitas sampai 42‰. 23

c.3. Lingkungan Biologik

Adanya daerah perindukan yang ideal dan tersedia sepanjang tahun bagi nyamuk An. aconitus di pedalaman, yaitu daerah persawahan di lereng bukit yang terus menerus ditanami padi karena mendapat aliran air sepanjang tahun dari mata air, merupakan penyebab malaria bertahan di kecamatan-kecamatan di Jawa. Selain itu juga karena kepadatan hewan ternak besar di daerah tersebut sangat rendah sehingga vektor An.aconitus yang bersifat zoofilik akan lebih banyak menggigit manusia. 21 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan macam darah yang disenangi, nyamuk Anopheles sp dibedakan atas: antropofilik apabila nyamuk lebih senang darah manusia, zoofilik apabila nyamuk lebih senang menghisap darah binatang dan golongan nyamuk yang tidak punya pilihan tertentu. 26

c.4. Lingkungan Sosial Budaya dan Ekonomi

Lingkungan sosial budaya dan ekonomi setempat sangat mempengaruhi besar kecilnya kontak antara manusia dengan vektor. Berbagai kebiasaan seperti cara membuat rumah, cara bertani, dan adat kebiasaan lainnya dapat menambah kontak antara manusia dengan vektor. Di Indonesia bagian timur, orang membangun rumah dengan dinding yang dibuat dari “gaba-gaba” yaitu batang daun sagu. Dinding rumah seperti itu biasanya tidak rapat sehingga nyamuk dengan mudah dapat masuk ke dalam rumah. Kebiasaan menunggui ladang selama bercocok tanam dan tidur di pondok-pondok yang sangat sederhana sangat menambah pemaparan. 21 Menurut penelitian Dasril 2005 dengan desain penelitian case control menyatakan penderita malaria kemungkinan 5,2 kali tidak memasang kawat kasa pada rumah dibandingkan dengan tidak penderita malaria. 20

2.7. Parameter Pengukuran Epidemiologi Malaria