Upah dalam Perjanjian Borongan

pekerjaan. Kontrak yang didasarkan pada bentuk cara pembayaran dibedakan menjadi : kontrak lumpsum, kontrak harga satuan, kontrak gabungan lumpsum dan harga satuan, kontrak persentase dan kontrak terima jadi turn key. 138 Kontrak yang didasarkan pembebanan tahun anggaran dibedakan menjadi kontrak tahun tunggal dan kontrak tahun jamak. Untuk kontrak berdasarkan sumber pendanaan terdapat kontrak pengadaan tunggal, kontrak pengadaan bersama dan kontrak payung framework contract. Sedangkan untuk kontrak yang didasarkan pada jenis pekerjaan dibedakan menjadi kontrak pengadaan pekerjaan tunggal dan kontrak pengadaan pekerjaan terintegrasi. 139

4. Upah dalam Perjanjian Borongan

Dalam pelaksanaan setiap perjanjian yang melibatkan dua pihak pastilah mempunyai hak dan kewajibanprestasi yang harus dilaksanakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan terlebih dalam menentukan upah yang mana untuk menentukan upah tersebut ditentukan berdasarkan kesepakatan yang tertuang dalam isi perjanjian. Menurut Pasal 1 butir 1 Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 menyatakan bahwa upah ialah 138 Ibid 139 Batasan masing-masing jenis kontrak ini dapat dijumpai dalam Pasal 51 sampai dengan Pasal 54 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Universitas Sumatera Utara “Hak pekerjaburuh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerjaburuh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerjaburuh dan keluarganya atas suatu pekerjaan danatau jasa yang telah atau akan dilakukan”. Menurut Pasal 1601o KUHPerdarta menyatakan bahwa upah ialah “Untuk menghitung upah seharinya yang ditetapkan dalam uang, maka pemakaian satu hari ditetapkan atas sepuluh jam, satu minggu atas enam hari, satu bulan atas dua puluh lima hari dan satu tahun atas tiga ratus hari. Jika upah seluruhnya atau sebagian ditetapkan secara lain daripada menurut waktu, maka sebagai upah harian yang ditetapkan dalam jumlah uang harus diambil upah rata-rata dari si buruh, dihitung selama tiga puluh hari kerja yang telah lalu ; jika terdapat ukuran seperti itu maka sebagai upah harus diambil upah yang biasa untuk pekerjaan yang paling menyerupai, mengingat sifat, tempat dan waktu”. Dalam KUHPerdata tidak ada ketentuan mengenai uang muka dan pembayaran prestasi kerja, maka ketentuan mengenai uang muka dan pembayaran prestasi kerja diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 dan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015. Dalam Pasal 88 Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 disebutkan mengenai uang muka : Ayat 1 Uang muka dapat diberikan kepada Penyedia barangjasa untuk a. Mobilisasi alat dan tenaga kerja b. Pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok barangmaterial c. Persiapan teknis lain yang diperlukan bagi pelaksanaan pengadaan barangjasa. Ayat 2 Uang muka dapat diberikan kepada Penyedia barangjasa dengan ketentuan sebagai berikut : a. PPK menyetujui rencana penggunaan uang muka yang diajukan oleh penyedia barangjasa Universitas Sumatera Utara b. Untuk usaha kecil, uang muka dapat diberikan paling tinggi 30 tiga pulu persen dari nilai Kontrak Pengadaan BarangJasa c. Untuk usaha nonkecil dan Penyedia jasa konsultasi, uang muka dapat diberikan paling tinggi 20 dua puluh persen dari nilai Kontrak Pengadaan BarangJasa d. Untuk kontrak tahun jamak, uang muka dapat diberikan ; 1 20 dua puluh persen dari kontrak tahun pertama atau 2 15 lima belas persen dari nilai kontrak. Ayat 3 Uang muka yang telah diberikan kepada Penyedia barangjasa, harus segera dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana penggunaan uang muka yang telah mendapat persetujuan PPK Ayat 4 Nilai jaminan uang muka secara bertahap dapat dikurangi secara proposional sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan. Dalam Pasal 89 Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 menyebutkan mengenai Pembayaran Prestasi kerja : Ayat 1 Pembayaran prestasi pekerjaan dapat diberikan dalam bentuk : a. Pembayaran bulanan b. Pembayaran berdasarkan tahapan penyelesaian pekerjaan termin atau c. Pembayaran secara sekaligus setelah penyelesaian pekerjaan Ayat 2 Pembayaran prestasi pekerjaan diberikan kepada penyedia barang jasa senilai prestasi pekerjaan yang diterima setelah dikurangi angsuran pengembalian uang muka dan denda apabila ada, serta pajak. Ayat 2a Pembayaran untuk pekerjaan konstruksi, dilakukan senilai pekerjaan yang terpasang. Ayat 3 Permintaan pembayaran kepada PPK untuk kontrak yang menggunakan subkontrak, harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh subkontraktor sesuai dengan perkembangan progress pekerjaannya. Ayat 4 Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana diatur pada ayat 2 dan ayat 2a, pembayaran dapat dilakukan sebelum prestasi pekerjaan diterimadipasang untuk : a. Pemberian uang muka kepada penyedia barangjasa dengan pemberian jaminan uang muka. Universitas Sumatera Utara b. Pengadaan barangjasa yang karena sifatnya dapat dilakukan pembayaran terlebih dahulu, sebelum barangjasa diterima setelah penyedia barangjasa menyampaikan jaminan atas pembayaran yang akan dilakukan. c. Pembayaran peralatan danatau bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan, namun belum terpasang. Ayat4a Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran sebagaimana pada ayat 4 huruf b, termasuk bentuk jaminan diatur oleh Menteri Keuangan Ayat 5 PPK menahan sebagian pembayaran prestasi pekerjaan sebagai uang retensi untuk jaminan pemeliharaan pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya yang membutuhkan masa pemeliharaan. Dalam hal melakukan pembayaran, termasuk pembayaran upah dalam perjanjian borongan menggunakan mata uang Rupiah yang dimana sudah diatur dalam Pasal 21 ayat 1 dan 2 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Dengan ketentuan Pasal 21 ayat 1 menyebutkan bahwa “Rupiah wajib digunakan setiap transaksi yang mempunyai tujuan pembayaran maka dalam penyelesaian kewajiban harus dipenuhi dengan uang”. Sehingga dengan adanya ketentuan seperti itu maka setiap transaksi yang dilakukan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia menggunakan mata uang Rupiah. Namun Rupiah tidak bisa digunakan dalam hal penerimaan atau pemberiaan hibah dari atau ke luar negeri dan transaksi perdagangan Internasional. 140

5. Wanprestasi dalam Perjanjian Borongan

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Dalam Perjanjian Kerja Dengan Sistem Outsourcing Di Indonesia

1 47 91

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditor Dalam Terjadi Eksekusi Jaminan Fidusia (Studi di Kota Medan)

5 78 107

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur Dalam Perjanjian Kredit Tanpa Agunan

2 37 3

Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja/Buruh Dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (Pkwt) Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

4 75 129

Perlindungan Hukum Terhadap Debitur (Pelaksana Pekerjaan) Dalam Pelaksanaan Perjanjian Upah Borong (Partisipatif) Dalam Proyek Swakelola Di Lingkungan Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang

0 0 11

Perlindungan Hukum Terhadap Debitur (Pelaksana Pekerjaan) Dalam Pelaksanaan Perjanjian Upah Borong (Partisipatif) Dalam Proyek Swakelola Di Lingkungan Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Perlindungan Hukum Terhadap Debitur (Pelaksana Pekerjaan) Dalam Pelaksanaan Perjanjian Upah Borong (Partisipatif) Dalam Proyek Swakelola Di Lingkungan Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang

0 0 42

Perlindungan Hukum Terhadap Debitur (Pelaksana Pekerjaan) Dalam Pelaksanaan Perjanjian Upah Borong (Partisipatif) Dalam Proyek Swakelola Di Lingkungan Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang

0 2 85

Perlindungan Hukum Terhadap Debitur (Pelaksana Pekerjaan) Dalam Pelaksanaan Perjanjian Upah Borong (Partisipatif) Dalam Proyek Swakelola Di Lingkungan Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang Chapter III V

0 0 113

Perlindungan Hukum Terhadap Debitur (Pelaksana Pekerjaan) Dalam Pelaksanaan Perjanjian Upah Borong (Partisipatif) Dalam Proyek Swakelola Di Lingkungan Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang

0 0 5