Tipe Kepribadian Cognitive Appraisal Problem Solving Appraisal

Angga Permana Putra, 2013 Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Problem Solving Appraisal Dan Cognitive Appraisal Pada Narapidana Korupsi Studi Korelasi di Lapas Sukamiskin Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Eysenck Personality Inventory EPI Dimensi Sub Dimensi Indikator No Item Pertanyaan Jumlah Item Ekstrovert- Introvert Activity - Aktivitas fisik - Kecepatan dalam bergerak 1, 6, 16, 19, 20, 21, 23 7 Sociability - Kesukaan dalam mencari teman dan bertemu dengan banyak orang 2, 10, 17, 24 4 Risk Taking - Keberanian mengambil resiko 3, 18, 25 3 Impulsiveness - Kecenderungan bertindak secara mendadak - Kurang menggunakan pertimbangan 4, 8, 9, 11, 12, 14, 22 7 Expressiveness - Pernyataan perasaan - Kemauan memperlihatkan emosi secara terbuka 5, 27 2 Reflectiveness - Kedalaman berpikir 13, 15, 26, 28 4 Responsibility - Rasa tanggung jawab terhadap tugasnya 7, 29 2 Jumlah Total Item 29 Peneliti membagikan kuesioner kepada subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian subjek menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan membubuhkan tanda silang X di bawah pilihan jawaban “Ya” atau “Tidak”. Setiap pertanyaan dalam kuesioner tersebut mengandung indikasi sebagai berikut. Angga Permana Putra, 2013 Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Problem Solving Appraisal Dan Cognitive Appraisal Pada Narapidana Korupsi Studi Korelasi di Lapas Sukamiskin Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu a. ae untuk pertanyaan affiliative extraversion b. ne untuk pertanyaan non affiliative extraversion Tabel 3.2. Ketentuan Penilaian Eysenck Personality Inventory EPI Poin Ya Tidak ae 1 ne 1 Pengolahan data dilakukan dengan memperhatikan patokan-patokan yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu; untuk pertanyaan ektrovert-introvert, subjek dikatakan memiliki kecenderungan ekstrovert apabila nilai yang dicapai lebih dari median. Sebaliknya, subjek dikatakan memiliki kecenderungan introvert apabila nilai yang dicapai kurang, dan sama dengan nilai median.

2. Instrumen Cognitive Appraisal

Instrumen cognitive appraisal yang digunakan berdasarkan teori cognitive appraisal oleh Lazarus Folkman 1984, yang terdiri dari primary appraisal dan secondary appraisal. Kemudian dikembangkan dan disesuaikan dengan konteks dan permasalahan yang akan diteliti, dan untuk penelitian ini teori yang dipakai hanya primary appraisal. Primary appraisal melibatkan tiga aspek, yaitu; irrelevant, benign-positive, dan stressful harmloss, treat, challenge. Penilaian yang irrelevant adalah penilaian napi terhadap pengalaman atau keadaan di lapas yang tidak membawa implikasi terhadap kehidupan napi. Benign-positive akan ditafsirkan pada penilaian napi terhadap pengalaman atau keadaan di lapas sebagai sesuatu yang positif yang dapat mendukung kehidupan napi. Sedangkan stressful merupakan penilaian napi terhadap suatu tekanan yang membuat napi merasa tertekan dan tidak nyaman terhadap kehidupan di lapas, sehingga memunculkan perilaku stres. Instrumen cognitive appraisal terdiri dari 26 item, yang mengukur dimensi primary appraisal. Instrumen menggunakan skala Likert, yang merupakan metode penskalaan yang mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau