Persuasi Persuasion Adopsi Inovasi Program Layanan Listrik Prabayar

commit to user

2. Persuasi Persuasion

Pada tahap ini individu membentuk sikap setuju atau tidak setuju terhadap inovasi. Tahap Persuasi ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya membentuk sikap baik atau tidak baik. Pengetahuan knowledge yang dimiliki masyarakat berupa informasi awal yang baik secara langsung meupun tidak langsung mengarahkan individu untuk membentuk sikap setuju atau tidak setuju terhadap inovasi persuasi. Pada tahapan ini melalui berbagai terpaan pesan baik melalui media massa maupun komunikasi tatap muka secara langsung. PT. PLN Persero APJ Surakarta sebagai komunikator terus memberikan sosialisasi agar informasi dan pengetahuan yang didapat oleh masyarakat sebagai komunikan akan terus bertambah sehingga timbul ketertarikan dan akhirnya masyarakat bisa ikut berpartisipasi. Seperti ungkapan Darmi : “ Menurut saya inovasi layanan listrik prabayar ini sangat – sangat luar biasa karena modelnya sama seperti HP, sehingga tidak perlu banyak training lagi pada penggunanya.” wawancara, 27 Agustus 2010 Darmi mengatakan bahwa inovasi layanan listrik prabayar sangat luar biasa karena modelnya sama seperti HP. Model disini maksudnya cara kerjanya sama dengan sistem kerja HP. Ungkapan tidak perlu banyak training lagi pada penggunanya berarti adanya nilai tambah pada sistem layanan prabayar. Pernyataan Darmiu tersebut mengisyaratkan telah terbentuknya sikap setuju terhadap inovasi Program Layanan Listrik Prabayar. commit to user Setelah mendapat terpaan dari berbagai media mengenai Program Layanan Listrik Prabayar, maka informasi yang diterima masyarakat semakin banyak dibanding dengan tahap sebelumya yang hanya mengetahui sekilas saja. Komunikator dalam hal ini adalah PLN terus berupaya menambah informasi pada masyarakat dan mendorong masyarakat untuk meningkatkan rasa ingin tahunya tentang program Layanan Listrik Prabayar. Rasa ingin tahu masyarakat yang semakin besar, perlu diarahkan dan dipersuasi sebagai sebuah solusi dari permasalahan yang dihadapi, agar tujuan pelaksanaan Program Layanan Listrik Prabayar dapat tercapai. Hal inilah yang dilakukan pihak PLN dalam menyebarkan difusi Program Layanan Listrik Prabayar kepada masyarakat, terutama para penunggak. Seperti yang diungkapkan narasumber berikut bahwa mereka tahu untuk pertama kalinya Program Layanan Listrik Prabayar saat mengurus pencabutan listrik di rumahnya, dan dari pihak PLN menawarkan Program Layanan Listrik Prabayar sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapinya. “…Kulo nggih ngertos prabayar niku pas ngurus teng PLN… Lha tiba – tiba nggen kula diputus, dipendet gengstere, 3 wulan dereng bayar. Trus kulo mlayu teng PLN.. Lha terus sakniki badhe kula bayar nyuwun dipasangke malih. Trus kulo dikandhani petugas PLN-ne… “Sakniki tumut prabayar mawon, Bu.” wawancara Sudiro, 18 Agustus 2010 “ … Karena dua bulan belum membayar akhirnya dicabut oleh PLN, terus pihak PLN menyarankan menggunakan prabayar. Satelah diterangkan cara penggunaannya sama seperti HP, saya rasa prabayar lebih meringankan dan ini lebih baik... Akhirnya saya setuju diganti dengan listrik prabayar.” wawancara Ani, 18 Agustus 2010 Ternyata 75 dari keputusan manusia dilandasi oleh emosi, maka persuasi biasanya mengadakan pendekatan dengan daya tarik emosi. Dalam persuasi perlu commit to user digunakan kombinasi dengan teknik daya tarik emosi, setelah itu barulah penganjur komunikator memberikan motivasi atau alas an-alasan yang rasional mengenai bagaimana dan mengapa anjurannya peril diterima. 40 Dari hasil penelitian yang dilakukan, soaialisasi yang dilakukan PT. PLN Persero APJ Surakarta ternyata masih belum optimal karena banyak pelanggan yang merasa belum pernah mendapatkan sosialisasi dari PLN sebelumnya. Hal ini diungkapkan oleh beberapa narasumber berikut : “ Belum ada sosialisasi tu Mbak, saya belum pernah dengar Program Layanan Listrik Prabayar ini sebelumnya...” wawancara Lina, 4 September 2010 “ Boten wonten sosialisasi, kulo ngertose nggih pas mbayar listik menika.“ wawancara Sudiro, 18 Agustus 2010 “ Nggak, dari PLN nggak ada sosialisasi apapun. Dari media juga saya belum pernah dengar. Mungkin saya yang tidak terlalu memperhatikan beritanya saja kali ya Mbak…” wawancara Iwan, 4 September 2010 Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa sosialisasi yang silakukan PLN belumlah optimal. Hal ini dapat terjadi karena dalam proses komunikasi biasa terdapat gangguan yang dapat mempengaruhi proses komunikasi. Seperti yang dinyatakan Iwan bahwa bisa jadi ketidaktahuannya akan Program Layanan Listrik Prabayar adalah karena tidahk memperhatikan berita yang ada. Tidak memperhatikan disini bisa diindentifikasikan sebagai faktor individu yang menghambat tersampaikannya pesan komunikasi. Faktor individu yang ikut mempengaruhi pada proses komunikasi adalah faktor psikologi, dimana individu cenderung memperhatikan atau menerima 40 Susanto, Astrid S. 1977. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Bandung : P.T. Rindang Mukti. Hal 19 commit to user terpaan media massa yang sesuai dengan pendapat dan minatnya atau yang disebut sebagi selective attention. Bagi Iwan awalnya Program Layanan Listrik Prabayar tidak sesuai dengan minatnya. Pesan media yang tidak tersampaikan, tidak akan memberikan efek bagi audiencenya. Begitu pula pesan media Program Layanan Listrik Prabayar, kepada pelanggan. Pesan media ini akan mempengaruhi sikap masyarakat dalam menerima atau menolak suatu inovasi. Agar masyarakat dapat membentuk sikap setuju atau tidak setuju terhadap inovasi dengan Program Layanan Listrik Prabayar ini, maka pihak PT. PLN Persero APJ Surakarta seharusnya terus melakukan sosialisasi secara terus – menerus kepada masyarakat dan cara sosialisasipun haruslah tepat sasaran serta dapat menarik minat dari warga masyarakat Surakarta. Keinovatifan dalam sosialisasi yang dikaukan PT. PLN Persero APJ Surakarta juga sangat berpengaruh terhadap penerimaan masyarakat terhadap program ini. Setelah terbentuknya sikap setuju atau tidak setuju terhadap inovasi dengan Program Layanan Listrik Prabayar masyarakat, maka saatnya masyarakat mengambil keputusan.

3. Keputusan Decisions

Dokumen yang terkait

Analisis Variansi tentang Pendapat Pelanggan Perusahaan Listrik Negara terhadap Inovasi Listrik Prabayar (Studi Kasus pada Masyarakat Kecamatan Medan Tuntungan)

2 55 51

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN PT.PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN PT.PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA.

0 0 16

RESPON PELANGGAN TERHADAP PRODUK LISTRIK PRABAYAR (Studi pada PT. PLN (Persero) APJ Pekalongan) Respon Pelanggan Terhadap Produk Listrik Prabayar (Studi pada PT. PLN (Persero) APJ Pekalongan).

1 2 15

DIFUSI INOVASI DAN ADOPSI KEBUDAYAAN KOREA (Difusi Inovasi dan Adopsi Remaja Surabaya terhadapKebudayaan Korea “Gangnam Style”).

9 36 112

DIFUSI INOVASI DAN ADOPSI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (Studi Difusi Inovasi dan Adopsi Jaminan Kesehatan Nasional sebagai Program BPJS Kesehatan di Desa Catur Kabupaten Boyolali).

1 3 15

DIFUSI DAN ADOPSI INOVASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN (Studi Difusi dan Adopsi Inovasi dalam Layanan “Mbela Wong Cilik” Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) di Kabupaten Sragen).

0 0 18

DIFUSI DAN ADOPSI INOVASI DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN PENDUDUK.

0 1 19

237413242 Paper Penyuluhan Adopsi Difusi Inovasi Pod Terhadap Dk

0 1 89

DIFUSI INOVASI DAN ADOPSI KEBUDAYAAN KOREA (Difusi Inovasi dan Adopsi Remaja Surabaya terhadap Kebudayaan Korea “Gangnam Style”) SKRIPSI

0 0 20

DIFUSI INOVASI PROGAM BANTUAN KESEHATAN MASYARAKAT KOTA SURAKARTA (Studi Deskriptif Kualitatif Difusi Progam Bantuan Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta (BKMKS) di Kota Surakarta)

0 0 16