Parameter Pengukuran Epidemiologi Malaria

Berdasarkan macam darah yang disenangi, nyamuk Anopheles sp dibedakan atas: antropofilik apabila nyamuk lebih senang darah manusia, zoofilik apabila nyamuk lebih senang menghisap darah binatang dan golongan nyamuk yang tidak punya pilihan tertentu. 26

c.4. Lingkungan Sosial Budaya dan Ekonomi

Lingkungan sosial budaya dan ekonomi setempat sangat mempengaruhi besar kecilnya kontak antara manusia dengan vektor. Berbagai kebiasaan seperti cara membuat rumah, cara bertani, dan adat kebiasaan lainnya dapat menambah kontak antara manusia dengan vektor. Di Indonesia bagian timur, orang membangun rumah dengan dinding yang dibuat dari “gaba-gaba” yaitu batang daun sagu. Dinding rumah seperti itu biasanya tidak rapat sehingga nyamuk dengan mudah dapat masuk ke dalam rumah. Kebiasaan menunggui ladang selama bercocok tanam dan tidur di pondok-pondok yang sangat sederhana sangat menambah pemaparan. 21 Menurut penelitian Dasril 2005 dengan desain penelitian case control menyatakan penderita malaria kemungkinan 5,2 kali tidak memasang kawat kasa pada rumah dibandingkan dengan tidak penderita malaria. 20

2.7. Parameter Pengukuran Epidemiologi Malaria

27 Untuk mengetahui kejadian dan pola suatu penyakit atau masalah kesehatan yang terjadi dalam masyarakat, kita harus mempunyai alat atau metode pengukuran yang dapat digunakan untuk mengetahui jumlah dan distribusi penyakit tersebut. Dalam studi epidemiologi yang paling utama diperlukan adalah alat pengukuran frekuensi penyakit. Pengukuran frekuensi penyakit tersebut dititikberatkan pada angka kesakitan dan angka kematian yang terjadi dalam masyarakat. Universitas Sumatera Utara Frekuensi penyakit dalam epidemiologi biasanya dalam perbandingan antara populasi. Alat yang biasa digunakan adalah rate dan ratio. Adapun ukuran-ukuran yang dipakai khususnya dalam penyakit malaria adalah sebagai berikut : 2.7.1. Annual Parasit Incidence API Adalah angka kesakitan per 1.000 penduduk dalam satu tahun, jumlah sediaan darah positif dibandingkan dengan jumlah penduduk, dinyatakan dalam permil 00 � . API = Jumlah penderita SD positif dalam satu tahun Jumlah penduduk tahun tersebut x 1.000 2.7.2. Annual Malaria Incidence AMI Adalah angka kesakitan malaria klinis per 1.000 penduduk dalam satu tahun yang dinyatakan dalam permil 00 � . AMI = Jumlah penderita malaria klinis dalam satu tahun Jumlah penduduk tahun tersebut x 1.000 2.7.3. Case Fatality Rate CFR Adalah ukuran angka kematian kematian yang disebabkan oleh malaria falciparum dibandingkan dengan jumlah penderita penderita malaria jenis parasit P. falciparum pada periode waktu yang sama. CFR = Jumlah penderita meninggal karena malaria falciparum pada periode waktu tertentu Jumlah penderita malaria falciparum pada periode waktu yang sama x 100 2.7.4. Annual Blood Examination Rate ABER Adalah jumlah sediaan darah yang diperiksa terhadap semua penduduk dalam satu tahun yang dinyatakan dalam persen . ABER = Jumlah SD yang diperiksa dalam satu tahun Jumlah penduduk tahun tersebut x 100 Universitas Sumatera Utara 2.7.5. Slide Positif Rate SPR Adalah persentase dari sediaan darah yang positif dari seluruh sediaan darah yang diperiksa yang dinyatakan dalam persen . SPR = Jumlah sediaan darah positif Jumlah seluruh sediaan darah yang diperiksa x 100 2.7.6. Parasite Rate PR Adalah sama dengan SPR tetapi Parasite Rate PR ini digunakan pada kegiatan survei malariometrik anak berumur 0-9 tahun. PR = Jumlah sediaan darah positif Jumlah seluruh sediaan darah yang diperiksa x 100 2.7.7. Spleen Rate SR Adalah adanya pembesaran limpa pada golongan umur tertentu terhadap jumlah penduduk yang diperiksa limpanya pada golongan umur yang sama dan tahun yang sama yang dinyatakan dalam persen . SR= Jumlah anak � 2- 9 tahun � yang mengalami pembesaran limpa Jumlah anak � 2- 9 tahun � yang diperiksa limpanya x 100

2.8. Stratifikasi Daerah Malaria