Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku pasar digunakan untuk menentukan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan. Strategi pasar jenis ini dilakukan oleh pelaku pasar beserta pesaing-pesaingnya. Masing-masing tindakan yang dijalankan oleh perusahaan dalam industri memiliki ciri khas tersendiri sebagai langkah untuk melakukan penetrasi pasar Teguh, 2006. Perilaku setiap perusahaan akan sulit diperkirakan untuk kondisi pasar oligopoli. Tindakan yang dilakukan seringkali harus mengantisipasi tindakan dari pesaing-pesaing terdekat.

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian dengan pendekatan Struktur, Perilaku dan Kinerja SCP, telah banyak diterapkan di berbagai industri seperti industri minuman ringan Sunengcih, 2009, industri pertambangan non-migas Fathan, 2010, serta industri pengolahan dan pengawetan daging Panaadhy, 2010. Mengacu pada konteks yang sama, penelitian ini juga menggunakan SCP sebagai alat analisisnya. Penelitian ini diarahkan untuk menganalisis struktur, perilaku, dan kinerja industri rokok dengan acuan dari penelitian-penelitian sebelumnya tentang SCP industri rokok. Sumarno dan Kuncoro 2002, menganalisis hubungan antara struktur dan kinerja industri rokok kretek di Indonesia periode 1996-1999. Penelitian ini menggunakan indikator CR4 dan jumlah perusahaan sebagai ukuran dari struktur, sedangkan keuntungan sebagai indikator dari kinerja. Hasil analisis yang didapat yaitu, keuntungan tiap perusahaan mempunyai korelasi yang positif dengan indikator turunnya nilai CR4. Sedangkan keuntungan tiap perusahaan mempunyai korelasi yang negatif terhadap jumlah perusahaan. Keuntungan per output industri rokok kretek di Indonesia secara total pada tahun 1999 mengalami kenaikan sebesar 4,1 persen bila dibandingkan dengan keuntungan per output pada tahun 1996. Keuntungan per output yang meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah perusahaan inilah yang menyebabkan keuntungan tiap perusahaan menurun. Muslim dan Wardhani 2008, menganalisis tentang hubungan struktur dan kinerja industri rokok kretek dengan menggunakan tiga variabel. Variabel tersebut terdiri dari CR4 dan MES Minimum Efficiency of Scale sebagai indikator struktur, sedangkan PCM Price Cost Margin sebagai indikator kinerja. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu variabel CR4 signifikan positif terhadap PCM. Konsentrasi yang meningkat akan mempengaruhi peningkatan PCM atau sebaliknya. Hasil lainnya yaitu, variabel MES signifikan negatif terhadap PCM. Semakin tinggi hambatan masuk pasar maka semakin menurun nilai PCM, atau sebaliknya. MES bernilai signifikan negatif karena pada industri rokok kretek, orientasinya lebih mengacu pada produk efisiensi. Produk efisiensi diukur berdasarkan peningkatan produktivitas tenaga kerja dalam menghasilkan rokok kretek. Hal ini dilakukan karena industri rokok kretek lebih bersifat padat karya dibandingkan dengan orientasinya terhadap teknologi. Adapun perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada kelengkapan aspek yang menjadi dasar analisisnya. Penelitian sebelumnya Sumarno dan Kuncoro, 2002 dan Muslim dan Wardhani, 2008 hanya menganalisis hubungan antara struktur dan kinerja dari industri rokok kretek. Struktur industri rokok berdasarkan penelitian sebelumnya mengarah pada tingkat oligopoli ketat. Hal tersebut wajar, mengingat peningkatan jumlah perusahaan tidak terlalu besar, pada tahun-tahun sebelumnya yaitu 1996-1999, dan 2001-2005. Penelitian ini akan menganalisis tidak hanya terkait SCP pada industri rokok kretek, namun juga pada industri rokok putih. Tahun analisis yang digunakan dimulai dari tahun 1991 hingga tahun 2008. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari penelitian sebelumnya, mengingat setelah tahun 2005, banyak perusahaan baru yang masuk dalam industri. Kondisi ini kemudian memunculkan suatu indikasi baru tentang adanya perubahan tingkat konsentrasi dari industri itu sendiri. Perubahan tersebut diduga akan berpengaruh terhadap kinerja industri. Pembahasan dalam penelitian ini juga akan dilengkapi dengan satu analisis tambahan yang tidak didapatkan dalam penelitian sebelumnya. Analisis tersebut berupa analisis perilaku dari masing-masing industri. Analisis perilaku ini muncul setelah analisis struktur dan kinerja industri tersebut diketahui.

2.4. Kerangka Pemikiran