Tempat Host 1. Host Intermediate Manusia

Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001, CSDR akibat malaria pada laki-laki 11 per 100.000 penduduk dan wanita 8 per 100.000 penduduk. 18

b. Tempat

14 Malaria ditemukan di daerah-daerah mulai 64 o lintang utara Rusia sampai dengan 32 o lintang selatan Argentina, dari daerah dengan ketinggian 2.666 m Bolivia sampai dengan daerah yang letaknya 433 m di bawah permukaan laut Laut Mati. Kini malaria banyak dijumpai di Meksiko, sebagian Karibia, Amerika Tengah dan Selatan, Afrika Sub-Sahara, Timur Tengah, India, Asia Selatan, Asia Tenggara, Indo Cina, dan pulau-pulau di Pasifik Selatan. Plasmodium vivax mempunyai distribusi geografis yang paling luas mulai dari daerah yang beriklim dingin, subtropis sampai ke daerah tropis, kadang-kadang dijumpai di Pasifik Barat. Di Indonesia, spesies ini tersebar di seluruh kepulauan. Plasmodium falciparum terutama menyebabkan malaria di Afrika, Asia, dan daerah- daerah tropis lainnya. Di Indonesia, parasit ini tersebar di seluruh kepulauan. Plasmodium malariae meluas meliputi daerah tropis maupun daerah subtropik. Di Indonesia spesies ini dijumpai di Indonesia Bagian Timur. Plasmodium ovale terutama terdapat di daerah tropik Afrika bagian barat, di daerah Pasifik Barat dan di beberapa bagian lain di dunia. Di Indonesia, parasit ini terdapat di Pulau Owi sebelah selatan Biak di Irian Jaya dan Nusa Tenggara Timur.

c. Waktu

Berdasarkan SKRT tahun 2001, CFR malaria 0,1 30.000 kematian dari 30 juta kasus. Tahun 2005, CFR malaria 2 32.000 kematian dari 1,6 juta kasus. Universitas Sumatera Utara Pada tahun yang sama CFR malaria falsiparum 1,12 44 kematian dari 3.924 kasus. 18

2.6.2. Determinan Penyakit Malaria

Penyebaran penyakit malaria sangat ditentukan oleh faktor Host, Agent, dan Environment.

a. Host

a.1. Host Intermediate Manusia

Keadaan manusia dapat menjadi pengandung gametosit yang dapat meneruskan daur hidup nyamuk. Manusia ada yang rentan yaitu yang dapat ditular malaria, tapi ada juga yang kebal dan tidak mudah ditular malaria. 14 Faktor manusia yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit malaria yaitu : a.1.1. Umur Anak-anak lebih rentan terhadap penyakit malaria dibandingkan orang dewasa. 15 Anak-anak usia kurang dari 5 tahun adalah kelompok terbanyak yang berisiko terhadap malaria. Pertahanan tubuh terhadap malaria yang diturunkan penting untuk melindungi anak kecil atau bayi karena sifat khusus eritrosit yang relatif resisten terhadap masuk dan berkembang biaknya parasit malaria. 13 a.1.2. Ras Berbagai bangsa atau ras mempunyai kerentanan yang berbeda-beda faktor rasial terhadap penyakit malaria. 14 Individu yang tidak mempunyai determinan golongan darah Duffy termasuk kebanyakan negro Afrika mempunyai resistensi alamiah terhadap Plasmodium vivax. 13 Universitas Sumatera Utara a.1.3. Jenis Kelamin Infeksi parasit plasmodium dapat menyerang semua masyarakat dari segala golongan termasuk golongan yang paling rentan seperti wanita hamil. 13 Hasil penelitian Gomes 2001 menyatakan bahwa ibu hamil yang anemia kemungkinan 8,56 kali menderita malaria falsiparum dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak anemia. 19 a.1.4. Riwayat malaria Kekebalan residual adalah kekebalan terhadap reinfeksi yang timbul akibat infeksi terdahulu dengan strain homolog spesies parasit malaria. Kekebalan ini menetap hanya untuk beberapa waktu. 14 a.1.5. Cara Hidup Cara hidup sangat berpengaruh terhadap penularan malaria, seperti tidur tidak memakai kelambu, tidak menggunakan repelen nyamuk pada saat melakukan aktivitas di luar rumah dan pada saat sore hari, dan penggunaan insektisida yang tidak teratur di dalam rumah. 13 Menurut penelitian Dasril 2005 dengan desain penelitian case control menyatakan bahwa penderita malaria kemungkinan 3,2 kali tidak memakai repelen dibandingkan dengan tidak penderita malaria. 20 a.1.6. Imunitas Masyarakat yang tinggal di daerah endemis malaria memiliki kekebalan alami terhadap penyakit malaria. 13 Di daerah endemi dengan transmisi malaria yang tinggi hampir sepanjang tahun, penduduk nya sangat kebal dan sebagian besar dalam darahnya terdapat parasit malaria dalam jumlah kecil. Selain itu, di daerah endemis Universitas Sumatera Utara malaria terdapat kekebalan kongenital atau neonatal pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan kekebalan tinggi. 14 a.1.7. Pekerjaan Pekerjaan yang tidak menetap atau mobilitas yang tinggi berisiko lebih besar terhadap penyakit malaria, seperti tugas-tugas dinas di daerah endemis untuk jangka waktu yang lama sampai bertahun-tahun misalnya petugas medis, petugas militer, misionaris, pekerja tambang, dan lain-lain. 13 Pekerjaan sebagai buruh perkebunan yang datang dari daerah yang non endemis ke daerah yang endemiss belum mempunyai kekebalan terhadap penyakit di daerah yang baru tersebut sehingga berisiko besar untuk menderita malaria. Begitu pula pekerja-pekerja yang didatangkan dari daerah lain akan berisiko menderita malaria. 21 Menurut penelitian Dasril 2005 dengan desain penelitian case control penderita malaria kemungkinan 4 kali bekerja di luar rumah malam hari dibandingkan dengan tidak penderita malaria. 20 a.1.8. Status gizi Seorang penderita malaria yang mengalami gizi buruk akan mempengaruhi kerja farmakokinetik obat anti malaria seperti diare dan muntah menurunkan absorpsi obat. Selain itu, disfungsi hati menyebabkan metabolism obat menurun. 13 Anak yang bergizi baik dapat mengatasi malaria berat dengan lebih cepat dibandingkan anak bergizi buruk. 22

a.2. Host Definitive Nyamuk Anopheles