Kerangka Teori Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Dalam melakukan penelitian hukum sangat penting adanya kerangka teori dan kerangka konsep yang bertujuan adanya pembatasan-pembatasan terhadap konsep atau teori supaya tidak terdapat berbagai pandangan ataupun pendapat terhadap suatu objek. Kerangka Teori Menurut Hadari Nawawi adalah “Berisi uraian tentang pemahaman teori dan hasil penelitian terdahulu yang terkait. Pemahaman ini bisa dalam arti meletakkan kedudukan masing-masing dalam masalah yang sedang teliti, dan pada akhirnya menyatakan posisi atau pendirian peneliti disertai dengan alasan-alasan dan bukan bermaksud untuk memamerkan teori dan hasil-hasil penelitian ilmiah pakar terdahulu sehingga pembaca diberitahu mengenai sumber tertulis yang telah dipilih oleh peneliti, hal ini juga dimaksudkan untuk memberitahukan mengapa dan bagaimana teori hasil penelitian para peneliti terdahulu dalam melakukan penelitiannya”. 15 Kerangka teori diperlukan dalam suatu penelitian supaya penelitian tersebut mempunyai dasar-dasar yang kokoh, dan bukan hanya sekedar coba-coba dalam melakukan penelitian. Setiap melakukan penelitian pasti membahas teori-teori yang mendukung atau sesuai dengan tema dari penelitian. Teori bermanfaat untuk memberikan dukungan analisis terhadap tema yang sedang dilakukan penelitian dan dapat memberikan dasar-dasar dalam mengemukakan hipotesa dalam penelitian, hipotesa dapat digunakan sebagai alat ukur sekaligus tujuan yang akan dicapai dalam suatu penelitian yang kemudian dibuktikan kebenarannya serta apabila relevan dengan hasil penelitian maka dimasukkan ke dalam kesimpulan suatu penelitian. 15 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1995, hlm 39-40. Universitas Sumatera Utara Teori memberikan penjelasan dengan cara mengorganisasikan dan mensistematisasikan masalah yang dibicarakan dan teori bisa juga mengandung subjektivitas, apalagi berhadapan dengan suatu fenomena yang cukup kompleks seperti hukum ini. 16 M. Solly Lubis mengatakan bahwa teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu sektor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. 17 Sedangkan menurut D.H.M Meuwissen menyebut ada tiga tugas teori hukum yaitu : 18 a. Menganalisis dan menerangkan konsep hukum dan konsep-konsep yuridis rechtsleer b. Hubungan Hukum dengan logika c. Metodologi Hukum Teori sebagai pisau analisis yang digunakan untuk dijadikan panduan dalam melakukan analisis, dengan memberikan penilaian terhadap penemuan fakta atau peristiwa hukum yang ada. Berdasarkan uraian mengenai teori hukum maka hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perlindungan hukum. Teori Perlindungan Hukum merupakan salah satu teori yang sangat penting untuk dikaji, karena fokus kajian teori ini pada perlindungan hukum yang diberikan kepada masyarakat. Masyarakat yang didasarkan pada teori ini yaitu masyarakat yang 16 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2010, hlm 259. 17 M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Medan : PT. Sofmedia, 2012, hlm 30. 18 D.H.M. Meuwissen, Teori Hukum, Jurnal Hukum Pro Justitia, Tahun XII, No. 2, April 1994, h.16 sebagaimana dikutip dalam Titon Slamet Kurnia, et.al, Pendidikan Hukum, Ilmu Hukum Penelitian Hukum di Indonesia sebuah Reorientasi, Salatiga : Pustaka Pelajar, 2013, hlm 79. Universitas Sumatera Utara berbeda pada posisi yang lemah, baik secara ekonomis maupun lemah dari aspek yuridis. 19 Istilah Teori Perlindungan Hukum berasal dari bahasa Inggris, yaitu legal protection theory, sedangkan dalam bahasa Belanda, disebut dengan theorie van de wettelijke bescherming, dan dalam bahasa Jerman disebut dengan theorie der rechtliche schutz. 20 Teori Perlindungan Hukum merupakan teori yang mengkaji dan menganalisis tentang ujud atau bentuk atau tujuan perlindungan, subjek hukum yang dilindungi serta objek perlindungan yang diberikan oleh hukum kepada subjeknya. Teori ini dikembangkan oleh Roscou Pound, Sudikno Mertokusumo, dan Antonio Fortin. 21 Pada dasarnya, teori Perlindungan Hukum merupakan teori yang berkaitan pemberian pelayanan kepada masyarakat. Kepentingan manusia adalah suatu tuntutan yang dilindungi dan dipenuhi manusia dalam bidang hukum. 22 19 Salim HS Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis dan Disertasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2013, hlm 259. Pemikiran Roscoe Pound mengenai hukum sebagai suatu institusi sosial yang tercipta untuk memuaskan keinginan-keinginan manusia, keinginan sosial “dengan cara memberikan pengaruh bagi kita sebanyak-banyaknya dengan pengorbanan sekecil mungkin sedemikian jauh agar keinginan-keinginan bisa terpenuhi dan tuntutan-tuntutan terpuaskan dengan suatu peraturan pelaksanaan manusia melalui masyarakat yang terorganisir secara politis”. Esensi peraturan legal ini merupakan jaminan dan perlindungan akan 20 Ibid. 21 Ibid., hlm 3. 22 Salim HS Erlies Septiana Nurbani, Op. Cit, hlm 266. Universitas Sumatera Utara berbagai kepentingan dan dibutuhkan modifikasi tradisionil serta peraturan perundang-undangan yang diwariskan terhadap kondisi sosial yang ada. “Kepentingan Interest. Roscoe Pound mendefinisikan suatu kepentingan sebagai “permintaan atau kehendak hasrat ataupun pengharapan dimana umat manusia baik secara individu ataupun dalam kelompok atau persekutuan ataupun relasi, mencari kepuasan ; karena itu keserasian hubungan manusia dan pengaturan perilaku manusia melalui kekuatan suatu masyarakat yang diorganisir secara politis harus dipertimbangkan”. Pengenalan dan definisi kepentingan menuntut : suatu inventaris dan klasifikasi kepentingan ; keputusan terhadap seleksi kepentingan agar dikenal secara resmi ; studi mengenai cara- cara menetapkan batas dan menjamin kepentingan yang dikenal. Ini merupakan “keseimbangan kepentingan” masyarakat individu dan sosial dimana merupakan problem utama bagi para ahli hukum dan para pembuat undang- undang”. 23 Roscoe Pound membagi kepentingan manusia yang dilindungi hukum menjadi tiga macam, yang meliputi : 24 1 Public Interest Kepentingan Umum 2 Sosial Interest Kepentingan Masyarakat 3 Privat Interest Kepentingan Individual Kepentingan Publik. Dalam hal ini mengkaitkan pada tuntutan-tuntutan yang dipandang dari segi kebutuhan hidup publik yaitu : 25 a Kepentingan-kepentingan negara dipandang sebagai “Juristic Person”, maksudnya mengenai integritasnya, kebebasan tindakan, keamanan, dan sebagainya. b Kepentingan negara sebagai pelindung kepentingan sosial. 23 L.B. Curzon Terjemahan, Jurisprudance, hlm 185. 24 Salim HS Erlies Septiana Nurbani, Op. Cit, hlm 275. 25 L.B. Curzon, Op.Cit, hlm 186 Universitas Sumatera Utara Kepentingan Sosial. Kebutuhan-kebutuhan penting ini merupakan tuntutan atau hasrat kelompok sosial selaku komunitas, yakni sebagai berikut: 26 1 Kesejahteraan umum ; mencakup tuntutan untuk tenteram dan mengatur melawan tindakan yang mungkin mengancam berbagai eksistensi masyarakat. 2 Kesejahteraan lembaga sosial domestik, religius, politik, dan ekonomi. 3 Moral umum utama ; yakni kesejahteraan hidup sosial melawan tindak ofensif yang mengancam perasaan moral pada umumnya. 4 Pelestarian sumberdaya sosial. 5 Kemajuan umum. “penilaian diri atas kelompok sosial kearah perkembangan kekuasaan manusia yang lebih tinggi dan lebih lengkap”, misalnya, meliputi bicara bebas dan kemajuan budaya. 6 Kehidupan individu ; kebutuhan terpenting dari segala-galanya ; melibatkan tuntutan atau permintaan masing-masing individu untuk “menghidupkan kehidupan manusia” menurut standar-standar masyarakat. Kepentingan Individual. “ada kepentingan personalitas atau kepentingan dalam kaitan domestik atau kepentingan substansi”. Kesemuanya termasuk tuntutan dan permintaan yang berkaitan dengan kehidupan individu. Karena itu ada : 27 a “Personalitas”. Dalam hal ini melibatkan kepentingan menyinggung tentang eksistensi fisik dan spiritual individu ; misalkan keamanan fisik, kesehatan, kebebasan dari paksaan dan desakan, bebas memilih lokasi, bebas berkeyakinan dan opini. b “Relasi-relasi domestik”. Disini mencakup kepentingan para orang tua dan anak-anak serta perlindungan perkawinan. c Substansi. Dalam hal ini mengenai kepentingan harta milik, kebebasan kontrak dan persekutuan ; yakni tuntutan-tuntutan atau permintaan- permintaan itu “ditegaskan oleh individu-individu dengan sebutan eksistensi ekonomi individu” Jaminan kepentingan. Hukum berusaha memuaskan, mendamaikan, mengharmoniskan dan mengatur tuntutan-tuntutan dan permintaan-permintaan 26 Ibid.,hlm 186-187 27 Ibid., hlm 185-186. Universitas Sumatera Utara yang simpang siur bertentangan. Dalam hal ini berupaya untuk memberikan pengaruh terhadap “total kepentingan terbesar atau kepentingan yang paling berat dalam peradaban kita, dengan pengorbanan terkecil dalam skema kepentingan secara menyeluruh”. Kepentingan harus disetarakan dan ditimbang pada bidang yang sama. Pound menyatakan tidak ada standar untuk evaluasi dan penimbangan kepentingan. Penyetaraan perlu penggunaan bentuk-bentuk hukum berikut : 28 1} Peraturan rules ; yakni “aturan yang menetapkan suatu batasan, konsekuensi legal terinci pada suatu batasan, statemen fakta-fakta terinci” 2} Prinsip ; yakni “point-point permulaan yang otoritatif agar pemikiran legal berlaku secara kontinyu dan sah di mana kasus-kasus tidak terselesaikan atau tidak sempurna atau pun secara nyata terselesaikan melalui peraturan dalam makna yang lebih sempit” 3} Konsepsi ; yakni “kategori-kategori otoritatif pada mana kasus-kasus atau situasi terkait, sebagai akibatnya serangkaian peraturan, prinsip-prinsip dan standar-standar menjadi berperan”. 4} Standart ; yakni “batas-batas umum perbuatan yang diijinkan untuk diterapkan menurut keadaan sekitar dari tiap-tiap kasus”. Menurut Sudikno Mertokusumo mengemukakan tidak hanya tentang tujuan hukum, tetapi juga tentang fungsi hukum dan perlindungan hukum. Ia berpendapat bahwa: “Dalam fungsinya sebagai perlindungan kepentingan manusia hukum mempunyai tujuan. Hukum mempunyai sasaran yang hendak dicapai. Adapun tujuan pokok hukum adalah menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Dengan tercapainya ketertiban di dalam masyarakat diharapkan kepentingan manusia akan terlindungi. Dalam mencapai tujuannya itu hukum bertugas membagi hak dan kewajiban antar 28 Ibid., hlm 187. Universitas Sumatera Utara perorangan di dalam masyarakat, membagi wewenang dan mengatur cara memecahkan masalah hukum serta memelihara kepastian hukum”. 29 Hal mengenai perlindungan hukum yang telah dikemukakan Sudikno Mertokusumo diatas menimbulkan adanya substansi hukum yang diawali dengan memahami kata “recht”, dengan memahami kata “recht” maka akan menimbulkan subjectief recht dan objectief recht yang berarti adanya hak dan kewajiban. 30 Hal tersebut memberikan P. Scholten berpendapat bahwa “keseluruhan sistem hukum perdata itu didasarkan pada subjectief recht”. Sebaliknya Algra memberikan pendapat dengan mengatakan bahwa “objectief recht adalah dasar dari subjectief recht”. Perbedaan kedua pendapat itu terletak pada sudut pandangan. Algra melihat dari sudut daya kerjanya yang menyatakan subjectief recht baru timbul jika “objectief recht” sudah ditetapkan, dengan ditetapkan objectief recht maka hukum memerlukan terjadinya peristiwa yang memberi hak atau membebani kewajiban apabila peristiwa itu terjadi. P. Scholten melihat “subjectief recht” melekat pada setiap individu sejak dilahirkan sampai mati yang melihatnya secara historis teoritis, sedangkan Algra melihatnya secara positif operasional. Hak dan kewajiban setiap orang sifatnya adalah individual yang melekat pada individu orang tersebut. 31 Setiap hak memiliki 4 empat unsur yaitu subjek hukum, objek hukum, hubungan hukum yang mengikat pihak lain dengan kewajiban dan perlindungan 29 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Yogyakarta : Liberty, 1999, hlm 71. 30 Ibid., hlm 50 31 Ibid., hlm 52 Universitas Sumatera Utara hukum. Hak milik itu ada subjeknya, yaitu pemilik. Sebaliknya, setiap orang terikat oleh kewajiban untuk menghormati hubungan antara pemilik dan objek yang dimilikinya. Hak pada hakikatnya merupakan hubungan antara subjek hukum dengan objek hukum atau subjek hukum dengan subjek hukum lain yang dilindungi oleh hukum dan menimbulkan kewajiban. 32 Kewajiban yang dimaksud adalah suatu beban yang bersifat kontraktual. Hak dan kewajiban itu timbul apabila terjadi hubungan hukum dan antara dua pihak yang didasarkan pada suatu kontrak atau perjanjian. Jadi selama hubungan hukum yang lahir dari perjanjian itu belum berakhir, maka pada salah satu pihak ada beban kontraktual, ada keharusan atau kewajiban untuk memenuhinya. Sebaliknya apa yang dinamakan tanggung jawab adalah beban yang sifatnya moral. Pada dasarnya sejak lahirnya kewajiban sudah lahir pula tanggung jawab. Akan tetapi, kalau kemudian kewajibannya tidak dilaksanakan dan hubungan hukumnya hapus karena kedaluwarsa bukan karena berakhirnya hubungan hukum yang disebabkan karena telah dipenuhinya kewajiban, maka tanggung jawab itu tampak lebih menonjol. Jadi kewajiban merupakan beban kontraktual, sedangkan tanggung jawab merupakan beban moral. 33 Menurut pendapat yang dikemukan oleh Sudikno Mertukusumo mengenai kata “recht” hal tersebut diikuti oleh Tan Kamello. Tan Kamello berpendapat bahwa “dengan memahami kata “recht” maka akan menimbulkan “subjective recht dan 32 Ibid., hlm 60 33 Ibid., hlm 61 Universitas Sumatera Utara objective recht”. Subjective recht dan objective recht yang dikemukakan Tan Kamello adalah hak dan kewajiban. Hak yang dimaksud adalah hak untuk memberi kenikmatan dan keleluasaan kepada individu dalam melaksanakannya, sedangkan kewajiban yang dimaksud adalah pembatasan dan beban sehingga menonjolkan segi aktif dalam hubungan hukum. Akibat adanya hubungan hukum akan menimbulkan hak. Hak dan kewajiban bukanlah merupakan kumpulan peraturan atau kaidah, melainkan merupakan perimbangan kekuasaan dalam bentuk hak individual di satu pihak yang tercermin pada kewajiban pada pihak lawan. Kalau ada hak maka ada kewajiban. Hak dan kewajiban ini merupakan kewenangan yang diberikan kepada seseorang oleh hukum. Menurut Antonio Fortin menyajikan tentang teori perlindungan hukum. Antonio mengemukakan : “Pentingnya perlindungan internasional hak asasi manusia. Perlindungan internasional berarti suatu perlindungan secara langsung kepada individu yang dilakukan oleh badan-badan yang ada dalam masyarakat internasional. Perlindungan semacam itu dapat didasarkan kepada konvensi internasional, hukum kebiasaan internasional atau prinsip-prinsip umum hukum internasional. Dipandang dari segi tujuan dari dilakukannya tindakan perlindungan, perlindungan internasional dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama, yang meliputi antisipatoris atau preventif, kuratif atau mitigasi, dan pemulihan atau kompensatoris”. 34 Menurut Fitzgerald, dia menjelaskan teori Perlindungan Hukum bahwa “bertujuan mengintegrasikan dan mengkoordinasikan berbagai kepentingan 34 Sigit Riyanto, “Kajian Hukum Internasional tentang Pengarug Kedaulatan Negara terhadap Perlindungan Pengungsi Internal” ringkasan disertasi Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,2009, hlm 16. Sebagaimana dikutip dalam Salim HS Erlies Septiana Nurbani, Op. Cit, hlm 270. Universitas Sumatera Utara dalam masyarakat karena dalam suatu lalu lintas kepentingan, perlindungan terhadap kepentingan tertentu hanya dapat dilakukan dengan cara membatasi berbagai kepentingan di lain pihak”. 35 Menurut Theresia Geme mengartikan Perlindungan Hukum adalah Berkaitan dengan tindakan negara untuk melakukan sesuatu dengan memberlakukan hukum negara secara eksklusif dengan tujuan untuk memberikan jaminan kepastian hak-hak seseorang atau kelompok orang. 36 Menurut pendapat Phillipus M. Hadjon bahwa “perlindungan hukum bagi rakyat sebagai tindakan pemerintah yang bersifat preventif dan represif”. 37 Perlindungan hukum di luar perjanjian adalah dimaksudkan bahwa para pihak akan melaksanakan hak dan kewajiban sesuai isi kontrak yang dimuat dalam perjanjian pengadaan barang dan jasa. Apabila salah satu pihak tidak melaksanakan hak dan kewajiban, maka pihak yang dirugikan berhak untuk mengajukan gugatan ke pengadilan. Tujuan perlindungan hukum di dalam perjanjian adalah mengatur hak-hak dan kewajiban para pihak harus diatur secara lengkap dan konkret. Dan tidak ada yang dirugikan antara satu dengan pihak lainnya. 35 Satjipto Raharjo, Op. Cit, hlm 53. 36 Maria Theresia Geme, Perlindungan Hukum terhadap Masyarakat Hukum Adat dalam Pengelolaan Cagar Alam Watu Ata Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur, disertasi Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang, 2012, hlm 99. Sebagaimana dikutip dalam Salim HS Erlies Septiana Nurbani, Op. Cit, hlm 262. 37 Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia, Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1987, hlm 2. Universitas Sumatera Utara Dalam teori Perlindungan Hukum terkait dengan isi Perjanjian berdasarkan surat perjanjian upah borong partisipatif Nomor 05023122DS2014 adanya ketidakseimbangan sehingga perlu dilindungi hak pelaksana pekerjaan debitur dikarenakan adanya pergantian pejabat di lingkungan Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang disebabkan kasus korupsi 38 Dikaitkan dengan kontrak surat perjanjian upah borong partisipatif nomor 05023122DS2014 terdapat hak-hak yang dirugikan berupa tidak dibayarnya sisa pembayaran yang dilakukan oleh DLT sebagai pengganti FL Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang dengan WP. Sehingga diperlukan perlindungan hukum terhadap pihak yang mengalami kerugian yaitu pihak WP. yang melibatkan pejabat tersebut. Teori Perlindungan Hukum sebagaimana diuraikan diatas dipandang tepatrelevan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini dengan pertimbangan sebagai berikut : a} Kepentingan Individual Private Interest sebab didalam kepentingan individu hak pemberi kerja berupa proyek atau kerja sama sudah dipenuhi oleh pihak pelaksana pekerjaan dan prestasi berupa kewajiban membayar sisa pembayaran kepada pelaksana pekerjaan sedangkan untuk pelaksana pekerjaan haknya tidak dipenuh oleh pemberi kerja berupa kewajiban atas sisa pembayaran dan prestasi yang dilakukan sudah dipenuhi berupa proyek 38 Lihat salinan Putusan Nomor 51PID.SUS.K2013PT-MDN Universitas Sumatera Utara atau kerja sama sudah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berada di dalam perjanjian. b} Untuk mengetahui sejauh mana hukum melindungi subjek hukum baik pemberi kerja maupun pelaksana pekerjaan dari kerugian yang dilakukan oleh para pihak atau pihak ketiga. c} Untuk melindungi kedua belah pihak, dalam hal ini untuk pemberi kerja telah dilindungi dengan adanya jaminan pelaksanaan pekerjaan. Salah satu bentuk perlindungan hukum dalam perjanjian adalah melalui asas keseimbangan. Asas keseimbangan adalah asas yang menghendaki kedua belah pihak memenuhi dan melaksanakan perjanjian. Kreditur mempunyai kekuatan untuk menuntut prestasi dan jika diperlukan dapat menuntut pelunasan prestasi melalui kekayaan debitur, namun debitur memikul pula kewajiban untuk melaksanakan perjanjian itu dengan itikad baik. Asas keseimbangan dilandaskan pada ideologi yang melatarbelakangi tertib hukum Indonesia. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah sumber tata nilai dan mencerminkan cara pandang masyarakat Indonesia. Pemerintah Indonesia adalah wakil dan cerminan masyarakat, dan juga menjaga arah perkembangan tertib hukum sehingga tolok ukur tata nilai pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tetap terjaga sebagai ideal yang setiap kali hendak diejawantahkan. 39 39 Herlien Budiono, Op. Cit, hlm 357 Universitas Sumatera Utara Asas keseimbangan dilandaskan pada upaya mencapai suatu keadaan seimbang yang sebagai akibat darinya harus memunculkan pengalihan kekayaan secara absah. Tidak terpenuhinya keseimbangan, dalam konteks asas keseimbangan, bukan semata menegaskan fakta dan keadaan, melainkan lebih dari itu berpengaruh terhadap kekuatan yuridikal perjanjian dimaksud. 40 Asas keseimbangan menawarkan, dalam kaitan dengan situasi tidak seimbang yang terjadi selama atau setelah ditutupnya perjanjian, suatu pertanggungjawaban umum pemberlakuan keragaman norma serta juga untuk menilai dan menetapkan apakah terjadi keterikatan kontraktual yang adil. Dalam tercipta atau terbentuknya perjanjian, keseimbangan bisa muncul sebagai akibat perilaku para pihak sendiri ataupun sebagai konsekuensi dari substansi muatan isi perjanjian atau pelaksanaan perjanjian. 41 Menyeimbangkan situasi dan kondisi dapat dilakukan dengan melakukan penyesuaian ataupun pengakhiran setelah dilakukan perundingan. Asas keseimbangan memiliki tujuan utama kepatutan sosial sociale gezindheid atau menjamin tercapainya keseimbangan antara satu individu dan lainnnya atau antara individu dan masyarakat. 42 40 Ibid., hlm 317 Jiwa keseimbangan, sebagaimana tercakup dalam asas keseimbangan, terungkap melalui kehendak, kepercayaan, dan pernyataan, dan sebab itu pula cakupan isinya berbeda dari yang muncul dalam pemikiran hukum Barat tradisional. Kehendak dilandaskan pada tata nilai dan 41 Ibid., hlm 358 42 Ibid., hlm 413 Universitas Sumatera Utara norma yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Indonesia, yakni kehendak untuk mencapai kepatutan sosial dalam jiwa atau semangat keseimbangan.

2. Kerangka Konsepsi

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Dalam Perjanjian Kerja Dengan Sistem Outsourcing Di Indonesia

1 47 91

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditor Dalam Terjadi Eksekusi Jaminan Fidusia (Studi di Kota Medan)

5 78 107

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur Dalam Perjanjian Kredit Tanpa Agunan

2 37 3

Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja/Buruh Dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (Pkwt) Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

4 75 129

Perlindungan Hukum Terhadap Debitur (Pelaksana Pekerjaan) Dalam Pelaksanaan Perjanjian Upah Borong (Partisipatif) Dalam Proyek Swakelola Di Lingkungan Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang

0 0 11

Perlindungan Hukum Terhadap Debitur (Pelaksana Pekerjaan) Dalam Pelaksanaan Perjanjian Upah Borong (Partisipatif) Dalam Proyek Swakelola Di Lingkungan Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Perlindungan Hukum Terhadap Debitur (Pelaksana Pekerjaan) Dalam Pelaksanaan Perjanjian Upah Borong (Partisipatif) Dalam Proyek Swakelola Di Lingkungan Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang

0 0 42

Perlindungan Hukum Terhadap Debitur (Pelaksana Pekerjaan) Dalam Pelaksanaan Perjanjian Upah Borong (Partisipatif) Dalam Proyek Swakelola Di Lingkungan Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang

0 2 85

Perlindungan Hukum Terhadap Debitur (Pelaksana Pekerjaan) Dalam Pelaksanaan Perjanjian Upah Borong (Partisipatif) Dalam Proyek Swakelola Di Lingkungan Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang Chapter III V

0 0 113

Perlindungan Hukum Terhadap Debitur (Pelaksana Pekerjaan) Dalam Pelaksanaan Perjanjian Upah Borong (Partisipatif) Dalam Proyek Swakelola Di Lingkungan Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang

0 0 5