pelaksanaannya pihak kedua pihak swasta ada menerima ketidakseimbangan berupa haknya dalam hal pembayaran.
Dimana pembayaran yang dilakukan pihak pemberi kerja kreditur sering mengalami keterlambatan dalam pembayaran kepada pemborongkontraktor
pihak swasta sehingga mengakibatkan perjanjian yang dilakukan kedua belah pihak bisa batal demi hukum dikarenakan tidak dipenuhinya salah satu syarat-
syarat yang ada tertera dalam Pasal 1320 KUHPerdata, akan tetapi selain dari telatnya pembayaran yang dilakukan pemberi kerja kepada pemborong
kontraktor akibat tidak adanyatercukupi KAS Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang, pihak pemberi kerja kreditur memberi alasan lain
berupa tidak dianggarkan anggaran tersebut ke RAPBD tahun berikutnya dengan alasan bahwa tidak ada satu aturan hukum bagi kami kreditur untuk
memasukkan anggaran tersebut yang mengakibatkan kreditur melanggar Pasal 1338 KUHPerdata yaitu tidak adanya itikad baik sehingga layak dan pantas
perjanjian yang mereka lakukan batal demi hukum.
2. Perlindungan terhadap upah borongan
Menurut Phillipus M. Hadjon, bentuk perlindungan hukum dibagi menjadi 2 yaitu :
266
a. Perlindungan hukum yang preventif
Perlindungan hukum ini memberikan kesempatan kepada rakyat untuk mengajukan keberatan inspraak atas pendapatnya sebelum suatu keputusan
pemerintahan mendapat bentuk yang definitif. Sehingga perlindungan
266
Ibid., hlm 2-5
Universitas Sumatera Utara
hukum ini bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa dan sangat besar artinya bagi tindak pemerintah yang didasarkan pada kebebasan bertindak.
Dan dengan adanya perlindungan hukum yang preventif ini mendorong pemerintah untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan dan rakyat dapat
mengajukan keberatan atau dimintai pendapatnya mengenai rencana keputusan tersebut.
b. Perlindungan hukum yang represif
Perlindungan hukum ini berfungsi untuk menyelesaikan apabila terjadi sengketa. Indonesia dewasa ini terdapat berbagai badan yang secara partial
menangani perlindungan hukum bagi rakyat, yang dikelompokkan menjadi 3 tiga badan, yaitu
1 Pengadilan dalam lingkup Peradilan Umum
Dewasa ini dalam praktek telah ditempuh jalan untuk menyerahkan suatu perkara tertentu kepada Peradilan Umum sebagai perbuatan melawan
hukum oleh penguasa.
2 Instansi pemerintah yang merupakan lembaga banding administrasi
Penanganan perlindungan hukum bagi rakyat melalui instansi pemerintah yang merupakan lembaga banding administrasi adalah permintaan
banding terhadap suatu tindak pemerintah oleh pihak yang merasa dirugikan oleh tindakan pemerintah tersebut. Instansi pemerintah yang
berwenang untuk merubah bahkan dapat membatalkan tindakan pemerintah tersebut.
3 Badan-badan khusus
Merupakan badan yang terkait dan berwenang untuk menyelesaikan suatu sengketa. Badan-badan khusus tersebut antara lain adalah Kantor
Urusan Perumahan, Pengadilan Kepegawaian, Badan Sensor Film, Panitia Urusan Piutang Negara, serta Peradilan Administrasi Negara.
Terkait dengan perlindungan terhadap upah borong yang terjadi di proyek Swakelola Kabupaten Deli Serdang adalah perlindungan terhadap hak yang
semestinya Penyedia BarangJasa pemborongkontraktor untuk menerima dari segi hal pembayaran yang seharusnya sudah layak dibayarkan oleh pihak
Universitas Sumatera Utara
Pengguna BarangJasa pemberi kerja akibat sudah dipenuhinya prestasi yang dilakukan Penyedia BarangJasa pemborongkontrakor yang sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam isi perjanjian. Namun kenyataannya, pihak Pengguna BarangJasa pemberi kerja tidak memenuhi prestasinya kewajiban untuk
membayarkan hak dari Penyedia BarangJasa pemborongkontraktor dengan beralasan bahwa tidak adanya anggaran yang tersedia di KAS Dinas Pekerjaan
Umum Deli Serdang sehingga menunggu adanya anggaran dari APBD Kabupaten Deli Serdang baru pihak Pengguna pemberi kerja melakukan pembayaran
tersebut. Akan tetapi jika anggaran yang ada di KAS Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang tercukupitersedia, maka pembayaran yang dilakukan
pihak Pengguna BarangJasa pemberi kerja kepada pihak Penyedia BarangJasa pemborongkontraktor dilakukan dengan cara dicicil berdasarkan KAS mereka
tersedia.
267
Dengan diberlakukan pembayaran dicicil sampai lunas, maka pembayaran yang dilakukan pihak Pengguna BarangJasa pemberi kerja kepada Penyedia
BarangJasa pemborongkontraktor masih sering telat untuk tidak dibayarkan sampai waktu tidak ditentukan sehingga pihak Penyedia BarangJasa
pemborongkontraktor merasa dirugikan akibat perbuatan yang dilakukan oleh pihak Pengguna BarangJasa pemberi kerja kepada mereka.
267
Hasil Wawancara dengan Bapak FL selaku Kepala Dinas Lama Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang pada hari Rabu tanggal 26 Mei 2016 Pukul 21:15 WIB.
Universitas Sumatera Utara
Jika dilihat dari kondisi yang dialami pihak Penyedia BarangJasa pemborongkontraktor akibat perbuatan Pengguna BarangJasa pemberi kerja
telat dalam melakukan pembayaran, seharusnya pihak Penyedia BarangJasa pemborongkontraktor yang merasa dirugikan bisa saja menggugat pihak
Pengguna BarangJasa pemberi kerja dengan dasar untuk menggugat mereka terdapat di Pasal 122 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dengan bunyi : “PPK yang melakukan cidera janji terhadap ketentuan yang termuat dalam
Kontrak, dapat dimintakan ganti rugi dengan ketentuan sebagai berikuat : 1
Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar,
berdasar tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia ; atau
2 Dapat diberikan kompensasi sesuai ketentuan dalam Kontrak”.
Namun pihak Penyedia BarangJasa pemborongkontraktor tidak mau melakukan gugatan ke Pengadilan dengan dasar takut kedepannya tidak mendapat
proyek lagi dari pihak Pengguna BarangJasa pemberi kerja akibat dari perbuatan pihak Penyedia BarangJasa pemborongkontraktor melakukan gugatan tersebut.
Jika Penyedia BarangJasa pemborongkontraktor ingin melanjutkan masalah ini ke Pengadilan maka dasar Penyedia BarangJasa membuat gugatan dengan
dasar gugatan perbuatan melawan hukum dimana perbuatan Pengguna BarangJasa tidak menganggarkan anggaran tersebut ke RAPBD tahun selanjutnya sesuai
dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014.
3. Penyesuaian harga borongan