Tentang Pelayanan Surat Keterangan Kelahiran Dan Kematian Pada Kantor Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah”
1.2. Perumusan Masalah
Mengingat luasnya cakupan permasalahan dan juga untuk menghindari kesimpangsiuran dalam penulisan skripsi ini serta sesuai dengan judul dan latar
belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka penulis di sini membatasi permasalahan hanya dalam konteks “Bagaimana Penerapan Pelayanan Surat
Keterangan Kelahiran dan Surat Keterangan Kematian pada Kantor Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah?”.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian berjudul “Penerapan Pelayanan Administrasi Kependudukan Bagi Masyarakat Studi Tentang Pelayanan Surat Keterangan Kelahiran dan Kematian
Pada Kantor Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah” ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan administrasi kependudukan dalam hal pelayanan
Surat Keterangan Kelahiran dan Surat Keterangan Kematian di Kantor Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Secara Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir bagi penulis melalui karya ilmiah, sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
1.4.2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan berguna secara praktis dalam hal: 1.
Skripsi ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber insprirasi bagi pimpinan organisasi dalam mengambil kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan administrasi kependudukan kepada masyarakat. 2.
Sebagai bahan tambahan referensi untuk penulisan karya ilmiah yang berhubungan dengan pelayanan administrasi kependudukan di masa yang akan
datang.
1.5. Kerangka Teori
1.5.1. Pengertian Pelayanan Publik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan mengurus apa yang diperlukan orang lain.
Pengertian publik adalah sejumlah orang yang mempunyai kesamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai
norma yang mereka miliki. Sehingga pelayanan publik bisa disimpulkan sebagai suatu usaha untuk membantu menyiapkan mengurus apa yang diperlukan sejumlah
orang yang mempunyai kesamaan berfikir, perasaan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sinambela, 2006:5 pelayanan publik adalah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang
benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang merasa memiliki. Dalam hal ini, pelayanan publik merupakan suatu proses yang menghasilkan produk baik barang
maupun jasa yang kemudian diberikan kepada masyarakat yang membutuhkannya Sutopo, 2008:8.
Pengertian yang lengkap terhadap pelayanan publik dapat dikutip dari Pelayanan Publik menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2009 Tentang Pelayanan Publik yang diperkuat dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2003 Tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik yang menyebutkan bahwa pelayanan publik adalah segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintah di pusat,daerah dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan
publik adalah seluruh kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh paratur pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan dalam suatu organisasi atau instansi dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat yang pelaksanaannya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pemenuhan keinginan atau kebutuhan masyarakat dalam
pelayanan dilaksanakan oleh penyelenggara negara. Kebutuhan dalam hal ini bukan
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat.
1.5.1.1. Pengelompokan Pelayanan Publik
Dalam keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik, pelayanan publik dibagi atas 3 kelompok berdasarkan wujud pelayanan itu sendiri , yaitu:
1. Kelompok pelayanan administratif, yaitu bentuk pelayanan yang
menghasilkan berbagai macam dokumen resmi yang dibutuhkan oleh masyarakat atau publik, misalnya Akte Kelahiran, Akte Kematian, Kartu
Tanda Penduduk, Akte Pernikahan, Surat Izin Mengemudi, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor, Izin Mendirikan Bangunan, dan lain sebagainya.
2. Kelompok pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk barang yang dibutuhkan publik, misalnya: jaringan telepon, listrik, air bersih, dan sebagainya.
3. Kelompok pelayanan jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk jasa yang dibutuhkan publik, misalnya: pendidikan, pemeliharaan kesehatan, transportasi, pos, dan lain sebagainya.
1.5.1.2. Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah melalui lembaga dan segenap aparaturnya bertugas menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara kompleks dan mencakup
banyak aspek. Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik, pelayanan publik dibagi berdasarkan 3 bentuk pelayanan publik, yaitu:
1. Pelayanan Lisan. Pelayanan dengan lisan ini dilakukan oleh petugas bidang
hubungan masyarakat, bidang layanan informasi, dan bidang-bidang lain yang tugasnya memberi penjelasan atau keterangan kepada masyarakat mengenai
berbagai fasilitas yang tersedia. Agar layanan lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat-syarat
yang harus dipenuhi oleh pelaku pelayanan, yaitu: a.
Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang tugasnya. b.
Mampu memberikan penjelasan apa-apa saja yang perlu dengan lancar, singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin
memperoleh kejelasan tentang sesuatu. c.
Bertingkah laku sopan dan ramah tamah. d.
Meski adalam keadaan sepi tidak berbincang dan bercanda dengan sesama pegawai, karena menimbulkan kesan disiplin dan melalaikan tugas.
2. Pelayanan Tulisan. Dalam bentuk tulisan, layanan yang diberikan dapat berupa
pemberian penjelasan kepada masyarakat dengan penerangannya berupa tulisan suatu informasi mengenai hal atau masalah yang sering terjadi.
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan melalui tulisan terdiri dari dua macam, yaitu: a.
Layanan yang berupa petunjuk, informasi dan sejenis yang ditujukan pada orang-orang yang berkepentingan, agar memudahkan mereka dalam
berurusan dengan instansi atau lembaga. b.
Pelayanan berupa reaksi tertulis atas permohonan, laporan, keluhan, pemberitahuan dan lain sebagainya.
3. Pelayanan Perbuatan. Pelayanan dalam bentuk perbuatan adalah pelayanan
yang diberikan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan, bukan sekedar kesanggupan dan penjelasan secara lisan.
1.5.1.3. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik
Di dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik disebutkan bahwa penyelenggaraan pelayanan publik harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Kesederhanaan. Dalam hal ini prosedurtatacara pelayanan diselenggarakan
secara tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan dilaksanakan 2.
Kejelasan. Pelayanan yang diberikan harus memberikan memberikan kejelasan kepada penerima pelayanan, terutama dalam hal:
a. Prosedurtatacara umum, baik teknis maupun administratif
Universitas Sumatera Utara
b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam
memberikan pelayanan publik c.
Rincian biayatarif pelayanan publik yang dikenakan. 3.
Kepastian Waktu. Pelayanan yang dimaksud harus dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
4. Akurasi. Produk pelayanan publik harus dapat diterima dengan benar, tepat
dan sah secara hukum. 5.
Keamanan. Proses dan produk pelayanan harus dapat memberikan rasa aman bagi penerima pelayanan dan kepastian hukum.
6. Tanggung Jawab. Pimpinan penyelenggara pelayanan publik harus
bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian serta penanganan keluhan atas persoalan yang muncul dalam pelaksanaan
pelayanan publik. 7.
Kelengkapan Sarana dan Prasarana. Tersedianya sarana dan prasarana kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana
telekomunikasi dan informatika. 8.
Kemudahan Akses. Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi
komunikasi dan informatika. 9.
Kedisiplinan, Kesopanan, dan Keramahtamahan. Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan santun, ramah serta member pelayanan dengan ikhlas.
Universitas Sumatera Utara
10. Kenyamanan. Pelayanan harus tertib, teratur dan disediakan ruang tunggu
yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi fasilitas pendukung pelayanan lainnya seperti parkir dan toilet.
1.5.1.4. Pola Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Dalam kaitannya dengan pola pelayanan publik, Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2003 Tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik menyatakan bahwa ada 4 empat pola pelayanan publik, yaitu:
1. Fungsional. Pola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara pelayanan
sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya. 2.
Terpusat. Pola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara pelayanan berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyelenggara pelayanan
terkait lainnya yang bersangkutan. 3.
Terpadu. Pola penyelenggaraan pelayanan publik terpadu dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Terpadu Satu Atap. Pola pelayanan terpadu satu atap diselenggarakan
dalam satu tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang tidak mempunyai keterkaitan proses dan dilayani melalui beberapa pintu.
b. Terpadu Satu Pintu. Pola pelayanan terpadu satu pintu diselenggarakan
pada satu tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan dilayani melalui satu pintu.
Universitas Sumatera Utara
4. Gugus Tugas. Petugas pelayanan publik secara perorangan atau dalam bentuk
gugus tugas ditempatkan pada instansi pemberi pelayanan dan lokasi pemberian pelayanan tertentu.
1.5.1.5. Standar Pelayanan Publik
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, standar pelayanan publik sekurang-kurangnya meliputi;
1. Prosedur Pelayanan. Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan
penerima pelayanan termasuk pengaduan. 2.
Waktu Penyelesaian. Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian termasuk pengaduan.
3. Biaya Pelayanan. Biayatarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan
dalam proses pemberian layanan. 4.
Produk Pelayanan. Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
5. Sarana dan Prasarana. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang
memadai oleh penyelenggaraan pelayanan publik. 6.
Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan Publik. Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat sesuai berdasarkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, sikap dan prilaku yang dibutuhkan.
1.5.2. Administrasi Kependudukan
Universitas Sumatera Utara
1.5.2.1. Pengertian Administrasi Kependudukan
Administrasi dalam arti sempit berasal dari kata administratie, yang meliputi kegiatan catat mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik, agenda
dan lain sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan. Dalam arti luas, Leonard D.White menjelaskan administrasi adalah suatu proses yang pada umumnya terdapat
pada semua usaha kelompok, negara atau swasta, sipil atau militer, usaha yang besar dan kecil yang pada intinya melingkupi seluruh kegiatan dari pengaturan hingga
pengurusan sekelompok orang yang memiliki diferensiasi pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Pengertian administrasi kependudukan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan adalah
rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi
administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.
Setiap penduduk mempunyai hak untuk memperoleh fasilitas-fasilitas publik dalam hal kependudukan Fulthoni, 2009:8 , diantaranya:
1. Dokumen kependudukan;
2. Pelayanan yang sama dalam pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil;
3. Perlindungan atas data pribadi;
4. Kepastian hukum atas kepemilikan dokumen;
Universitas Sumatera Utara
5. Informasi mengenai data hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil atas
dirinya danatau keluarganya; dan 6.
Ganti rugi dan pemulihan nama baik sebagai akibat kesalahan dalam pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil serta penyalahgunaan data pribadi
oleh instansi pelaksana.
1.5.2.2. Pengertian Pelayanan Administrasi Kependudukan
Dalam Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, pelayanan adminisrasi kependudukan terdiri
dari 2 dua bentuk pelayanan yaitu: 1.
Pendafaran Penduduk. Pendaftaran penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan
penduduk rentan administrasi kependudukan serta penerbitan dokumen kependudukan berupa kartu identitas atau surat keterangan kependudukan.
Peristiwa kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu
Keluarga, Kartu Tanda Penduduk danatau surat keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, serta status tinggal terbatas
menjadi tinggal tetap. 2.
Pencatatan Sipil
.
Pelayanan pencatatan sipil adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk serta
Universitas Sumatera Utara
penerbitan dokumen kependudukan berupa kartu identitas atau surat keterangan kependudukan. Pelayanan pencatatan sipil meliputi pencatatan peristiwa penting,
yaitu: i Kelahiran, ii Kematian, iii Lahir Mati, iv Perkawinan, v Perceraian, vi Pengakuan Anak, vii Pengesahan Anak, viii Pengangkatan
Anak, ix Perubahan Nama, x Perubahan Status Kewarganegaraan, xi Pembatalan Perkawinan, xii Pembatalan Perceraian, dan xiii Peristiwa
penting lainnya.
1.5.2.3. Pengertian Dokumen Kependudukan
Pengertian dokumen kependudukan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan adalah
dokumen resmi yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran
penduduk dan pencatatan sipil. Bentuk-bentuk dokumen kependudukan adalah sebagai berikut:
1. Biodata Penduduk. Biodata penduduk memuat keterangan tentang nama,
tempat dan tanggal lahir, alamat dan jati diri lainnya secara lengkap, serta perubahan data sehubungan dengan peristiwa penting dan peristiwa
kependudukan yang dialami 2.
Kartu Keluarga. Kartu Keluarga adalah kartu identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta identitas
anggota keluarga.
Universitas Sumatera Utara
3. Kartu Tanda Penduduk. Kartu Tanda Penduduk adalah identitas resmi
penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Akta Pencatatan Sipil. Akta pencatatan sipil terdiri dari register akta
pencatatan sipil; dan kutipan akta pencatatan sipil. Register akta pencatatan sipil memuat seluruh data peristiwa penting sedangkan kutipan akta
pencatatan sipil terdiri dari akta kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, dan pengakuan anak.
5. Surat Keterangan Kependudukan. Surat Keterangan Kependudukan memuat
keterangan tentang nama lengkap, NIK Nomor Induk Kependudukan, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, agama, alamat, peristiwa penting dan peristiwa
kependudukan yang dialami oleh seseorang. Surat Keterangan Kependudukan meliputi surat-surat sebagai berikut:
a. Surat Keterangan Pindah;
b. Surat Keterangan Pindah Datang;
c. Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri;
d. Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri;
e. Surat Keterangan Tempat Tinggal;
f. Surat Keterangan Kelahiran;
g. Surat Keterangan Lahir Mati.
h. Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan;
i. Surat Keterangan Pembatalan Perceraian;
Universitas Sumatera Utara
j. Surat Keterangan Kematian;
k. Surat Keterangan Pengangkatan Anak;
l. Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Indonesia;
m. Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas; dan
n. Surat Keterangan Pencatatan Sipil.
1.5.2.4. Pengertian Surat Keterangan Kelahiran
Surat Keterangan Kelahiran adalah surat keterangan yang menginformasikan atau melaporkan peristiwa kelahiran penduduk di dalam suatu wilayah administratif.
Surat Keterangan Kelahiran atau biasa disebut ”kenal lahir” dikeluarkan oleh Kantor KelurahanDesa. Bayi yang dilaporkan kelahirannya akan terdaftar dalam Kartu
Keluarga dan diberi Nomor Induk Kependudukan NIK sebagai dasar untuk memperoleh pelayanan masyarakat lainnya.
Sebagai hasil pelaporan kelahiran dalam bentuk Surat Keterangan Kelahiran, diterbitkanlah Akta Kelahiran oleh dinas terkait pencatatan sipil. Akta Kelahiran
adalah akta otentik yang dikeluarkan oleh Catatan Sipil, dan salah satu syarat untuk membuatnya adalah Surat Keterangan Kelahiran dari Kelurahan. Dalam hal ini, Akta
Kelahiran-lah yang memiliki kekuatan pembuktian yang otentik berupa catatan resmi tentang tempat dan waktu kelahiran anak, nama anak dan nama orang tua anak secara
lengkap dan jelas, serta status kewarganegaraan anak. Untuk memperoleh Akta Kelahiran tersebut, seseorang harus memenuhi persyaratan administratif Fulthoni,
2009: 13 sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Surat Pengantar RTRW.
2. Surat Keterangan Kelahiran dari Rumah SakitDokterBidanPilotNahkoda.
3. Surat Tanda Bukti Perkawinan Orang Tua Akta Perkawinan.
4. Fotocopy Kartu Keluarga Kartu Tanda Penduduk Orang Tua yang dilegalisir
Lurah. 5.
Surat Keterangan Kelahiran yang dikeluarkan oleh pihak Kelurahan. 6.
Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap SKPPT bagi Penduduk WNA.
7. Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Sementara SKPPS bagi Orang
Asing Penduduk Sementara.
1.5.2.5. Pengertian Surat Keterangan Kematian
Surat Keterangan Kematian adalah surat keterangan yang menginformasikan atau melaporkan peristiwa kematian penduduk di dalam suatu wilayah administratif.
Surat Keterangan Kematian dikeluarkan oleh Kantor KelurahanDesa.
Sebagai hasil pelaporan kematian dalam bentuk Surat Keterangan Kematian, diterbitkanlah Akta Kematian oleh dinas terkait pencatatan sipil. Akta kematian
adalah suatu akta yang dibuat dan diterbitkan oleh Dinas Kependudukan yang membuktikan secara pasti tentang kematian seseorang. Kematian merupakan salah
satu peristiwa penting yang dialami oleh setiap orang, yang harus dicatat dan dikukuhkan oleh negara dalam bentuk Akta Kematian. Dengan akta kematian, dapat
dijadikan bukti outentik mengenai peristiwa kematian seseorang. Yang dimaksud
Universitas Sumatera Utara
kematian dalam kontek pencatatan ini adalah berhentinya fungsi seluruh organ tubuh seseorang yang dinyatakan dengan surat keterangan dokterpara medis pejabat lain
yang berwenang. Untuk memperoleh Akta Kematian tersebut, seseorang harus memenuhi persyaratan administratif Fulthoni, 2009: 13 sebagai berikut:
1. Surat Pengantar RTRW.
2. Surat Keterangan Kematian dari Rumah SakitDokter.
3. Fotocopy Kartu Keluarga Kartu Tanda Penduduk yang dilegalisir Lurah.
4. Surat Keterangan Kematian yang dikeluarkan oleh pihak Kelurahan.
5. Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Tetap SKPPT bagi Penduduk
WNA. 6.
Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Sementara SKPPS bagi Orang Asing Penduduk Sementara.
1.5.2.6. Instansi Pelaksana Pendaftaran Penduduk Dan Pencatatan Sipil
Instansi Pelaksana Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 adalah perangkat pemerintah kabupatenkota yang bertanggung jawab dan berwenang
melaksanakan pelayanan dalam urusan Administrasi Kependudukan. Instansi pelaksana administrasi kependudukan yaitu:
1. Kantor Urusan Agama KUA tingkat kecamatan untuk pencatatan nikah, talak,
cerai, dan rujuk bagi penduduk yang beragama Islam. 2.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di kabupatenkota.
Universitas Sumatera Utara
Kewajiban instansi pelaksana administrasi kependudukan adalah sebagai berikut:
1. Mendaftar Peristiwa Kependudukan dan mencatat Peristiwa Penting;
2. Memberikan pelayanan yang sama dan profesional kepada setiap penduduk
atas pelaporan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting; 3.
Menerbitkan Dokumen Kependudukan; 4.
Mendokumentasikan hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil; 5.
Menjamin kerahasiaan dan keamanan data atas Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting; dan
6. Melakukan verifikasi dan validasi data dan informasi yang disampaikan oleh
Penduduk dalam pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Instansi Pelaksana dalam melaksanakan urusan administrasi kependudukan
memiliki kewenangan yang meliputi: 1.
Memperoleh keterangan dan data yang benar tentang peristiwa kependudukan dan Peristiwa Penting yang dilaporkan Penduduk;
2. Memperoleh data mengenai Peristiwa Penting yang dialami Penduduk atas
dasar putusan atau penetapan pengadilan; 3.
Memberikan keterangan atas laporan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting untuk kepentingan penyelidikan, penyidikan, dan pembuktian kepada
lembaga peradilan; dan 4.
Mengelola data dan mendayagunakan informasi hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil untuk kepentingan pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
1.6. Definisi Konsep
Definisi konsep merupakan suatu generalisasi dan pemahaman terhadap suatu masalah yang akan diteliti. Tujuannya adalah untuk mempermudah pemahaman dan
menghindari interpretasi ganda dari variabel yang akan diteliti, sehingga tidak menimbulkan kekaburan dan kesalahan dalam menginterpretasikan masalah.
Adapun konsep-konsep yang yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan Publik Pelayanan publik adalah sebagai segala bentuk jasa
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan
masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pelayanan Administrasi Kependudukan adalah segala bentuk pelayanan yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan
informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.
Universitas Sumatera Utara
3. Penerapan Pelayanan Pengurusan Surat Keterangan Kelahiran dan Surat
Keterangan Kematian merupakan bentuk pelayanan administrasi kepada masyarakat, dimana pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar
pelayanan administrasi di daerah tempat masyarakat memperolah layanan Surat Keterangan Kelahiran dan Surat Keterangan Kematian sehingga tercapai
tujan pelayanan administrasi masyarakat yang telah ditetapkan. Berfungsi sebagai informasi dalam memberikan pelayanan publik dan pembangunan
sektor lain. Berdasarkan prinsip dan standar pelayanan publik, ada beberapa
faktor-faktor yang harus dipenuhi dalam penerapan pelayanan publik:
1. Kesederhanaan. Dalam hal ini prosedurtatacara pelayanan
diselenggarakan secara tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan dilaksanakan
2. Kejelasan. Pelayanan yang diberikan harus memberikan
memberikan kejelasan kepada penerima pelayanan, terutama dalam hal:
a. Prosedurtatacara umum, baik teknis maupun administratif b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab
dalam memberikan pelayanan publik dan penyelesaian keluahanpersoalansengketa dalam pelaksanaan pelayanan
publik. c. Rincian biayatarif pelayanan publik yang dikenakan dan tata
cara.
Universitas Sumatera Utara
3. Kepastian Waktu. Pelayanan yang dimaksud harus dapat
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. 4.
Akurasi. Produk pelayanan publik harus dapat diterima dengan benar, tepat dan sah secara hukum.
5. Keamanan. Proses dan produk pelayanan harus dapat memberikan
rasa aman bagi penerima pelayanan dan kepastian hukum. 6.
Tanggung Jawab. Pimpinan penyelenggara pelayanan publik harus bertanggungjawab atas penyelenggaraan
pelayanan dan penyelesaian serta penanganan keluhan atas persoalan yang
muncul dalam pelaksanaan pelayanan publik. 7.
Kelengkapan Sarana dan Prasarana. Tersedianya sarana dan prasarana kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyediaan sarana telekomunikasi dan informatika. 8.
Kemudahan Akses. Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat
memanfaatkan teknologi komunikasi dan informatika. 9.
Kedisiplinan, Keopanan, dan Keramahtamahan. Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan santun, ramah serta
memberi pelayanan dengan ikhlas. 10.
Kenyamanan. Pelayanan harus tertib, teratur dan disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan
Universitas Sumatera Utara
sehat serta dilengkapi fasilitas pendukung pelayanan lainnya seperti parkir dan toilet.
BAB II METODE PENELITIAN
2.1. Bentuk Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk menguraikan bagaimana penerapan pelayanan administrasi
kependudukan bagi masyarakat dalam hal pelayanan Surat Keterangan Kelahiran dan Surat Keterangan Kematian di Kantor Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh
Tengah. Metode penelitian kualitatif deskriptif merupakan metode penelitian yang
berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian
tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel,
menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal.
Metode deskriptif memusatkan perhatian pada masalah atau fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan dan aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta
tentang masalah yang diselidiki diiringi dengan interpretasi rasional yang akurat. Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta dan
menjelaskan keadaan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya dan mencoba menganalisa untuk memberi kebenarannya berdasarkan data yang
diperoleh di lapangan.
2.2. Lokasi Penelitian