Panen I Jumlah Tubuh Buah Jamur pada Satu Rumpun

commit to user 23 gula dalam jumlah sedikit, molase dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil jamur tiram. Adapun media yang mendapat penambahan molase yang lebih banyak namun saat munculnya pin head lebih lambat, hal ini dikarenakan miselium jamur kurang mampu menyerap kandungan nutrisi yang terdapat pada molase serta proses pertumbuhan sebelumnya yang terhambat. Selain itu pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram putih juga dipengaruhi oleh kelembaban, suhu dan metode pemeliharaan yang dilakukan.

C. Jumlah Tubuh Buah Jamur pada Satu Rumpun

Jumlah tubuh buah jamur pada satu rumpun menjadi salah satu variabel pengamatan karena dari jumlah tubuh buah jamur dapat diketahui seberapa besar pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap hasil dari pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram putih. Sesuai dengan pernyataan Ipuk dan Saparinto 2010, formulasi media dan penambahan unsur-unsur lain yang dibutuhkan oleh jamur secara tepat bisa meningkatkan produktivitas, pertimbangan efisiensi, dan efektifitas produksi.

1. Panen I

Panen I perlakuan media sengon dilakukan saat jamur berumur antara 31 – 43 hari setelah inokulasi dan perlakuan media glugu dan akasia panen pertama dilaksanakan saat jamur berumur antara 65 – 70 hari setelah inokulasi. Hasil analisis ragam terhadap jumlah tubuh buah jamur panen I lampiran 1.c menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan macam media dan pemberian molase. Perlakuan macam media memberikan pengaruh yang sangat nyata, dan pemberian molase tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah tubuh buah jamur panen I. Tabel 6. Pengaruh Macam Media Terhadap Jumlah Tubuh Buah Jamur Panen I Macam Media Rata-rata Sengon 15 a Glugu 10 b Akasia 8 b Ket : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji Duncan taraf 5 commit to user 24 Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa perlakuan yang memberikan pengaruh paling baik dalam merangsang jumlah tubuh buah jamur adalah perlakuan dengan menggunakan media sengon yaitu 15 buah. Hal ini dikarenakan kayu sengon merupakan kayu yang mengandung nutrisi lebih tinggi Suriawiria, 2000, sehingga mampu menyediakan nutrisi- nutrisi yang dibutuhkan jamur dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya serta didukung dengan tekstur kayu yang lebih lunak yang memudahkan jamur untuk menyerap nutrisi yang tersedia. Sedangkan perlakuan yang memberikan pengaruh kurang baik dalam merangsang jumlah tubuh buah jamur adalah perlakuan dengan menggunakan media akasia dan glugu yaitu masing-masing 8 buah dan 10 buah. Hal ini dikarenakan kayu glugu dan akasia mempunyai tekstur kayu yang lebih keras sehingga jamur sulit untuk menyerap nutrisi pada media. Selain karena tekstur kayu akasia yang keras ternyata kayu akasia mengandung allelophaty yang menghambat pertumbuhan jamur. Pengaruh buruk dari alleolopathy berupa gangguan atau hambatan pada perbanyakan dan perpanjangan sel, aktifitas giberalin dan Indole Acetid Acid IAA , penyerapan hara, sintesis protein, aktivitas enzim tertentu dan lain-lain. Tabel 7. Pengaruh Pemberian Molase Terhadap Jumlah Tubuh Buah Jamur Panen I Konsentrasi Molase Rata-rata 0 ml 6 c 5 ml 13 a 10 ml 12 b 15 ml 12 b 20 ml 12 b Ket : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji Duncan taraf 5 Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa perlakuan yang memberikan pengaruh paling baik dalam merangsang jumlah tubuh buah jamur adalah perlakuan dengan penambahan molase 5 mlbaglog yaitu 13 commit to user 25 buah. Hal ini dikarenakan molase yang mempunyai kandungan kalori yang tinggi Pamungkas, 2000 sehingga mampu memberikan tambahan nutrisi pada jamur untuk tumbuh dengan baik. Sedangkan perlakuan yang memberikan pengaruh kurang baik dalam merangsang jumlah tubuh buah jamur adalah perlakuan dengan tanpa penambahan molase yaitu 6 buah. Hal ini dikarenakan nutrisi yang terdapat pada media kurang untuk mensuplai kebutuhan tumbuh jamur, sehingga pertumbuhannya pun kurang baik.

2. Panen II

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

5 81 121

PENGARUH PENAMBAHAN AMPAS TEH PADA MEDIA TANAM TERHADAP PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

7 46 28

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN Pertumbuhan Dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Dengan Penambahan Limbah Batang Dan Tongkol Jagung.

0 3 14

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN Pertumbuhan Dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Dengan Penambahan Limbah Pertanian Jerami Padi Dan Batang Jagung.

0 1 15

PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN MOLASE DENGAN DOSIS YANG BERBEDA Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Tambahan Molase Dengan Dosis Yang Berbeda.

0 4 15

PENDAHULUAN Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Tambahan Molase Dengan Dosis Yang Berbeda.

0 2 4

PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN MOLASE DENGAN DOSIS YANG BERBEDA Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Tambahan Molase Dengan Dosis Yang Berbeda.

0 3 15

PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus PADA MEDIA SERBUK KAYU.

0 1 14

Pengaruh penambahan jerami padi pada media tanam terhadap produktivitas jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).

0 8 142

Pengaruh Penambahan Molase pada Media Tanam terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 83