Saat Munculnya Pin head

commit to user 21 tanam jamur tiram putih karena kayu tersebut mempunyai serat yang kasar, mudah lapuk, dan mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi sehingga baik untuk pertumbuhan jamur tiram putih. Perlakuan penambahan molase berbeda nyata dengan perlakuan dengan tanpa penambahan molase. Hal ini sesuai dengan penelitian Dewi 2009 pemberian blotong 0,04 kg yang sama-sama merupakan limbah pabrik gula seperti halnya molase dapat meningkatkan produktivitas jamur tiram putih. Dengan demikian maka nutrisi yang terdapat pada molase juga mampu membantu proses pertumbuhan jamur tiram putih dan meningkatkan produktivitasnya.

B. Saat Munculnya Pin head

Parameter yang dapat diamati dan dapat digunakan sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram putih adalah saat munculnya pin head. Hasil analisis ragam terhadap saat munculnya pin head lampiran 1.b menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan macam media dan pemberian molase. Perlakuan macam media memberikan pengaruh yang sangat nyata, dan pemberian molase berpengaruh nyata terhadap lama penyebaran miselium. Tabel 4. Pengaruh Macam Media Terhadap Saat Munculnya Pin head Macam Media Rata-rata Sengon 20 a Glugu 20 a Akasia 32 b Ket : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji Duncan taraf 5 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa perlakuan macam media yang memberikan pengaruh paling baik dalam merangsang munculnya pin head adalah perlakuan dengan media sengon dan glugu yaitu masing-masing 20 hari setelah pembukaan baglog. Hal tersebut disebabkan karena kayu sengon merupakan kayu yang mempunyai nutrisi yang lebih tinggi, dan glugu merupakan kayu yang mempunyai tekstur lebih lunak dibandingkan kayu commit to user 22 akasia. Hal ini sesuai dengan pernyataan Chang 1978 bahwa jamur akan hidup subur pada bahan-bahan yang melapuk atau terdekomposisi. Bahan organik yang mengandung selulosa dan lignin dalam jumlah besar akan mendukung pertumbuhan miselium dan perkembangan tubuh buah. Adapun perlakuan macam media yang memberikan pengaruh kurang baik dalam merangsang munculnya pin head adalah perlakuan dengan media akasia yaitu 32 hari setelah pembukaan baglog. Hal ini dikarenakan tekstur kayu akasia lebih keras dibandingkan kayu sengon dan glugu, sehingga meskipun sudah didukung dengan adanya penambahan molase namun masih belum mampu memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kayu yang mempunyai tekstur lebih lunak, selain itu akasia juga mempunyai kandungan allelophaty sehingga menghambat pertumbuhan jamur tiram putih. Tabel 5. Pengaruh Pemberian Molase Terhadap Saat Munculnya Pin head Konsentrasi Molase Rata-rata 0 ml 25 bc 5 ml 22 ab 10 ml 26 c 15 ml 21 a 20 ml 26 c Ket : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji Duncan taraf 5 Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa perlakuan yang memberikan pengaruh paling baik dalam merangsang munculnya pin head adalah perlakuan dengan penambahan molase 15 mlbaglog yaitu 21 hari setelah pembukaan baglog, dan ini tidak berbeda nyata dengan penambahan molase 5 mlbaglog yaitu 22 hari setelah pembukaan baglog. Sedangkan perlakuan yang memberikan pengaruh kurang baik dalam merangsang munculnya pin head adalah perlakuan dengan penambahan molase sebanyak 10 ml dan 20 mlbaglog yaitu masing-masing 26 hari setelah pembukaan baglog.. Hal ini menunjukkan bahwa adanya penambahan molase meskipun hanya sedikit mengandung gula mampu meningkatkan pertumbuhan jamur tiram putih. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pramana 2006, meskipun hanya mengandung commit to user 23 gula dalam jumlah sedikit, molase dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil jamur tiram. Adapun media yang mendapat penambahan molase yang lebih banyak namun saat munculnya pin head lebih lambat, hal ini dikarenakan miselium jamur kurang mampu menyerap kandungan nutrisi yang terdapat pada molase serta proses pertumbuhan sebelumnya yang terhambat. Selain itu pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram putih juga dipengaruhi oleh kelembaban, suhu dan metode pemeliharaan yang dilakukan.

C. Jumlah Tubuh Buah Jamur pada Satu Rumpun

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

5 81 121

PENGARUH PENAMBAHAN AMPAS TEH PADA MEDIA TANAM TERHADAP PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

7 46 28

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN Pertumbuhan Dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Dengan Penambahan Limbah Batang Dan Tongkol Jagung.

0 3 14

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN Pertumbuhan Dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Dengan Penambahan Limbah Pertanian Jerami Padi Dan Batang Jagung.

0 1 15

PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN MOLASE DENGAN DOSIS YANG BERBEDA Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Tambahan Molase Dengan Dosis Yang Berbeda.

0 4 15

PENDAHULUAN Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Tambahan Molase Dengan Dosis Yang Berbeda.

0 2 4

PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN MOLASE DENGAN DOSIS YANG BERBEDA Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Tambahan Molase Dengan Dosis Yang Berbeda.

0 3 15

PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus PADA MEDIA SERBUK KAYU.

0 1 14

Pengaruh penambahan jerami padi pada media tanam terhadap produktivitas jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).

0 8 142

Pengaruh Penambahan Molase pada Media Tanam terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 83