Remaja Panti Asuhan LANDASAN TEORI

commit to user 58 disediakan dan dibantu oleh orangtua. Anak selanjutnya akan merasa bahwa dirinya lemah, selalu gagal, tidak pernah menyenangkan dan membahagiakan orangtua, sehingga anak akan merasa rendah diri, baik di mata saudara kandungnya yang lain ataupun di hadapan teman-temannya. b. Pola Pikir Negatif Individu hidup dalam lingkungan masyarakat akan mengalami berbagai masalah dan kejadian, serta mengalami bertemu dan berkomunikasi dengan orang-orang yang baru dikenalnya. Reaksi individu terhadap orang lain ataupun terhadap suatu peristiwa dipengaruhi oleh cara berpikir individu tersebut dalam mempersepsikan sesuatu yang ada dihadapannya. Individu yang memiliki rasa percaya diri yang lemah cenderung mempersepsi segala sesuatu dari sisi negatif. Individu tersebut tidak menyadari bahwa pandangan negatif tersebut berasal dari dalam dirinya yang tidak yakin akan kemampuan yang dimilikinya.

D. Remaja Panti Asuhan

Seorang individu pada perkembangannya akan melewati suatu tahapan perkembangan salah satunya adalah remaja atau masa-masa remaja. Hurlock 2006 menjelaskan bahwa remaja merupakan masa peralihan individu dari anak- anak menuju dewasa atau dapat dikatakan bahwa masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa transisi ini membuat remaja memiliki tempat yang kurang jelas dalam tahapan perkembangan individu, berbeda dengan masa anak-anak dan masa dewasa yang memiliki perbedaan yang berarti. Masa anak-anak adalah masa seseorang belum berkembang secara penuh commit to user 59 artinya pada masa ini seseorang mulai belajar untuk mengenal dunia luar atau lingkungan sekitarnya dengan meniru cara bicara dan juga tindakan orang lain. Lain halnya dengan masa dewasa yakni masa seseorang telah berkembang secara penuh dan telah melewati hampir semua tahapan perkembangannya serta telah siap dalam menerima kedudukannya didalam masyarakat. Remaja tidak memiliki status yang jelas karena dirinya bukanlah lagi seorang anak-anak, namun belum dapat juga dikatakan telah dewasa Hurlock, 2006. Remaja dalam perkembangannya tidak dapat lepas dari dari peran orang tua yang merupakan sosok yang menjadi panutan dalam membentuk kepribadiannya, namun dapat dipahami bahwa tidak semua remaja memiliki kesempatan untuk tinggal dengan orang tuanya. Beberapa sebab terjadi dalam kehidupan masyarakat yang terpaksa membuat anak terpisah dengan orang tuanya, yakni orang tua yang memiliki keterbatasan ekonomi sehingga harus merantau mencari nafkah, selain itu ada juga sebab orang tua sudah tidak ada, sehingga anak harus tinggal di panti asuhan dan melewati masa remaja di dalam panti asuhan. Tinggal dalam panti asuhan tentunya memiliki perbedaan berarti dengan tinggal dalam rumah sendiri dengan keluarga, dalam panti asuhan terdapat tata tertib yang harus dipatuhi oleh semua penghuni panti asuhan tanpa terkecuali. Adanya tata tertib ini seringkali membuat remaja menjadi bosan dan merasa tertekan. Nurul 2001 dalam hasil penelitiannya menggambarkan bahwa anak yang tinggal di panti asuhan mengalami masalah psikologis dengan karakteristik diantaranya adalah kepribadian yang inferior, pasif, bersikap apatis, menarik diri, mudah putus asa, penuh dengan ketakutan dan kecemasan. Disamping karakteristik commit to user 60 tersebut, anak yang tinggal di panti asuhan cenderung menunjukkan perilaku yang negativistis, takut untuk melakukan kontak dengan orang lain, lebih menyukai sendirian, menunjukkan rasa bermusuhan, dan lebih egosentrisme, sehingga akan sulit menjalin hubungan sosial dengan orang lain. Menurut Eny, salah satu pengasuh pada Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta, remaja yang tinggal di panti asuhan pandai untuk menyembunyikan masalah yang sedang dihadapinya dan cenderung untuk memanupulasi keadaan dirinya. Di sisi lain, remaja panti memiliki sikap kemandirian yang cukup tinggi karena telah ditanamkan sejak dini untuk tidak bergantung dengan orang lain.

E. Hubungan Antara Konsep Diri dan Kepercayaan Diri dengan