Inovasi Difusi Program Layanan Listrik Prabayar PT. PLN Persero APJ

commit to user Prabayar melalui radio-radio, spanduk, leaflet, TV swasta, dan penyuluhan - penyulihan di kelurahan atau kecamatan. Setelah memperoleh informasi dari berbagai media inilah, akhirnya pelanggan beramai-ramai mendaftar dan memakai meter prabayar. Hingga bulan maret 2010, dari sekitar 960.000 pelanggan yang ada sudah lebih kurang 3.500 pelanggan yang bermigrasi ke Program Layanan Listrik Prabayar selama lebih kurang 3 bulan berjalannya Program Layanan Listrik Prabayar. Difusi inovasi merupakan proses dimana suatu gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang dikomunikasikan melalui saluran dan jangka waktu tertentu diantara anggota suatu sistem sosial. Mengacu pada pengertian difusi itu sendiri, seperti pada teori Rogers dan Shomaker yang dikutip oleh Abdillah Hanafi dalam bukunya Memasyarakatkan Ide-ide Baru, dalam suatu proses difusi ada empat macam unsur difusi yaitu inovasi, saluran komunikasi, waktu, dan sistem sosial. Keempat unsur difusi ini akan dibahas sesuai dengan aplikasi yang terjadi pada masyarakat Surakarta.

1. Inovasi

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan inovasi adalah program layanan listrik Prabayar PT. PLN Persero APJ Surakarta. Program ini disebut sebagai inovasi atau penemuan baru karena program baru yang diluncurkan pertama kali oleh PT. PLN Persero. Dalam hal ini proses difusi dilakukan oleh PT. PLN commit to user Persero APJ Surakarta, selaku instansi yang memperkenalkan inovasi baru dalam pembayaran dan pembelian listrik kepada masyarakat. Program Layanan listrik prabayar merupakan sistem pembayaran dan pembelian listrik yang dilakukan diawal atau sebelum pemakaian. Artinya, pelanggan harus mengisi atau membayar terlebih dahulu rencana penggunaan listrik sebelum listrik tersebut digunakan. Seperti namanya, maka sistem penggunaan meteran ini seperti penggunaan pulsa telepon genggam. Hal ini seperti yang diutarakan Kepala Humas PT. PLN Persero APJ Surakarta, Soeharmanto, S.E : “Layanan Pra-Bayar adalah salah satu program layanan PLN yang memakai meter prabayar. Program itu adalah sebagai solusi bagi pelanggan – pelanggan yang membutuhkan atau sangat mendambakan perbaikan pelayanan dari PLN. Contohnya meter Prabayar itu ,seperti namanya, maka sistem penggunaan meteran ini seperti penggunaan pulsa telepon genggam dengan sistem Prabayar. Artinya, pelanggan harus mengisi atau membayar terlebih dahulu rencana penggunaan listrik sebelum listrik tersebut digunakan.” wawancara, 16 Agustus 2010 Program layanan listrik Prabayar ini pertama kali secara nasional diluncurkan oleh PT. PLN pada 17 Januari 2008 di Bandung. Uji coba listrik bayar pertama kali dilakukan di wilayah Jawa Barat, khususnya Kota Bandung yaitu pada 1.000 pelanggan rumah tangga. Jabar sengaja dipilih karena mewakili 70 persen konsumen listrik yang ada di Pulau Jawa. Program Layanan Listrik Prabayar atau yang sering disebut sebagai LPB ini merupakan program dari PT. PLN pusat yang selanjutkan diterapkan di seluruh daerah di Indonesia. Proses sosialisasi dari PT. PLN pusat kepada PT.PLN Persero APJ Surakarta membutuhkan waktu sekitar satu bulan yaitu bulan November tahun 2009. Sehingga untuk kota Surakarta sendiri program layanan commit to user listrik Prabayar baru diluncurkan pada bulan Desember tahun 2009. Pada awal peluncurannya, pihak PT.PLN Persero APJ Surakarta mentarget bisa menyediakan alat tersebut sebanyak 1.000 unit kepada pelanggan baru. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi diluncurkannya program ini. Pertama, untuk menekan tingginya angka tunggakan pembayaran listrik di area Surakarta dan sekitarnya. Kedua, menekan komplain dari pelanggan. Ketiga, menekan biaya operasional pemenuhan kebutuhan listrik di kota Surakarta. Keempat, sebagai akurasi data bagi PT.PLN Persero APJ Surakarta. Tingginya angka tunggakan berasal dari golongan rumah tangga yang terakumulasi dari beberapa daerah. Data PT.PLN Persero APJ Surakarta menunjukkan sebagai berikut : Tabel 3.1 Data Tunggakan Pelanggan PT.PLN Persero APJ Surakarta Tahun 2010 BULAN Tahun 2010 Angka Tunggakan Dalam Lembar Februari 35.650 Maret 52.635 April 28.726 Sumber : PT.PLN Persero APJ Surakarta Tingginya angka tunggakan, tentunya akan menambah jumlah beban negara yang tentunya akan menghambat proses produksi dan distribusi listrik yang ada di Indonesia, khususnya kota Surakarta. Oleh karena itu dibutuhkan suatu inovasi yang dapat mengurangi tanggungan negara. commit to user Sasaran utama dari program ini adalah para pelanggan yang tidak tepat waktu dalam membayar tagihan listrik atau para penunggak, orang – orang yang tingkat mobilitasnya tinggi, dan untuk rumah yang kosong yang sering ditinggal oleh pemiliknya. Dalam menghadapi pelanggan yang tidak membayar tepat waktu PT.PLN Persero APJ Surakarta awalnya memberikan surat pemberitahuan untuk segera membayar, setelah itu bila sampai batas waktu yang telah ditetapkan tidak membayar, barulah pihak PLN memutus arus listrik, kemudian pelanggan tersebut ditawari layanan Listrik Prabayar. Bila pelanggan bersedia untuk migrasi ke layanan prabayar, maka pihak PLN segera mengganti dengan listrik prabayar. Di Surakarta sendiri setiap satu Unit Pelayanan Jaringan UPJ yang ada, angka tunggakan cukup tinggi yaitu sekitar 1000 - 2000 lembar rekening listrik. Dari banyaknya angka tunggakan tersebut sebagian besar dari golongan rumah tangga. Hal ini seperti diungkapkan oleh Soeharmanto, Kepala bagian Humas PT. PLN Persero APJ Surakarta : “ Langkah pertama dari pihak PT. PLN Persero APJ Surakarta adalah dengan memberikan surat pemberitahuan, setelah itu kita jelaskan bila pada waktunya tidak membayar lagi ya diputus, lalu ditawari listrik Prabayar. Angka tunggakan sendiri cukup tinggi kira - kira satu UPJ penunggak sekitar 1000 - 2000 lembar.” wawancara, 16 Agustus 2010 Penerapan listrik prabayar di kota Surakarta, tidak ada daerah khusus yang dijadikan sebagai pilot project. PT. PLN Persero APJ Surakarta memperoleh alokasi alat meteran prabayar dari pusat sekitar 2.000 unit. Sebagai langkah awal alat tersebut ditawarkan kepada sekitar 200 karyawan PT. PLN Persero APJ Surakarta. commit to user Sebelum ditawarkan kepada karyawan PT. PLN Persero APJ Surakarta, dari team Humas PT. PLN Persero APJ Surakarta selaku penanggung jawab sosialisasi layanan listrik prabayar telah menge-list 200 nama karyawan yang akan dijadikan pilot project. Nama – nama tersebut ditawari menggunakan layanan listrik prabayar, apabila karyawan tersebut tidak keberatan bermigrasi ke layanan ini maka ia berhak mendapatkan alat listrik prabayar, tetapi bila keberatan tidak ada paksaan dari pihak PT. PLN Persero APJ Surakarta. Setelah internal karyawan PT. PLN Persero APJ Surakarta menggunakan layanan listrik Prabayar dan tidak ada keluhan atas pemakaian produk baru ini, pihak PT. PLN Persero APJ Surakarta baru secara resmi menawarkan kepada masyarakat luas, khususnya bagi pelanggan baru PLN dari sektor rumah tangga. Seperti yang dikatakan oleh Soeharmanto, Kepala bagian Humas PT. PLN Persero APJ Surakarta : “Awalnya diberikan stok 2000 unit. Diawal kita pesimis, maka dipasang terlebih dahulu kepada sekitar 200 karyawan PLN sambil untuk melihat reaksi adakah hal yang negatif atau yang tidak diinginkan, tenyata setelah memakai tidak ada. Setelah itu disampaikan kepada masyarakat umum akhirnya umum bisa menerima, dan sampai sekarang malah melebihi target.” wawancara, 16 Agustus 2010 PT. PLN Persero APJ Surakarta memprioritaskan penggunaan alat meteran prabayar ini untuk ditawarkan kepada pelanggan baru mengigat daftar antrian pelanggan baru hingga saat ini masih sangat banyak. Sementara di sisi lain, pasokan energi listrik di wilayah Soloraya sendiri hingga saat ini masih terbatas. Sebagian alat meteran tersebut rencananya bakal ditujukan bagi pelanggan baru PLN dari sektor rumah tangga yang dayanya diatas 900 VA, hingga bulan Agustus 2010 ini, jumlah alat meteran listrik prabayar yang telah terpasang secara commit to user riil di wilayah Soloraya mencapai 3.830 unit. Sebesar 90 terserap di pelanggan rumah tangga. Respons pelanggan terhadap alat meteran prabayar tersebut cukup tinggi. Hal itu terlihat dari jumlah pelanggan yang melebihi target yang ditentukan dan daftar tunggu pelanggan yang telah mendaftarkan diri untuk mengganti alat meteran lamanya dengan alat meteran prabayar tersebut yang saat ini sudah mencapai lebih dari 500 pelanggan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Soeharmanto, Kepala bagian Humas PT. PLN Persero APJ Surakarta : “ Sekitar 90 persennya memang dari pelanggan rumah tangga, sisanya digunakan di masjid atau di kantor kelurahan, hingga bulan April 2010 ini, jumlah alat meteran listrik prabayar yang telah terpasang secara riil di wilayah Soloraya mencapai 3.830-an unit. Respons pelanggan memang cukup tinggi, mengingat ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan alat meteran prabayar tersebut. Begitu mendapat informasi tentang meter prabayar, Langsung pergi ke kantor PLN, dan minta untuk langsung dipasang, Namun, mengingat stok meteran yang saat ini masih terbatas dan meter prabayarnya yang memproduksi baru, maka pelanggan terpaksa harus masuk daftar tunggu.” wawancara, 24 Agustus 2010 Dalam penggunaan layanan listrik prabayar ini tidak ada ketentuan khusus dalam menggunakannya. Layanan ini merupakan produk baru yang tidak dipaksakan penggunaannya. Cara penggunaannya sudah dijelaskan dalam bab sebelumnya. Hal ini seperti yang dipaparkan oleh Soeharmanto, Kepala bagian Humas PT. PLN Persero APJ Surakarta : “ Tidak ada ketentuan khusus, ini hanya produk baru saja tidak dipaksakan dalam pemakaiannya. Seperti penggunaan HP kita membeli token di gerai – gerai yang ada atau di bank. Trus kita masukan angka digitalnya ini kalau betul nanti akan menampakkan berapa jumlah yang kita beli, penampakan kedua nanti sudah menjumlah sisanya dan berapa jumlah tambah sesuai yang telah dibeli, setelah itu muncul Kwh yang ada di situ.” wawancara, 16 Agustus 2010 commit to user Inovasi adalah suatu ide, karya atau objek yang dianggap baru oleh seseorang. Ciri-ciri inovasi yang dirasakan oleh para anggota suatu system social menentukan tingkat adopsi : 1 relative advantage keuntungan relative, 2 compatibility kesesuaian, 3 complexity kerumitan, 4 trialability kemungkinan di coba, 5 observability kemungkinan diamati. Relative advantage adalah suatu derajat dimana inovasi dirasakan lebih baik dari pada ide lain yang menggatinkannya, derajat keuntungan tersebut bisa dihitung secara ekonomis, tetapi faktor prestasi sosial, kenyamanan dan kepuasan juga merupakan unsur penting. Ada beberapa nilai tambah atau Relative advantage yang dapat dirasakan oleh masyarakat sebagai pelanggan yang didapat dari Program Layanan Listrik Prabayar seperti yang terdapat dalam brosur yang diterbitkan oleh PT. PLN Persero APJ Surakarta , diantaranya : 1. Bebas mengendalikan pemakaian listrik sendiri. 2. Bebas menentukan pembayaran listrik sesuai kebutuhan dan kemampuan daya beli. 3. Bebas biaya beban biaya minimum bulanan. 4. Bebas blok tarif. 5. Bebas kesalahan pencatatan meter. 6. Bebas pemutusan listrik karena tunggakan. 7. Bebas pembayaran uang jaminan UJL. 39 39 www.plnjateng.co.id commit to user Selain nilai tambah yang dapat dirasakan, pelanggan juga dapat merasakan manfaat secara langsung, yaitu : 1. Pelanggan tidak terganggu lagi dengan rutinitas kedatangan petugas pencatat meter setiap bulan. 2. Pelanggan tiak dikagetkan lagi dengan tagihan rekening listrik bulanan yang besarnya tidak dapat diprediksikan. 3. Pelanggan membayar seluruh pemakaian listriknya dengan tariff yang sama flat tanpa ada blok tariff dan biaya beban lagi. 4. Pelanggan mengetahui transaksi pembayaran secara transparan karena besarnya pemakaian listrik kwh dan biaya yang dikeluarkannya Rp dapat diketahui secara langsung setiap saat.

2. Saluran Komunikasi

Dokumen yang terkait

Analisis Variansi tentang Pendapat Pelanggan Perusahaan Listrik Negara terhadap Inovasi Listrik Prabayar (Studi Kasus pada Masyarakat Kecamatan Medan Tuntungan)

2 55 51

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN PT.PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN PT.PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA.

0 0 16

RESPON PELANGGAN TERHADAP PRODUK LISTRIK PRABAYAR (Studi pada PT. PLN (Persero) APJ Pekalongan) Respon Pelanggan Terhadap Produk Listrik Prabayar (Studi pada PT. PLN (Persero) APJ Pekalongan).

1 2 15

DIFUSI INOVASI DAN ADOPSI KEBUDAYAAN KOREA (Difusi Inovasi dan Adopsi Remaja Surabaya terhadapKebudayaan Korea “Gangnam Style”).

9 36 112

DIFUSI INOVASI DAN ADOPSI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (Studi Difusi Inovasi dan Adopsi Jaminan Kesehatan Nasional sebagai Program BPJS Kesehatan di Desa Catur Kabupaten Boyolali).

1 3 15

DIFUSI DAN ADOPSI INOVASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (Studi Difusi dan Adopsi Inovasi dalam Layanan “Mbela Wong Cilik” Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) di Kabupaten Sragen).

0 0 18

DIFUSI DAN ADOPSI INOVASI DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN PENDUDUK.

0 1 19

237413242 Paper Penyuluhan Adopsi Difusi Inovasi Pod Terhadap Dk

0 1 89

DIFUSI INOVASI DAN ADOPSI KEBUDAYAAN KOREA (Difusi Inovasi dan Adopsi Remaja Surabaya terhadap Kebudayaan Korea “Gangnam Style”) SKRIPSI

0 0 20

DIFUSI INOVASI PROGAM BANTUAN KESEHATAN MASYARAKAT KOTA SURAKARTA (Studi Deskriptif Kualitatif Difusi Progam Bantuan Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta (BKMKS) di Kota Surakarta)

0 0 16