Hubungan Antara Konsep Diri dan Kepercayaan Diri dengan

commit to user 60 tersebut, anak yang tinggal di panti asuhan cenderung menunjukkan perilaku yang negativistis, takut untuk melakukan kontak dengan orang lain, lebih menyukai sendirian, menunjukkan rasa bermusuhan, dan lebih egosentrisme, sehingga akan sulit menjalin hubungan sosial dengan orang lain. Menurut Eny, salah satu pengasuh pada Panti Asuhan Nur Hidayah Surakarta, remaja yang tinggal di panti asuhan pandai untuk menyembunyikan masalah yang sedang dihadapinya dan cenderung untuk memanupulasi keadaan dirinya. Di sisi lain, remaja panti memiliki sikap kemandirian yang cukup tinggi karena telah ditanamkan sejak dini untuk tidak bergantung dengan orang lain.

E. Hubungan Antara Konsep Diri dan Kepercayaan Diri dengan

Interaksi Sosial pada Remaja Sebuah pepatah mengatakan No man is a island yang artinya tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri. Gambaran diri manusia melalui pepatah tersebut cukup substansial karena manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang suka berinteraksi. Interaksi yang dimaksud pun tidak selalu eksklusif antar manusia, tetapi juga inklusif dengan seluruh mikrokosmos, termasuk interaksi manusia dengan seluruh alam ciptaan Tuhan. Interaksi memiliki arti yakni satu pertalian sosial antar individu yang sangat baik sehingga individu yang bersangkutan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya Chaplin, 1981. Interaksi antara individu satu dengan individu yang lainnya ataupun dengan suatu kelompok individu tertentu dapat dikatakan sebagai interaksi sosial. Sears dalam Yioe dan Agoes, 2002 menjelaskan, bahwa interaksi sosial merupakan hal yang mendasar di dalam kehidupan manusia. Interaksi sosial terjadi bukan hanya commit to user 61 karena manusia sebagai mahluk sosial dan untuk mempertahankan hidupnya, tetapi juga untuk melakukan berbagai kegiatan. Bagi remaja melakukan interaksi dengan orang lain diluar lingkungan keluarga merupakan kebutuhan yang penting. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan individu karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama. Gillin dan Gillin dalam Soekanto, 2000 mengungkapkan bahwa interaksi sosial juga merupakan hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara individu satu dengan individu yang lainnya, antara individu dengan suatu kelompok tertentu maupun antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Bagi remaja berinteraksi dengan teman sebaya seringkali membuatnya memiliki keinginan untuk menjadi pusat perhatian, karena remaja merasa dirinya telah memiliki peran di dalam lingkungan sekitarnya. Keinginan untuk menjadi pusat perhatian tentunya tidak dapat terlepas dari rasa percaya diri yang dimiliki dalam diri remaja. Individu yang memiliki percaya diri yang tinggi akan lebih dapat menjalin interaksi dengan orang lain disekitarnya dengan lebih baik. Sebaliknya individu dengan percaya diri yang kurang atau rendah akan selalu merasa rendah diri dan cenderung untuk menarik diri dari pergaulan. Neill 2005 menjelaskan bahwa kepercayaan diri atau disebut self- confidence merupakan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang tentang penilaian terhadap kemampuannya, sehingga dapat memperoleh keberhasilan yang diharapkan. Kepercayaan diri atau self confidence tersebut merupakan perpaduan antara self esteem yakni perasaan positif terhadap diri dan keyakinan akan sesuatu yang berharga didalam diri dan self-efficacy yakni keyakinan akan kompetensi commit to user 62 yang dimiliki untuk dapat menjalankan tugas ataupun menyelasaikan masalah yang dihadapi. Kepercayaan diri dapat diartikan sebagai efek dari yang dirasakan, diyakini, dan diketahui oleh individu. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah atau kehilangan kepercayaan diri memiliki perasaan negatif terhadap dirinya, memiliki keyakinan lemah terhadap kemampuan dirinya, dan punya pengetahuan yang kurang akurat terhadap kapasitas yang dimilikinya. Kepercayaan diri seseorang juga berkaitan dengan dua hal yang paling mendasar dalam praktek kehidupan. Pertama, kepercayaan diri terkait dengan usaha seseorang dalam memperjuangkan keinginannya untuk meraih sesuatu yang diinginkan. Kedua, kepercayaan diri terkait dengan kemampuan seseorang dalam menghadapi masalah yang menghadang untuk mencapai keinginannya. Kepercayaan diri seseorang dapat terbentuk karena adanya konsep diri, kondisi fisik, pengalaman hidup, kegagalan dan kesuksesan, pendidikan, serta peran lingkungan. Kepercayaan diri yang dimiliki oleh seseorang dipengaruhi oleh konsep diri yang ada dalam dirinya. Konsep diri itu sendiri merupakan semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang individu ketahui tentang dirinya dan hal tersebut mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Thursan 2002 menjelaskan bahwa langkah awal untuk menumbuhkan rasa percaya diri adalah pemahaman diri yang berarti pemahaman terhadap kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Brophy dalam Ermida, 2006 mengemukakan bahwa konsep diri juga dapat dipandang sebagai persepsi seseorang tentang kelebihannya, kelemahannya, kemampuan juga perilakunya. Seseorang dengan konsep diri yang positif akan commit to user 63 lebih cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru daripada seseorang dengan konsep diri yang negatif Ermida, 2006. Selanjutnya Hellen 2006 menjelaskan bahwa konsep diri yang positif cenderung mendorong seseorang untuk bersikap optimis dan sangat percaya diri untuk menghadapi situasi yang ada diluar diri individu. Konsep diri juga merupakan evaluasi seseorang mengenai dirinya sendiri atau penilaian seseorang mengenai dirinya sendiri. Melalui evaluasi ini seseorang dapat memahami diri sendiri dan akan tahu siapa dirinya yang kemudian akan berkembang menjadi kepercayaan diri. Mastuti dan Aswi 2008 mengungkapkan bahwa kepercayaan diri merupakan sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif terhadap lingkungan sekitar atau situasi yang sedang dihadapi, dengan adanya kepercayaan diri tersebut individu mampu mengadakan interaksi dengan lingkungan disekitarnya. Hal serupa diungkapkan oleh Hambly 1992 bahwa kepercayaan diri lebih banyak berkaitan dengan hubungan seseorang dengan orang lain, dengan cara tidak merasa inferior dihadapan siapapun dan merasa sebaik seperti orang lain, tidak merasa canggung dihadapan orang banyak, dan merasa nyaman dengan sesuatu yang diinginkan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri akan merasa tentram dengan dirinya sendiri, teman, dan masyarakat. Hal tersebut akan membuat seseorang dapat menjalin interaksi yang baik dengan masyarakat luas. Coleman dalam Tina dan Sri, 1998 mengungkapkan bahwa kepercayaan diri remaja berkembang melalui evaluasi terhadap diri sendiri, karena dengan evaluasi tersebut remaja dapat mengetahui tentang dirinya dan akan memahami commit to user 64 keadaan dirinya. Remaja dengan kepercayaan diri yang tinggi akan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya, dan akan berinteraksi dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Disamping kepercayaan diri yang tinggi, konsep diri positif yang dimiliki oleh remaja juga mendorong individu dalam melakukan interaksi dengan orang lain dan juga berperan dalam lingkungan sekitar tempat remaja berada.

F. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Interaksi Sosial pada Remaja