Hipotesis Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Cara Kerja Penelitian

commit to user 11 Pada saat ini telah banyak dilakukan pemanfaatan molase sebagai pupuk dan campuran pakan ternak, akan tetapi bukan berarti bahwa molase yang di dalamnya terdapat kandungan zat organik dapat bebas dibuang ke lingkungan. Molase merupakan cairan kental seperti pasta yang berwarna cokelat gelap dan masih mengandung sejumlah bahan organik seperti gula, karbohidrat, asam organik, senyawa nitrogen sebagai protein dan unsur abu Ratningsih, 2008. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Putranti 2003, pemberian molase dan dedak berpengaruh terhadap saat munculnya miselium, panjang penyebaran miselium, saat munculnya badan buah dan jumlah badan buah. Penambahan molase 68 ccl dan 136 ccl mempunyai pengaruh yang lebih baik dari pada penambahan molase 204 ccl pada keseluruhan media. Selain itu, hasil komunikasi pribadi pada beberapa petani jamur yang telah menggunakan molase, mereka memperlakukan pada setiap 100 kg media ditambahkan molase sebanyak satu liter.

A. Hipotesis

Diduga penggunaan serbuk kayu sengon Albasia falcata sebagai macam media tanam dan pemberian molase dengan konsentrasi 10 mlbaglog dapat memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih. commit to user 12 III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari – Mei 2011 di Balai Jamur Sembung Wetan, Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo.

B. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih jamur tiram F 3 , serbuk gergaji kayu sengon, akasia dan glugu, bekatul, kapur atau dolomit, molase serta air bersih sebagai bahan untuk media tanam jamur atau baglog. Adapun bahan lain yang digunakan adalah spirtus dan bahan bakar. 2. Alat a. Kantong Plastik b. Kapas c. Karet gelang d. Tabung steamer e. Tungku f. Spatula g. Ember h. Hand sprayer i. Cincin pipa paralon j. Cangkul k. Kertas label l. Rak pemeliharaan m. Gelas ukur n. Thermohygrometer

C. Cara Kerja Penelitian

1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL yang disusun secara faktorial terdiri atas dua faktor perlakuan dengan 3 ulangan sebagai berikut : a. Faktor pertama yaitu macam serbuk gergaji kayu dengan 3 taraf macam, yaitu : S 1 : Serbuk gergaji kayu sengon Albasia falcata + bekatul + kapur 12 commit to user 13 S 2 : Serbuk gergaji kayu kelapaglugu Cocos nucifera + bekatul + kapur S 3 : Serbuk gergaji kayu akasia Acacia confusa + bekatul + kapur b. Faktor kedua yaitu konsentrasi molase dengan 5 taraf konsentrasi, yaitu: M 1 : Kontrol tanpa pemberian molase M 2 : Pemberian molase 5 mlbaglog M 3 : Pemberian molase 10 mlbaglog M 4 : Pemberian molase 15 mlbaglog M 5 : Pemberian molase 20 mlbaglog Sehingga diperoleh 15 kombinasi perlakuan, yaitu : S 1 M 1 : Serbuk gergaji kayu sengon tanpa pemberian molase S 1 M 2 : Serbuk gergaji kayu sengon dengan pemberian molase 5 mlbaglog S 1 M 3 : Serbuk gergaji kayu sengon dengan pemberian molase 10 mlbaglog S 1 M 4 : Serbuk gergaji kayu sengon dengan pemberian molase 15 mlbaglog S 1 M 5 : Serbuk gergaji kayu sengon dengan pemberian molase 20 ml baglog S 2 M 1 : Serbuk gergaji kayu glugu tanpa pemberian molase S 2 M 2 : Serbuk gergaji kayu glugu dengan pemberian molase 5 ml baglog S 2 M 3 : Serbuk gergaji kayu glugu dengan pemberian molase 10 ml baglog S 2 M 4 : Serbuk gergaji kayu glugu dengan pemberian molase 15 ml baglog S 2 M 5 : Serbuk gergaji kayu glugu dengan pemberian molase 20 ml baglog S 3 M 1 : Serbuk gergaji kayu akasia tanpa pemberian molase commit to user 14 S 3 M 2 : Serbuk gergaji kayu akasia dengan pemberian molase 5 ml baglog S 3 M 3 : Serbuk gergaji kayu akasia dengan pemberian molase 10 ml baglog S 3 M 4 : Serbuk gergaji kayu akasia dengan pemberian molase 15 ml baglog S 3 M 5 : Serbuk gergaji kayu akasia dengan pemberian molase 20 ml baglog Kemudian masing-masing kombinasi perlakuan diulang 3 kali. 2. Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Media Tanam baglog dan Pemberian Molase Media tanam yang digunakan sebagai media tumbuh jamur tiram adalah kombinasi dari serbuk gergaji kayu 80, bekatul 10-15, kapur 3, dan air secukupnya kandungan air sampai 40-60. Selain itu juga ditambahkan molase sesuai perlakuan masing-masing. Media yang telah tercampur dimasukkan ke dalam plastik polipropilen dan dipres agar media menjadi padat. Selanjutnya, pada bagian atas plastik leher kantong plastik dipasang ring atau cincin pipa paralon dan dipasang penutup baglog yang terbuat dari plastik steril agar air tidak masuk ke dalam kantong plastik pada saat pengukusan. b. Sterilisasi Sterilisasi adalah proses pengukusan baglog yang bertujuan untuk mematikan mikroba-mikroba yang terdapat dalam bahan media tanam. Proses sterilisasi dilakukan dengan cara mengukusnya di dalam tabung steamer. Prinsip kerja sterilisasi adalah memanfaatkan panas uap air pada suhu 95-120 C selama 4 jam. Selanjutnya, tabung steamer dibuka pelan-pelan dan baglog dikeluarkan serta didinginkan selama 24 jam di ruangan yang steril agar suhu media tanam dalam baglog kembali normal. commit to user 15 c. Inokulasi Inokulasi adalah kegiatan memasukkan benih jamur F 3 ke dalam baglog. Inokulasi dilakukan dengan cara menaburkan benih jamur langsung ke dalam baglog, dimana proses ini harus dilakukan dalam keadaan aseptik steril. d. Inkubasi Inkubasi atau pemeraman bertujuan agar benih yang telah diinokulasi segera ditumbuhi miselium. Benih jamur yang berhasil tumbuh ditandai dengan penyebaran miselium yang berwarna putih sampai menutupi minimal 75 bagian baglog. Suhu yang diperlukan dalam proses inkubasi jamur tiram putih adalah 25 o – 30 o C, dengan demikian maka suhu perlu dijaga agar tetap hangat, yaitu misalnya dengan cara menyelimuti baglog dengan karung goni. e. Pemeliharaan Pertumbuhan Jamur Tiram Baglog yang telah dipenuhi miselium dapat dibuka dengan cara menghilangkan kapas penutupnya untuk kemudian dilanjutkan dengan proses pembentukan tubuh buah jamur. Pada tahap ini perlu penyiraman untuk menjaga suhu dan kelembaban ruangan sampai kelembaban 80 – 90. Apabila kelembaban kurang dari 80 maka perlu dilakukan penyiraman atau pengkabutan pada daerah sekitar rak kumbung. Sebaliknya apabila kelembaban lebih dari 90 maka perlu adanya pembukaan ventilasi udara maupun jendela yang terdapat pada rumah kumbung dengan tujuan agar terjadi pertukaran udara sehingga dapat menurunkan kelembaban kumbung. Suhu untuk pertumbuhan tubuh buah jamur adalah 18 o – 20 o C, dengan demikian maka suhu juga perlu dijaga dengan cara memberikan alat pendingin pada ruangan, misalnya yaitu kipas angin, air conditioner dan lain sebagainya. f. Panen Jamur tiram dipanen saat pertumbuhan tubuh buah telah optimal. Masa pertumbuhan ini ditandai oleh ukuran dan bentuk tubuh yang optimal, dengan diameter tudung sekitar 3-15 cm. Bentuk tubuh yang commit to user 16 optimal yaitu tubuh buah jamur yang masih membentuk tiram. Panen dilakukan 3 – 4 hari terhitung sejak pembentukan pin head. Panen jamur tiram dilakukan secara manual dengan cara mencabut jamur dan akarnya. Akar jamur yang tidak tercabut akan membusuk dan mengganggu pertumbuhan calon jamur yang akan berkembang di sekitar pembusukan akar. Akar jamur yang tidak tercabut harus diambil paksa dengan cara dicukil memakai kuku tangan atau dijepit dan dicabut dengan penjepit khusus. 3. Variabel Penelitian a. Lama penyebaran miselium Diamati dan dicatat waktu yang dibutuhkan sejak munculnya miselium sampai pertumbuhan miselium optimum 100 baglog ditumbuhi miselium dengan dinyatakan dalam hari. b. Saat muncul pin head Diamati dan dicatat waktu yang dibutuhkan untuk pemunculan pin head setelah dilakukan pembukaan baglog pencabutan kapas penutup dengan dinyatakan dalam hari. c. Jumlah tubuh buah jamur pada satu rumpun Diamati, dihitung dan dicatat jumlah keseluruhan tubuh buah jamur dari panen I sampai panen V dengan dinyatakan dalam angka. d. Berat tubuh buah jamur Ditimbang, diamati dan dicatat berat basah keseluruhan jamur tiram setiap rumpunnya pada panen I sampai panen V dengan dinyatakan dalam satuan berat gram g. e. Interval Panen Diamati, dihitung dan dicatat masing-masing interval panen dimulai panen pertama hingga panen kelima dengan dinyatakan dalam hari. commit to user 17 4. Analisis Data Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam berdasarkan uji F taraf 1 dan 5 dan apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5. commit to user 18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Variabel pertumbuhan merupakan indikasi kemampuan tanaman dalam tumbuh dan berkembang baik secara vegetatif maupun generatif, serta kemampuan mendistribusikan sari-sari makanan ke bagian-bagian tubuh tanaman sehingga pertumbuhan optimal. Variabel pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini meliputi lama penyebaran miselium, saat munculnya pin head, jumlah tubuh buah pada satu rumpun panen I sampai panen V, berat segar tubuh buah jamur panen I sampai panen V, dan interval panen. Tabel 2. Hasil Analisis Ragam pada Berbagai Variabel Penelitian Variabel Penelitian Media Molase Interaksi 1. Lama penyebaran miselium 2. Saat munculnya pin head 3. Jumlah tubuh buah pada satu rumpun a. Panen I b. Panen II c. Panen III d. Panen IV e. Panen V f. Jumlah total tubuh buah jamur 4. Berat segar jamur a. Panen I b. Panen II c. Panen III d. Panen IV e. Panen V f. Berat segar total jamur 5. Interval Panen a. Panen I – II b. Panen II – III c. Panen III – IV d. Panen IV – V e. Total interval panen ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns Sumber : Hasil analisis Keterangan : = berpengaruh nyata = berpengaruh sangat nyata ns = tidak berpengaruh nyata Hasil analisis ragam menunjukkan terdapat interaksi pada variabel penelitian lama penyebaran miselium dan interval panen II – III. Perlakuan macam media memberikan pengaruh nyata pada variabel penelitian berat segar commit to user 19 jamur panen III V, dan interval panen II – III, serta memberikan pengaruh sangat nyata pada lama penyebaran miselium, saat munculnya pin head, jumlah tubuh buah jamur panen I III, jumlah total tubuh buah jamur, berat segar jamur panen I, berat segar total jamur, interval panen I – II, panen III – IV, panen IV – V, dan total interval panen. Sedangkan perlakuan pemberian molase menunjukkan pengaruh nyata pada variabel penelitian saat munculnya pin head, jumlah tubuh buah jamur panen I, dan interval panen I – II, serta memberikan pengaruh sangat nyata pada variabel penelitian jumlah tubuh buah jamur panen II – V, jumlah total tubuh buah jamur, berat segar jamur panen I – V, berat segar total jamur, serta interval panen II – III.

A. Lama Penyebaran Miselium

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

5 81 121

PENGARUH PENAMBAHAN AMPAS TEH PADA MEDIA TANAM TERHADAP PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

7 46 28

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN Pertumbuhan Dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Dengan Penambahan Limbah Batang Dan Tongkol Jagung.

0 3 14

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN Pertumbuhan Dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Dengan Penambahan Limbah Pertanian Jerami Padi Dan Batang Jagung.

0 1 15

PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN MOLASE DENGAN DOSIS YANG BERBEDA Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Tambahan Molase Dengan Dosis Yang Berbeda.

0 4 15

PENDAHULUAN Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Tambahan Molase Dengan Dosis Yang Berbeda.

0 2 4

PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN MOLASE DENGAN DOSIS YANG BERBEDA Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Tambahan Molase Dengan Dosis Yang Berbeda.

0 3 15

PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus PADA MEDIA SERBUK KAYU.

0 1 14

Pengaruh penambahan jerami padi pada media tanam terhadap produktivitas jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).

0 8 142

Pengaruh Penambahan Molase pada Media Tanam terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 83