kematian dalam kontek pencatatan ini adalah berhentinya fungsi seluruh organ tubuh seseorang yang dinyatakan dengan surat keterangan dokterpara medis pejabat lain
yang berwenang. Untuk memperoleh Akta Kematian tersebut, seseorang harus memenuhi persyaratan administratif Fulthoni, 2009: 13 sebagai berikut:
1. Surat Pengantar RTRW.
2. Surat Keterangan Kematian dari Rumah SakitDokter.
3. Fotocopy Kartu Keluarga Kartu Tanda Penduduk yang dilegalisir Lurah.
4. Surat Keterangan Kematian yang dikeluarkan oleh pihak Kelurahan.
5. Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap SKPPT bagi Penduduk
WNA. 6.
Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Sementara SKPPS bagi Orang Asing Penduduk Sementara.
1.5.2.6. Instansi Pelaksana Pendaftaran Penduduk Dan Pencatatan Sipil
Instansi Pelaksana Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 adalah perangkat pemerintah kabupatenkota yang bertanggung jawab dan berwenang
melaksanakan pelayanan dalam urusan Administrasi Kependudukan. Instansi pelaksana administrasi kependudukan yaitu:
1. Kantor Urusan Agama KUA tingkat kecamatan untuk pencatatan nikah, talak,
cerai, dan rujuk bagi penduduk yang beragama Islam. 2.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di kabupatenkota.
Universitas Sumatera Utara
Kewajiban instansi pelaksana administrasi kependudukan adalah sebagai berikut:
1. Mendaftar Peristiwa Kependudukan dan mencatat Peristiwa Penting;
2. Memberikan pelayanan yang sama dan profesional kepada setiap penduduk
atas pelaporan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting; 3.
Menerbitkan Dokumen Kependudukan; 4.
Mendokumentasikan hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil; 5.
Menjamin kerahasiaan dan keamanan data atas Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting; dan
6. Melakukan verifikasi dan validasi data dan informasi yang disampaikan oleh
Penduduk dalam pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Instansi Pelaksana dalam melaksanakan urusan administrasi kependudukan
memiliki kewenangan yang meliputi: 1.
Memperoleh keterangan dan data yang benar tentang peristiwa kependudukan dan Peristiwa Penting yang dilaporkan Penduduk;
2. Memperoleh data mengenai Peristiwa Penting yang dialami Penduduk atas
dasar putusan atau penetapan pengadilan; 3.
Memberikan keterangan atas laporan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting untuk kepentingan penyelidikan, penyidikan, dan pembuktian kepada
lembaga peradilan; dan 4.
Mengelola data dan mendayagunakan informasi hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil untuk kepentingan pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
1.6. Definisi Konsep
Definisi konsep merupakan suatu generalisasi dan pemahaman terhadap suatu masalah yang akan diteliti. Tujuannya adalah untuk mempermudah pemahaman dan
menghindari interpretasi ganda dari variabel yang akan diteliti, sehingga tidak menimbulkan kekaburan dan kesalahan dalam menginterpretasikan masalah.
Adapun konsep-konsep yang yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan Publik Pelayanan publik adalah sebagai segala bentuk jasa
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan
masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pelayanan Administrasi Kependudukan adalah segala bentuk pelayanan yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan
informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.
Universitas Sumatera Utara
3. Penerapan Pelayanan Pengurusan Surat Keterangan Kelahiran dan Surat
Keterangan Kematian merupakan bentuk pelayanan administrasi kepada masyarakat, dimana pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar
pelayanan administrasi di daerah tempat masyarakat memperolah layanan Surat Keterangan Kelahiran dan Surat Keterangan Kematian sehingga tercapai
tujan pelayanan administrasi masyarakat yang telah ditetapkan. Berfungsi sebagai informasi dalam memberikan pelayanan publik dan pembangunan
sektor lain. Berdasarkan prinsip dan standar pelayanan publik, ada beberapa
faktor-faktor yang harus dipenuhi dalam penerapan pelayanan publik:
1. Kesederhanaan. Dalam hal ini prosedurtatacara pelayanan
diselenggarakan secara tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan dilaksanakan
2. Kejelasan. Pelayanan yang diberikan harus memberikan
memberikan kejelasan kepada penerima pelayanan, terutama dalam hal:
a. Prosedurtatacara umum, baik teknis maupun administratif b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab
dalam memberikan pelayanan publik dan penyelesaian keluahanpersoalansengketa dalam pelaksanaan pelayanan
publik. c. Rincian biayatarif pelayanan publik yang dikenakan dan tata
cara.
Universitas Sumatera Utara
3. Kepastian Waktu. Pelayanan yang dimaksud harus dapat
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. 4.
Akurasi. Produk pelayanan publik harus dapat diterima dengan benar, tepat dan sah secara hukum.
5. Keamanan. Proses dan produk pelayanan harus dapat memberikan
rasa aman bagi penerima pelayanan dan kepastian hukum. 6.
Tanggung Jawab. Pimpinan penyelenggara pelayanan publik harus bertanggungjawab atas penyelenggaraan
pelayanan dan penyelesaian serta penanganan keluhan atas persoalan yang
muncul dalam pelaksanaan pelayanan publik. 7.
Kelengkapan Sarana dan Prasarana. Tersedianya sarana dan prasarana kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyediaan sarana telekomunikasi dan informatika. 8.
Kemudahan Akses. Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat
memanfaatkan teknologi komunikasi dan informatika. 9.
Kedisiplinan, Keopanan, dan Keramahtamahan. Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan santun, ramah serta
memberi pelayanan dengan ikhlas. 10.
Kenyamanan. Pelayanan harus tertib, teratur dan disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan
Universitas Sumatera Utara
sehat serta dilengkapi fasilitas pendukung pelayanan lainnya seperti parkir dan toilet.
BAB II METODE PENELITIAN
2.1. Bentuk Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk menguraikan bagaimana penerapan pelayanan administrasi
kependudukan bagi masyarakat dalam hal pelayanan Surat Keterangan Kelahiran dan Surat Keterangan Kematian di Kantor Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh
Tengah. Metode penelitian kualitatif deskriptif merupakan metode penelitian yang
berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian
tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel,
menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal.
Metode deskriptif memusatkan perhatian pada masalah atau fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan dan aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta
tentang masalah yang diselidiki diiringi dengan interpretasi rasional yang akurat. Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta dan
menjelaskan keadaan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya dan mencoba menganalisa untuk memberi kebenarannya berdasarkan data yang
diperoleh di lapangan.
2.2. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian adalah uraian lokasi penelitian yang diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi serta bagaimana peneliti
memasuki lokasi tersebut. Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan keunikan dan kesesuaian topik. Dengan pemilihan lokasi ini, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna.
Dalam rangka efektifitas dan efisiensi penelitian, maka diambil salah satu kecamatan yang dianggap representatif yaitu Kecamatan Kebayakan yang
membawahi 19 desa definitif dan 1 desa persiapan. Pelayanan yang ingin dikaji yaitu pelayanan dasar yang meliputi penerbitan Surat Keterangan Kelahiran dan Surat
Keterangan Kematian sebagai dasar bagi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil setempat untuk menerbitkan Akte Kelahiran dan Akte Kematian bagi penduduk yang
memerlukannya. Penelitian ini dilakukan di Kantor Kecamatan Kebayakan yang beralamat di
Jl. Abdul Wahab No. 159 Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh.
2.3. Informan Penelitian
Informan penelitian adalah seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang objek penelitian, yang lazimnya berkaitan dengan sifat dan atau keadaan
kelembagaan, termasuk pranata kemasyarakatan dimana informasi yang akan diperoleh dari informan penelitian bukan bersifat pribadi karakteristik pribadi,
pendapat atau pandangan pribadi, penilaian pribadi, melainkan informasi kelembagaan organisasi atau pranata sosial Amirin, 2009.
Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan atau permasalahan tertentu yang dapat memperoleh informasi yang jelas, akurat, dan
terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan, atau data-data yang dapat membantu memenuhi persoalanpermasalahan tersebut.
Dalam penelitian ini, penulis memilih menggunakan informan kunci key informan, dan informan biasa. Informan kunci adalah informan yang mengetahui
secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti, sedangkan informan biasa adalah informan yang ditentukan dengan dasar pertimbangan mengetahui dan
berhubungan dengan permasalahan saja. Atas dasar petimbangan tersebut, maka yang menjadi key informan adalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Camat
: Marguh Iriansyah, BA Sekretaris Camat
: Armiati, S.Pd Kasubbag Umum Kepegawaian
: Ummi Sahra Kasubbag Keuangan
: Daimiati Kasubbag Perencanaan
: Sri Wahyuni Kepala Seksi Pemerintahan
: Yuspasar Hasbi, BA Kepala Seksi Pemb. Masy KPG
: Ibrahim, S.Ag Sedangkan yang menjadi informan biasa adalah
1. Pegawai Kantor Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah = 5 orang 2. Masyarakat yang mengurus Surat Keterangan Kelahiran dan Surat Keterangan
Kematian pada bulan Juni – Agustus 2012 = 15 orang
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara yaitu:
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari lapangan yang diperoleh melalui:
a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian.
b. Wawancara, yaitu mendapatkan data dengan cara mewawancarai informan
kunci dan informan biasa. 2.
Data Sekunder, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara menelaah sejumlah buku, dan dokumenarsip yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti.
2.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dimana peneliti harus mampu mengungkap gejala sosial di lapangan dengan
mengerahkan segenap fungsi inderawinya. Dengan demikian, peneliti harus dapat diterima oleh informan dan lingkungannya agar mampu mengungkap data yang
tersembunyi melalui bahasa tutur, bahasa tubuh, perilaku maupun ungkapan- ungkapan yang berkembang dalam dunia dan lingkungan responden. Data dan
informasi kualitatif tersebut selanjutnya diinterpretasikan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh data dan informasi serta menganalisis data dan infromasi yang telah diperoleh adalah sebagai
berikut: 1.
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya, peneliti kemudian menentukan metode penelitian dan teknik
analisis data yang digunakan, yaitu metode deskriptif dan teknik analisis data kualitatif. Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti melakukan
wawancara dengan beberapa informan yang benar-benar mengetahui bagaimana implementasi pelayanan administrasi kependudukan bagi
masyarakat dalam hal pelayanan Surat Keterangan Kelahiran dan Surat Keterangan Kematian di Kantor Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh
Tengah. Di samping itu, peneliti juga mengumpulkan data sekunder berupa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pelayanan administrasi
kependudukan di Kantor Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah, serta melakukan pengamatan terhadap situasi dan kondisi di lokasi penelitian untuk
melengkapi data yang dibutuhkan. 2.
Setelah data dan informasi terkumpul, peneliti kemudian memilah-milah data dan informasi ke dalam indikator-indikator penelitian yang telah ditetapkan
seperti Kesederhanaan, Kejelasan Prosedur, Unit kerja atau pejabat yang berwewenang, Rincian Biaya, Kepastian waktu, Akurasi, Keamanan, tanggung
jawab, Kelengkapan Sarana dan Prasarana, Kemudahan akses, Kedisiplinan, Kenyamanan.
3. Setelah data informasi dikelompokkan, peneliti melakukan penyajian data dan
analisis data. Penyajian dan analisis data dilakukan dengan menguraikan masing-masing indikator penelitian berdasarkan data dan informasi yang
diperoleh di lapangan. Peneliti kemudian menganalisis dan membuat perbandingan antara data dan fakta lapangan hasil wawancara, observasi, dan
data sekunder dengan teori-teori yang berhubungan dengan indikator penelitian.
4. Setelah itu, kemudian diambil kesimpulan bagaimana sesungguhnya penerapan
pelaksanaan administrasi kependudukan dalam pelayanan Surat Keterangan Kelahiran dan Surat Keterangan Kematian di Kantor Kecamatan Kebayakan
Kabupaten Aceh Tengah dengan berpatokan kepada indikator-indikator yang telah ditetapkan.
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1. Sejarah Singkat Kabupaten Aceh Tengah 3.1.1. Masa Pra Kolonial
Pada masa pra kolonial, sebutan Reje dan Kejurun di Kabupaten Aceh Tengah digunakan untuk orang yang mengatur organisasipersekutuan hukum yang relatif
besar seperti Kerajaan Linge, sedangkan sebutan Penghulu digunakan untuk orang yang mengatur organisasipersekutuan hukum yang relatif kecil, seperti Kerajaan
Bukit, Cik Bebesen dan lain-lain. Reje dan Kejurun dalam menjalankan pemerintahan dibantu oleh suatu
Majelis Penasehat yang terdiri dari unsur cerdik pandai, alim uIama dan orang-orang terkemuka dalam masyarakat. Penghulu Reje dibantu oleh Petue, Imem dan Rakyat
disebut dengan istilah Sarak Opat. Sarak Opat tersebut dibantu pula oleh beberapa orang yang disebut dengan ”Hariye“.
Reje berfungsi sebagai Musuket Sipet, Petue berfungsi sebagai Musidik Sasat, Imem berfungsi sebagai Muperlu Sunet dan Rakyat berfungsi sebagai Genap Mufakat.
Pemerintahan dilaksanakan secara demokratis dengan semboyan: “Sudere Genap Mufakat”.
1. Urang Tue Musidik Safat Kebijaksanaan Kaum Tua .
2. Pegawe Muperlu Sunet Urusan Hukum Agama .
3. Penghulu Musuket Sipet Raja Menjalankan Peraturan yang Baik dan Adil .
3.1.2. Masa Era Kolonial