Tujuan Penelitian HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PROBLEM SOLVING APPRAISAL DAN COGNITIVE APPRAISAL PADA NARAPIDANA KORUPSI : Studi Korelasi di Lapas Sukamiskin Bandung.

Angga Permana Putra, 2013 Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Problem Solving Appraisal Dan Cognitive Appraisal Pada Narapidana Korupsi Studi Korelasi di Lapas Sukamiskin Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan teori tipe kepribadian, cognitive appraisal, dan problem solving appraisal terutama dalam konteks kehidupan di penjara atau Lapas di Indonesia. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pihak Lapas Melalui penelitian ini diharapkan pihak Lapas dapat mengembangkan pelatihan-pelatihan atau pemberian jasa konseling bagi napi. Pelatihan dan konseling ini diharapkan dapat mencegah berkembangnya berbagai gangguan psikologis yang tidak diharapkan. Selain itu juga sebagai sarana peningkatan moral napi agar tindak pidana korupsi tidak terulang lagi di kemudian hari. b. Masyarakat Umum Sebagai media informasi mengenai kepribadian pelaku korupsi dan bagaimana cara pandang mereka dalam menyelesaikan masalah selama menjalani masa tahanan.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Rincian mengenai urutan penulisan dalam skripsi ini dapat dijabarkan sebagai berikut: BAB I : Mencakup latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II : Mencakup teori-teori, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian. BAB III : Mencakup lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data. BAB IV : Mencakup hasil penelitian, pemaparan data dan pembahasan data. BAB V : Mencakup kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian. Angga Permana Putra, 2013 Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Problem Solving Appraisal Dan Cognitive Appraisal Pada Narapidana Korupsi Studi Korelasi di Lapas Sukamiskin Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lapas Sukamiskin yang berlokasi di jalan A.H Nasution No. 114 Bandung. Sejak 2012, Lapas Sukamiskin telah ditetapkan sebagai lapas khusus tindak pidana korupsi tipikor. Hingga Juni 2013 kemarin, Lapas Sukamiskin Bandung telah menampung 287 narapidana korupsi. Mereka berasal dari berbagai daerah, mulai dari DKI Jakarta, Jatim, Jateng, Banten dan Sulawesi Utara.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2008. Populasi penelitian ini adalah narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin Bandung. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono, 2008. Artinya, sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan sebagai sumber data yang benar-benar mewakili keseluruhan populasi. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purpossive sampling adalah teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2008. Pertimbangannya adalah individu yang dipilih sebagai sampel merupakan narapidana dengan masa tahanan lebih dari dua tahun.

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama, yaitu tipe kepribadian variabel independen dan problem solving appraisal sebagai variabel dependen. Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat