IV. GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROKOK DI INDONESIA
4.1. Pengertian Industri Rokok
Industri merupakan suatu aktivitas ekonomi yang memanfaatkan peluang bisnis untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang. Analisis industri diarahkan
untuk meramalkan perilaku para pesaing, baik itu pemain lama maupun pemain baru. Analisis industri juga diarahkan untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan produk, penerapan teknologi baru, serta pengaruh pembangunan terhadap industri yang berhubungan Kuncoro, 2007.
Industri rokok merupakan kumpulan dari sentra-sentra produksi rokok. Industri ini dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu industri rokok kretek dan
industri rokok putih. Perbedaan kedua industri ini terletak pada jenis produk rokok yang ditawarkan
2
. Rokok kretek dan rokok putih merupakan dua produk yang sangat
berbeda. Kedua rokok ini dibedakan berdasarkan cara pembuatannya. Rokok kretek adalah rokok yang cara pembuatannya menggunakan tembakau rakyat,
cengkeh, saus dan bumbu rokok lainnya. Berdasarkan Gambar 4.1., tanaman tembakau pada awalnya terdiri dari batang, daun, dan bunga. Setelah tanaman
berumur, daun secara bertahap dipetik mulai dari bawah, tengah, hingga atas. Proses ini memerlukan ketelitian yang cukup tinggi, baik dari segi aroma, rasa,
maupun ciri-ciri fisiknya. Daun tembakau yang sudah kering, kemudian diolah dalam proses yang cukup panjang. Proses tersebut dimulai dari pemisahan daun
2
Darmawan. 2000. “Industri Rokok, Antara Kesehatan, Lapangan Kerja, dan Pemasukan Negara”. http:www.kompas.com. [27 Februari 2004].
dari batang-batangnya, pembersihan terhadap benda-benda asing, perajangan, serta pengemasan untuk disimpan dalam gudang dengan suhu dan kelembaban
tertentu. Selanjutnya daun tembakau diproses menjadi produk rokok kretek. Komposisi lain dari rokok kretek adalah cengkeh, saus, serta bumbu rokok
lainnya. Cengkeh Eugenia caryophyllus merupakan satu bahan baku utama yang membedakan antara rokok kretek dengan rokok putih. Cengkeh dengan kualitas
tinggi harus melalui proses pembersihan, perajangan, dan pengeringan terlebih dahulu sebelum disimpan dalam tempat penyimpanan khusus. Bahan lain yang
juga berpengaruh terhadap rasa rokok adalah filter dan kertas sigaret ambri. Bahan filter ini cukup sulit didapat, sehingga masih harus diimpor
3
. Adapun bahan baku utama rokok putih adalah Tembakau Virginia.
Kebutuhan tembakau jenis ini masih terkendala oleh suplai impor. Volume impor dalam lima tahun terakhir berkembang relatif kecil, namun masih lebih besar
dibandingkan dengan volume ekspornya. Rata-rata impornya mencapai volume sebesar 42,95 ton per tahun
4
. Mengacu pada permasalahan ini, Badan Urusan Tembakau kemudian membiayai penyelenggaraan kebun-kebun yang
menghasilkan benih tembakau pilihan untuk disebarkan ke seluruh petani tembakau di Indonesia. Biaya tersebut diusahakan hingga mencapai 15 Ha per
kebunnya. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produksi Tembakau Virginia yang berkualitas untuk keperluan dalam industri rokok putih.
3
PT. Gudang Garam Tbk. 2002. “Bahan Baku dan Proses Pembuatan Rokok Kretek”. http:www.gudanggaramtbk.com. [ 5 Mei 2011].
4
Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1955. Tentang Pemungutan Sumbangan Dari Pabrikan-Pabrikan Rokok bagiBadan Urusan Tembakau.
Hal lain yang membedakan antara rokok kretek dengan rokok putih adalah pada penambahan bahan lain berupa cengkeh. Pada pembuatan rokok putih,
prosesnya tidak melibatkan penambahan bahan baku cengkeh, seperti yang terjadi pada pembuatan rokok kretek. Secara singkat, pohon industri tanaman
tembakau dapat digambarkan sebagai berikut:
Batang Bunga Biji
Kayu Bakar Benih Tembakau
Daun Basah Tembakau
Rajangan Tembakau
Kering tanpa Tulang Daun
Tembakau Kering
dengan Tulang Daun
Tembakau Blended
Cerutu Pucuk Daun
Badan Daun Tangkal Daun
Rokok Rokok
Putih Rokok
Kretek Tembakau
Sumber : Roadmap Industri Pengolahan Tembakau 2009
Gambar 4.1. Pohon Industri Berbasis Tembakau
4.2. Perkembangan Industri Rokok di Indonesia